Tiga bulan kemudian. "Aku mencium bau parfum wanita," ucapnya lantas mengendus-endus kemeja Farrel dalam genggamannya. Farrel hanya geleng-geleng sambil membuka kaus dalamnya. Kemudian lelaki itu berjalan menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti karena dihalangi perempuan yang berkacak pinggang di depannya. "Siapa lagi yang datang ke kantormu?" tanyanya galak. Tapi Farrel hanya membalasnya dengan menyentil hidungnya lalu berjalan masuk ke kamar mandi. Fara berdesis. Dengan kesal ia melempar kemeja Farrel ke keranjang pakaian kotor di sudut kamar. Ia menunggu Farrel yang sedang mandi itu dengan duduk di atas ranjang. Satu kakinya menindih kaki yang lain. Keningnya berkerut-kerut memikirkan banyak dugaan. Indera penciumannya terlalu sensitif sebulan ini. Entah mengapa, ia pun tak tahu.

