Part 2 Ardi Masuk Perangkap

839 Words
Segera ku telepon Ibu dikampung.   "Bu, aku hamil," kataku membuka obrolan di telepon. "Ya ampun, Nana, kok bisa sih, kamu itu kebobolan lagi kayak gini. Dua kali bikin malu Ibu dan Bapak," "Ya, mau gimana lagi Bu, ini sudah empat bulan kayaknya usianya. Maaf ya Bu," "Empat bulan??. Semberono banget kamu itu. Trus, gimana?? Siapa lagi Bapaknya??" Tanya Ibu dengan emosi sepertinya. "Ya aku mau minta tanggung jawab dia nikahin aku lah, Bu. Mangkanya aku telepon Ibu, supaya Ibu dan Bapak, pergi ke rumah orang tuanya, minta dia nikahin aku gitu. Rumahnya di kampung Wonomerto, yang dekat alun alun itu Bu, anaknya Pak Anwari, Ardi namanya," "Ohh, orang dekat sini lagi toh. Ya, besok pagi, Ibu tak kesana sama Bapakmu. Sudah lama ta kamu kenal dia??" "Sudah enam bulan, aku pacaran sama dia,Bu. Cepetan kesana ya Bu, minta dia cepat nikahin aku. Nanti aku transfer uang buat Ibu dua juta. Udahan dulu ya Bu, aku mau tidur, capek," kataku yang langsung menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari Ibu. Benar perkiraanku, Ibu tidak begitu kaget dan tak marah, ah enak banget punya orang tua yang pengertian kayak gini. Yang penting uang bulanan lancar aja, Ibu uda gak ngomel. ekarang waktunya bobok manis dulu, tinggal besok pagi nunggu kabar baik dari Ibu. "Sabar ya nak, kamu akan segera mempunyai Bapak, hahaha" kataku jahat sembari mengelus perutku yang sudah sedikit membuncit.   ***** Pukul delapan pagi, aku bangun. Masih males bangun sih sebenarnya, tapi alarm alam memaksaku untuk bangun. Langsung aku mandi dan berdandan, siap siap untuk berangkat kerja jam sembilan nanti. Setelah selesai aku pun berangkat menaiki motor matic merah kesayanganku. Sesampainya di tempat kerja, aku langsung berganti baju seragam seksi dan siap siap kerja. Saat aku duduk duduk cantik bersama rekan rekan untuk menunggu pelanggan ganteng yang datang, tiba tiba handphone ku berbunyi. Teryata Ibu yang telepon. "Ibu dan Bapak tadi pagi pagi sekali sudah dari rumah Ardi. Eh Ardi nya nggak ada, belum pulang, masih kerja katanya, langsung saja kami ngomong ke orang tuanya. Awalnya mereka menolak, dan tak percaya itu perbuatan Ardi. Tapi kami terus mengancam mereka, kalau Ardi tidak segera menikahimu, kami akan melaporkannya ke polisi. Akhirnya,   kata sang Ibu, mereka akan membicarakan dengan Ardi, hari ini Ardi akan diminta pulang langsung kerumah, lalu mereka nanyi malam akan kerumah kita memberi keputusannya. Kamu tidak khawatir, pasti Ardi bakal menikahimu, nggak mungkinlah Bapaknya yang pensiunan guru, mau anaknya masuk penjara, hahahaha," kata Ibu panjang dari seberang sana. "Aduh memang terbaik deh Bapak dan Ibu ini. Bentar lagi aku transfer ya Bu uangya. Dah Ibukk," kataku sambil menutup telepon lagi, seperti biasa tanpa menunggu jawaban Ibu. Yes, yes, yes, semua berjalan mulus sesuai rencana, tinggal nunggu kabar baik nanti malem. Saking senangnya aku sampai joget joget, hahaha. "Kumat kamu Na?" Tanya Tania, teman seprofesiku sambil tertawa, yang disambut tawa teman lainnya melihaat tingkahku. "Nih ya aku bakal cerita in sesuatu yang seru sama kalian, siang ini aku traktir deh pesen makanan online," kataku. "Dih uangnya banyak nih, yang kemaren baru di bo***ng om om," kata Selfi. "Jelas dong, Nana gituloh," kataku jumawa. Kemudian akupun memceritakan tentang kehamilanku dan rencana pernikahanku pada mereka. Mereka pun menanggapinya luar biasa, aku hebat katanya. Di lingkungan kerjaku ini, kalau ada yang hamil di luar nikah, sudah bisa, sebagian dari mereka malah sudah pernah aborsi. Kalau aku sih, tidak pernah ada keinginan untuk aborsi, mendingan cari Bapak buat si jabang bayi dan menikah, hahaha. Hari ini terasa singkat banget, karena hatiku sangat tenang tentunya, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, waktunya tempat spa ku tutup. Hari ini, aku cuma dapat tiga pelanggan spa plus plus tanpa BO, lumayan lah uang tips yang diberikan total satu juta hari ini. Akupun kembali ke kost dengan riang gembira.   **** Sesampainya di kost, aku pun segera membersihkan diri, dan siap bobok cantik. Sebelumnya aku mau telepon Ibu dulu, ku pencet nomer cantik Ibu. "Gimana Bu, tadi jadi datang orang tuanya?" Tanyaku membuka obrolan di udara. "Yo jadi lah, besok pagi kamu pulang ya. Besok pagi keluarga Ardi langsung mau melamar kamu, kemudian kata Bapaknya, dua minggu lagi pernikahan dilangsungkan, takut keburu besar perutmu, tambah malu mereka," "Wih hebat bagus banget kalau gitu Bu, besok pagi aku langsung pulang. Tapi cuman nikah siri aja kah Bu, kayak yang sama Angga dulu?"   "Nggak lah, nikah sah dong, Bapakmu nggak mau kamu di nikah siri. Ibu sebenarnya kasihan lihat Ibunya Ardi nangis terus mereka disini, kelihatan orang baik banget Ibunya. Tapi ah masa bodoh yang penting jabang bayi itu ada Bapaknya. Ya sudah besok kamu jam sembilan sudah harus sampai rumah, jam satu siang   keluarga Ardi nyampek disini katanya, jangan lupa bawa uang ya buat beli kue dan suguhaan,"Kata Ibu yang langsung mematikan telepon. Yes yes yes perfect, gumamku senang.Sekarang waktunya bobok cantik lagi, besok subuh aku harus pulang ke rumah yang perjalannya selama tiga jam dari sini.Tak lupa hari ini, aku telepon bos ku mengabarkan kalau besok aku meminta waktu libur satu hari. Ardi, kamu masuk perangkap ku kan, ini konsekuensi karena kamu sudah sering menikmati tubuhku secara gratisan, hahaha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD