Bab 1
Hari yang di lalui Naira Amelia zaitun seperti layaknya santriwati pada umumnya. Suka duka pasti iya lewati, tangisan karena rindu akan rumah sudah pasti terjadi. Akan tetapi, iya melalui semua itu dengan ridha dan ikhlas, niat karena mencari keridhaan dari Allah subhanahu wa ta'ala yang membuat hatinya tenang.
Perawakan yang tinggi, kulit yang putih dan otak yang dikaruniai cerdas. Membuatnya menjadi sosok yang dikejar-kejar. Pribadinya yang tenang, dan senyum yang lembut membuat siapapun akan jatuh hati padanya. Akan tetapi matanya yang teduh itu, selalu memandang lembut ke arah ustadz.
Tak ada yang tahu tentang perasaannya, termasuk kawan dekatnya sekalipun. Ia menyimpan rapat-rapat perasaan itu, hanya orang yang benar-benar bisa melihat bahwa dia benar-benar mendapatkan sosok itu.
Ustadz Muhammad Farhan Al Habsyi, sosok yang menjadi tujuan mata teduh itu. Akan tetapi, ia merasa ketidakpantasan akan dirinya untuk menjadi pendamping dari seorang kalangan habaib. Iya takkan sanggup dengan semua itu, ia hanya mampu melihat dari jauh. Tatapannya dengan malu-malu dan pipi merona, menambah kesan tapi bagi siapapun yang melihatnya.
Nayla berjalan menuju kelasnya, tangannya pun turut memeluk kitab yang akan ia pelajari di kelas nanti. Sesekali kawan-kawannya akan menyapanya, dan senyum manis terukir di bibir tipisnya.
"Hari ini kita belajar kitab nahwu kan? Tanya Aisyah
"Seperti itulah, kenapa? Kau gugup ya? Ucap kawannya dengan lantang.
"Stttt jadi perempuan itu enggak boleh teriak-teriak apa lagi di ruang yang ramai, nanti jadi pusat perhatian santi putra loh." Ucap Naira yang refleks menggenggam tangan Aisyah.
"Heheheh, i'm sorry guys."ucapan Aisyah dengan malu-malu