Part 4 Lamaran

447 Words
Pagi ini kurasa sangat bahagia, bergegas aku menaiki Bus Antar kota ini. Perjalanan terasa sangat cepat dan menyenangkan. Tepat pukul sembilan pagi, aku sampai di terminal, sudah ada adikku yang menunggu. Kebetulan hari ini minggu jadi dia libur. Adikku, Nina baru kelas satu Sekolah Menengah Atas. Dari terminal kerumahku jaraknya sangat dekat cuma sekitar sepuluh menit. Setelah sampai di rumah, aku langsung mengajak Ibu berbelanja ke kue kue buat suguhan dan bingkisan tamu nanti Aku berbelanja berbagai macam kue di toko kue yang paling terkenal di kotaku, sedangkan untuk hidangan makanan sudah dipersiapkanoleh Ibu. Tak lupa aku mampir di toko baju. Membeli sepasang sarimbit buat Bapak dan Ibu, baju setelan untuk adikku. Dan untukku, satu stel kebaya pink dengan rok nya. Tepat jam dua, rombongan keluarga Ardi pun datang, dengan dua mobil. Sementara segala persiapan kami sudah beres dari jam 12. Eh, tapi kok Ardi tak ada ya, ih gimana sih dia ini, pikirku. Saat sungkem dengan Ibunya Ardi, dia berkata kalau Ardi nggak bisa ikut hadir karena ada pekerjaan penting gitu. Ohh aku tau sekarang, pasti Ardi belum bisa menerima ini semua. Tapi masa bodoh banget dia mau datang apa tidak, yang penting acara lamaran ini berjalan lancar dan dua minggu lagi aku bakal menikah denganya. Berbagai macam seserahan dan peningset pun di bawa mereka, senang sekali hatiku, karena dulu sewaktu aku menikah siri yang pertama tanpa ada prosesi lamaran seperti ini. Acara pun kemudian segera di mulai, dan saat tukar cincin, Ibunyalah yang memakaikan cincin, karena Ardi tak datang. Tinggal satu langkah lagi deh, pikirku. Pukul empat acara pun selesai, dan mereka pamit pulang. Aku pun berencana akan langsung berangkat kerja ke Semarang lagi nanti habis magrib. Tapi sebelumnya aku akan buat pas foto dulu untuk keperluan surat nikah. Berselang satu jam, Bapak dan Ibu Ardi datang lagi menaiki motor. Saat itu juga Bapaknya langsung masuk dan kelihatan emosi. Mereka kecewa dengan status ku yang ternyata, seorang janda beranak satu, mengapa tak bilang dari kemaren katanya. Setelah perbincangan alot, tentu saja mereka akhirnya tetap mengalah, dan akan meneruskan pernikahan kami. Setelah Bapakku juga marah dan akan melaporkan Ardi ke polisi kalau sampai ini semua batal. Wkwkwk seperti makan buah simalakama kan kalian, ucap ku di hati. Pokoknya apa yang Nana inginkan, harus tercapai dong. Akhirnya mereka pun pamit pulang, dengan membawa berbagai keperluanuntuk mengurus surat nikah. Aku pun beristirahat sebentar dan pukul enam sore aku berangkat menuju Semarang. Masa kerja ku tinggal dua minggu lagi, jadi aku harus menggunakan waktu sebaik mungkin. Mengantongi uang sebanyak banyak untuk tabunganku nanti, kalau untuk biaya pernikahan sih aku tak pernah memikirkannya, karena semua di tanggung keluarga Ardi. Siap siap open BO sebanyak banyaknya deh selama dua minggu kedepan..hehehe 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD