3. Ceritanya Gitu

1100 Words
"Gaperlu dikejar, gaperlu diambil. Princess tugasnya duduk manis, kalo ngejar nanti sepatu kacanya rusak." Ra• ***** Cipa memiringkan kepalanya melihat 4 orang remaja dan balita serta satu orang dewasa yang duduk didepannya. "Syifa, kenalkan. Itu Della, Derra, Arga, dan yang terakhir Io. Arga anak pertama dan twins lalu Io." Bara mengenalkan anaknya yang dibalas anggukan saja oleh Cipa. Ia melihat Derra yang menatapnya sinis sedangkan Arga datar, Della dan Io malah tersenyum-senyum sendiri melihat Cipa. "Salam kenal semua," ucap Cipa Kaku. Cipa berani bersumpah bahwa ia lebih baik menulis 3 novel dalam sebulan dari pada harus berada diposisi sekarang. Ia merasa terintimidasi oleh tatapan dua bocah yang baru dikenalnya, Derra dan Arga. "Mom." Io dengan semangat berjalan kearah Cipa dan langsung duduk dipangkuan nya, sedangkan Arga dan Derra menatapnya tak suka. "Dad tinggal dulu," ucap Bara lalu beranjak pergi. "Maaf jika membuat kalian tak nyaman," ungkap Cipa setelah kepergian Bara, ia menatap Arga dan Derra dengan pandangan tak nyaman. Arga diam tak merespon ucapan Cipa sedangkan Derra kini mulai menghela napas lelah. "Apa yang membuat mu kemari, Nona?" Cipa mengernyitkan alisnya bingung, ia sendiri juga tidak tahu apa yang akan ia lakukan disini. "Io inta," ucap Io membuat Derra bingung. "Ini Mom Ipa, mom Io. Mom Ipa baiiikkk banet ama Io, Mom Ipa uga antik," ucap Io membuat Derra tersenyum. Ia yakin bahwa Cipa adalah orang baik-baik. Karena pilihan Io adalah pilihan semua orang, ia adalah titik tumpu keluarga Ferdiansyah. "Maaf jika saya lancang karena Io mema--" Ucapan Cipa terhenti saat ia merasa ponsel yang berada disaku tas nya berbunyi. "Maaf," ucap Cipa lalu mendudukkan Io di sofa dan ia berjalan menjauh dari keramaian. "Hallo, assalamualaikum," salam Cipa saat sambungan telfon terhubung. "Waalaikumsalam. Mohon maaf, saya Irene dari pihak seminar ingin memberitahu bahwa nanti akan ada sekitar 500 orang lebih yang akan datang, kemungkinan acaranya dari jam 8 sampai jam 3 sore, apakah tidak keberatan?" Cipa tersenyum mendengar konfirmasi dari pihak seminar yang akan ia datangi besok lusa. Ia memang biasa mengisi acara seminar dari online hingga offline ia hadiri. "Iya mbak gak apa-apa, tapi mohon maaf nanti mungkin saya telat sekitar 20 menit ya, karena harus menitipkan kucing saya dan datang ke kampus dulu," balas Cipa mengingat besok lusa ia harus mengumpulkan makalah dari dosen galaknya. "Oh gak apa-apa, Mbak. Untuk kucingnya bisa diajak kok, kita kan seminar nya juga di tempat umum dan pasti mbak bisa suntuk." Cipa tertawa ringan saat mendengar jawaban dari seberang, biasanya ia tak diperbolehkan untuk membawa si Koko yang kebiasaan nya selalu jahil. "Baik, Mbak. Terima kasih konfirmasi nya ya, assalamualaikum," ucap Cipa menutup panggilan setelah mendapat balasan salam lalu kembali ke sofa dimana sekarang hanya tinggal Io, Derra dan Della yang tengah asik menyusun lego. "Lho? Bang Arga kemana?" tanya Cipa saat tidak mendapati Arga diruang tamu. Mendengar suara kebingungan Cipa, dengan kompak Derra dan Della mendongak sedangkan Io langsung berlari memeluk kaki Cipa. "Ke kamar," jawab Della dan Derra berbarengan. Cipa mengangguk lalu mengangkat Io ke gendongannya, ia berjalan menghampiri si kembar yang kembali menyusun lego. "Udah sore, mandi yuk!" ajak Cipa saat melihat jam yang berada dipergelangan tangannya. "Masih mau main, Kak," jawab Della yang terus menyusun lego yang sebentar lagi menjadi sebuah robot besar. "Mandi ya udah sore, kakak pinjem mukena ya, udah masuk waktu azhar soalnya. Mainnya nanti abis maghrib, sekarang bersih-bersih, keburu malam." Cipa berucap lembut sambil membereskan mainan Io yang sudah selesai digunakan. "Kak Cipa nanti kalo ketemu sama Bi Ana bilang ya, aku mau dimasakin balado telor sama nugget," kata Della lalu menyingkirkan lego yang hampir jadi ke atas laci dekat ruang keluarga dan mengajak kembarannya untuk segera beres-beres. "Nah, kakak udah mau mandi sekarang anak tampan mandi ya," ucap Cipa berjalan menuju kamar Io dengan dipandu oleh sang pemilik kamar. Tanpa sadar, dari kejauhan ada 2 pasang mata yang sedari tadi menatap interaksi mereka dengan wajah yang sulit diartikan. "Bagaimana?" "Sikat!" ***** "Mom, nama pus tadi capa?" "Koko." "Napa namana cama ayak ataknya Lula." "Emang namanya kakaknya Lula siapa?" Kini, Cipa dan Io baru selesai mandi dan sedang menunggu Derra dan Della yang katanya akan datang ke kamar Io. "Namana Alula capah gitu, tak tau lupa," balas Io mengerutkan keningnya sambil berpikir keras. "Arora Putri Ariansyah." Suara bariton itu datang dari arah pintu, disana tampah berdiri Bara dengan ponsel ditangan kanannya dan tablet ditangan kirinya. "Eh? Kenapa, Mas?" "Ini tadi ponselmu bunyi ada telfon, karena bunyi terus tadi diangkat sama Arga yang kebetulan lewat." Cipa menerima ponsel miliknya dan melihat siapa yang tadi menelfon. "Owalah. Ini temen kerja." Cipa meletakkan ponselnya diatas meja dan berjalan kearah kamar mandi saat melihat Della datang memberikan ikat rambut. "Kalian malam ini mau makan apa? Cipa yang masak," ucap Cipa setelah selesai mengikat rambutnya. "Gausah ada maid," balas Bara membuat Cipa mencebik kan bibirnya. "Bagaimana kalo kita masak bersama?" usul Derra yang langsung disetujui semua kecuali Bara tentunya. Melihat wajah masam milik Bara, Cipa lantas tersenyum manis dan mengajak Io dan twins turun menuju dapur. Sesampainya di dapur, ia melihat Arga yang duduk di kursi pantry. "Arga mau dimasakin apa, Sayang?" tanya Cipa mengelus rambut Arga lembut, Arga yang diperlakukan seperti itu sontak membeku, Cipa tersenyum manis melihat tingkah Arga yang sepertinya salting. "Apa hmm?" tanya Cipa lembut. "Ayam goreng sambal kecap," jawab Arga yang dianggukki oleh Cipa. "Bi, saya izin menyewa dapurnya ya, bibi semua bisa istirahat," ucap Cipa pada beberapa maid yang berada dida6pur. "Eh? Gaperlu, Non. Nanti tuan muda marah ja--" "Bibi gausah khawatir, urusan mas Bara biar tuhan yang atur, sekarang bibi istirahat, makan makan malam, bobo cantik biar besok semangat," ucap Cipa yang membuat mau tak mau para maid yang bertugas masak pamit undur diri, apalagi saat melihat ada tuan muda yang ikut duduk mengawasi mereka. "Oke. Sayang-sayang ku ayo kita masak bersama." Dengan telaten Cipa mengeluarkan bahan yang akan dimasak dimeja pantry yang mereka duduki. "Daddy bagian motong ayam, twins motong sayur, Arga ikut kakak buat bumbu dan Io bagian bos nya." ucap Cipa membagi tugas seraya membagikan bayan yang akan mereka kerjakan kecuali Io yang ia beri segelas s**u. "Kita masak balado telur, ayam goreng, capcay dan sambal kecap. Semangat!" Cipa berseru senang diikuti twins dan Io yang paling heboh, sedangkan Bara dan Arga hanya tersenyum simpul. "Bara ambil telor lalu di rebus ya, setelah itu kakak minta tolong ambilkan cobek, kita buat sambal balado nya dan bumbu ayam," ucap Cipa yang dituruti Arga dengan sigap, kini mereka berkerja sama dengan celotehan Io, ia selalu mengomentari apa yang daddy nya lakukan pada ayam yang tengah ia potong setelah dibersihkan dan mengomentari Arga yang kadang salah bumbu saat diminta Cipa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD