Accident

1021 Words
Jenny yang sedang duduk di meja belajarnya berjalan menuju ponselnya yang berbunyi, dia tersenyum saat mendapati nama Nathan tertera pada layar ponselnya. "Hi Nat, what is new about you?" Jenny tampak bahagia mengangkat panggilan telepon dari Nathan. Sudah hampir empat bulan Nathan berada di Indonesia "More famous, handsome and most wanted" dengan bangga Nathan menceritakan tentang dirinya. Nathan sangat kaku apabila menghadapi lingkungan baru dan menjadi manusia yang dingin bila baru mengenal orang. Dia pun sulit dekat dengan orang baru.Tapi akan berubah 180 derajat apabila sudah dekat dengannya. Nathan akan menjadi sangat ramah dan humoris seperti dirinya dan Jenny saat ini. Hal itu yang membuat Jenny sempat khawatir Nathan tidak akan mendapatkan teman di Indonesia. "No evidence, HOAX" Jenny tampak menyangsikan apa yang Nathan katakan "Kamu tau hampir seluruh gadis dikelasku menyukaiku dan hari ini ada seseorang yang menyatakan cinta padaku" ucap Nathan bangga. Sebenarnya Jenny tidak menyangsikan hal itu, karena Nathan sebenarnya tampan namun di Australia banyak yang lebih tampan darinya. Sedangkan jika di Indonesia wajah kebule-bulean Nathan pasti sangat diminati oleh warga local. "Itu sih biasa aja, tidak lebih dari aku" Ucap Jenny yang bicara kenyataan bahwa memang dirinya dari dulu menjadi primadona disekolahnya dan sudah banyak yang menyatakan cinta "Sombongnya..." ucap Nathan diujung telepon Merekapun berbincang-bincang sampai Jenny mendengar bunyi yang berasal dari lantai bawah. PRAAANGGG.... Jenny segera bangkit dari tempat tidurnya.  "Nath aku harus kebawah, nanti aku telepon lagi ya. Bye" Jenny segera mematikan sambungan telepon dan bangkit menuju lantai bawah. Jenny keluar kamar saat melihat sosok laki-laki paruh baya sedang bertengkar dengan Mommynya. Matanya sempat bersitatap dengan mata pria itu. Kemudian laki-laki itu tersenyum licik padanya. Saat menuruni tangga "No honey, come back to your room and lock the door" ucap mommynya.  Jenny menuruti kata-kata ibunya dan kembali ke kamar sesuai instruksi sang ibu Kau bisa melakukan itu padaku tapi tidak pada putriku Tapi dia juga…ahhhh….beraninya kau memukulku Semakin lama yang terdengar adalah bunyi barang-barang pecah dan teriakan-teriakan dari kedua orang tersebut. Jenny kemudian menelpon polisi saat mendengar mommynya berteriak kesakitan. Saat sirine polisi terdengar, Jenny membuka kamarnya dan segera turun kebawah untuk melihat kondisi ibunya. Ibunya tampak mengenaskan dengan luka memar diwajah dan tangannya. Polisi mengamankan lelaki itu, namun netranya masih sempat bertemu dengan Jenny. Kembali pria itu tersenyum seakan ada pikiran licik dan jahat yang akan dia lakukan. Seakan pria itu berkata 'kita akan bertemu lagi'. Jenny segera mengalihkan pandangannya dari lelaki itu. Jenny segera menghampiri ibunya, namun ibunya meringis saat Jenny memegang tangannya karena bagian yang dia sentuh adalah luka dalam yang tak terlihat. "Are you Jenny?" tanya polisi wanita itu, Jenny pun menganggukkan kepalanya "you are a brave girl, now we have to bring your mom to hospital. She is good, don't worry" polisi itu berkata sehalus mungkin agar Jenny tidak ketakutan. Tidak ingin juga anak itu trauma atas apa yang dilihatnya. Jenny mau tidak mau bersama polisi itu menuju Rumah Sakit karena Jenny tidak memiliki kerabat. Jenny terus menemani mommynya, memegang erat tangannya. Dia takut tangan itu lepas dari genggamannya. ------------ Sudah tiga bulan kejadian sadis itu berlalu, mommynya mengatakan itu adalah rekan bisnis ibunya yang kalah tender. Jenny pun lega mommynya sudah sehat kembali dan beraktifitas seperti biasa. Jenny sudah menceritakan kejadian itu pada Nathan. Ponsel Jenny berbunyi, telepon dari sahabat yang dia rindukan. Jenny segera menggeser tombol hijau. "Hei...hei...hei yang lagi berbunga-bunga masih sempet-sempetnya nelpon aku" ya Nathan bercerita bahwa gadis yang menjadi incarannya sudah menerimanya menjadi kekasih. Namanya Lytha Maheswari. "By the way congratulations for our graduation, wuuhuuuuu....Now we are real an adult" Ucap Nathan dengan gembira. "yeeeaaaay, apakah ada hadiah untukku?" tanya Jenny "maaf belum terpikirkan" jawab Nathan  "Tapi pasti kamu udah siapin hal yang special dong for your girlfriend" ucap Jenny yakin "Pastinya, aku sudah siapin makan malam romantis di Apartmentku......" Nathan menceritakan dengan detail rencananya pada Jenny. "Good luck then, jangan malu-maluin aku sebagai mentor kamu" ucap Jenny padahal dia tidak ada pengalaman dalam percintaan. Hanya bermodal pengalaman saat para lelaki mengadakan event pernyataan cinta mereka pada dirinya. Tak ada rasa kecewa sedikitpun dalam benak Jenny karna Nathan tidak mengingat hadiah untuknya. Jenny sadar saat ini dunia Nathan sedang berpusat pada Lytha Maheswari. Dia sedang kasmaran. ----------- "Mom...be careful" ucap Jenny ketika mamanya keluar dengan terburu-buru "you wanna go somewhere?" "Yes honey, lock the door ok. Don't let stranger in" Jenny mengantar mommynya sampai ke pintu, namun saat mommynya sudah masuk ke mobil dia keluar lagi untuk memeluk Jenny dan mencium keningnya "I love you darling" ucap mamanya "Me too, be careful" jawab jenny lalu sang ibu memasuki mobilnya. Jenny masuk ke dalam rumahnya saat mobil sang ibu sudah tak tampak lagi. ---------------- Jenny bangun dari tidurnya saat petir menyambar, membuatnya agak takut. Jenny menuju kamar mommynya namun ternyata mommynya belum kembali sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Biasanya dia selalu memeluk mamanya saat situasi menakutkan ini terjadi. Hujan semakin deras petir terus menyambar, Jenny semakin mengkhawatikan ibunya. Dia ingin menelpon Nathan tapi itu akan mengganggu tidurnya. Waktu di Sydney lebih cepat tiga jam dari waktu Jakarta, itu berarti saat ini masih pukul dua belas malam di Jakarta. 'apa aku telepon saja ya, tapi bagaimana jika mommy sedang menyetir. Itu sangat berbahaya' Jenny menimbang-nimbang langkah apa yang harus dia ambil untuk mengetahui dimana ibunya saat ini. Bunyi ponselnya menyadarkan Jenny dari lamunannya.  "Halo" jawab Jenny "Apa benar ini Jennifer Laurent?" "Ya, saya sendiri" "Bisakah anda datang ke St. Mary Hospital, ibu anda mengalami kecelakaan" "A...apa?" kaki Jenny membuatnya langsung terduduk di ranjang mommynya, dia menangis, bingung harus bagaimana tak ada tempat bersandar baginya. Tak ada yang menggenggam tangannya saat bergetar seperti saat ini. Firasat buruk menguasai dirinya. 'mom, jangan tinggalin Jenny. Jenny ga mau sendirian' Jenny meraih kunci mobilnya, dia menarik nafas dan menghembuskannya. Aku harus tenang, mommy butuh aku. Jenny melajukan mobilnya dengan hati-hati, dia mau sampai disana dengan selamat untuk melihat kondisi ibunya. Wanita yang selalu menemaninya, memberikan kasih sayang penuh padanya. Berjuang sebagai single parent yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan Jenny. 'You're a strong women mom, hang in there. Don't ever leave me' Bagaimana nasib Jenny dan Ibunya Lanjut besok lagi ya Jangan sampai ketinggalan mumpung free
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD