Kesederhanaan

1056 Words
Bab 55            “Aku langsung balik ya Dit, ujar Hana smabil melambaikan tangan. Tak lupa menyapa Bapak Adit yang kebetulan juga baru saja sampai ke rumah setelah selesai mengojek. Adit kemudian menunggu hingga mobil Hana menghilang dari kejauhan setelahnya barulah Adit masuk ke dalam rumah. Beberapa tetangga tampaknya menyimpan tanya di d**a sehingga menanyakan kepada Bapak Adit yang kebetulan baru mau masuk ke dalam rumah.            “Duh, si Adit udah mulai pacar-pacaran ya Pak?” tanya Bu Hindun tetangga sebelah rumah yang terhalang beberapa rumah dari rumah Adit. Bapak Adit yang sudah paham benar dengan beberapa tetangga yang memang sudah bertetangga cukup llama jadi telah paham benar dengan tingkah laku tetangga satu dengan tetangga yang lainnya. Ada yang suka kepo, mau tahu banyak hal, dan berbagai macam tingkah unik lainnya.            “Biasa bu, temannya Adit aja bu. Namanya juga anak baru gede bu” ujar Bapak Adit berusaha sedikit meredam keingin tahuan tetangga yang mungkin heran melihat Adit diantar teman perempuan terlebih di antar menggunakan mobil, apalagi di area tempat tinggal mereka yang notabene lebih banyak yang standar kehidupannya kurang lebih sama dengan kehidupan keluarga Adit yang bisa di bilang cukup, tak banyak berlebih seperti beberapa tetangga yang lainnya.            Maklumlah bila memang ada saja yang ingin tahu lebih jauh seputar kehidupan yang tengah dijalani, maklumlah hidup di manapun pasti saja akan ada oknum yang ingin terlihat lebih tahu dibandingkan yang lainnya.            “Bapak di tanyain apa pak?” tanya Adit yang tampaknya sudah tahu bahwa tetangga yang satu itu memang ingin tahu lebih banyak emngenai keseharian keluarga mereka, sungguh tidak ada kerjaan sehingga sibuk mengurusi urusanku, gumam Adit dalam hati.            “Biasa lah Dit, nanya kamu pulangs ekolah sama siapa. Dikira pacarana kali yak” kekeh Bapak yang memang terlihat santai saja, berbeda dengan Adit yang merasa jengkel karena kelakuan bibi tetangga yang memang bukan hanya sekali ini saja ingin tahu lebih banyak perihal apa yang keluarga mereka kerjakan, bahkan tetangga lain pun tak begitu menyukainya karena perihal kelakuannya yang buruk tersebut.            Hari sudah semakin beranjak sore, matahari mulai tenggalam di ufuk sebelah barat. Tampak nyak membawa sesuatu di sebuah kantung keresek hitam berukuran cukup besar. Tampak Nyak semakin mendekat, rupanya Nyak sudah hampir sampai, seperti biasa Nyak di jemput bapak, setelah sebelumnya Nyak menelepon agar bisa di jemput. Bersyukurnya            “Assalamualaikum” terdengar ucapan salam yang hampir bersamaan dari Nyak dan juga bapak yang memang baru saja sampai rumah. Tak lama kemudian terdengar balasan ucapan salam dari Adit dan juga Adhim yang tengah menonton televisi tetapi telah siap dengan pakian kokonya agar bisa langsung bersiap untuk menunaikan sholat magrib di mushola dekat kediaman rumah mereka bersama bapak juga tentunya.            “Wahh, Nyak pulang. Bawa ape nih Nyak?” tanya Adit ketika Nyak meletakkan keresek yang baru saja nyak bawa dan tak lama mengeluarkan isinya yang ternyata berupa masakan yang lezat. Menu makanan yang tentu saja jarang di masak oleh Nyak karena menggunakan bahan-bahan yang berharga cukup mahal, berbahan dasar daging dan juga menggunakan bumbu yang jauh lebih kompleks daripada masakan rumah yang biasa Nyak masak. Bisa dipastikan makanan yang Nyak bawakan adalah makanan lezat, sebab dengan bahan seadanya saja masakan Nyak sudah sangat lezat apalagi dengan bahan yang lengkap dan juga menggunakan bahan masakan yang premium hingga bisa dipastikan rasa yang dihasilkan pun tentu akan sangat menggugah selera.            “Lumayan buat makan malam nanti, ini semua di kasih mamanya Hana tadi” Adit tentu sangat senang mendengar bahwa Nyak betah bekerja dengan keluarga Hana yang memang baik hati dan juga bersikap baik kepada keluarga mereka. Di tambah Adit memang berteman baik dengan Hana, bahkan semakin hari semakin dekat hingga banyak yang salah mengartikan hubungan Adit dan Hana yang memang hanya sebatas teman saja, tak dipungkiri bila nanti rasa itu akan berbeda karena seiring berjalnnya waktu tentu aka nada banyak perubahan yang mesti terjadi, entah dari segi perasaan, kisah asmara mereka berdua nantinya. Toh, apabila hanya bertmean saja pun bukan jadi masalah karena urusan cinta bahkan belum terpikir hingga sejauh ini. Hubungan pertemanan yang terjalin tanpa embel-embel apapun jauh lebih menyenangkan karena taks edikit hubungan pertemanan yang harus berakhir karena terlibat urusan hati yang menjalar hingga ke urusan yang lainnya. Adit merasakan bahwa dengan hadirnya keluarga Hana, ada banyak hal yang berubah dari hidupnya. Kebaikan kedua orang tua Hana lantas banyak memberikan kemudahan bagi Adit sekeluarga. Penghidupan yang lebih layak, dan juga banyak kebaikan lain yang sudah cukup banyak di berikan.            Tak terasa adzan magrib pun berkumandang. Bapak dan kedua anak lelaki kesayangannya tersebut telah bersiap untuk berangkat ke musola, Nyak sendiri di rumah saja agar bisa menyiapkan menu makan malam, sehingga ketika para jagoan tersebut datang, maka siaplah sudah semua yang telah dipersiapkan. Tak begitu sibuk karena memang sudah banyak tenaga Nyak yang terpakai selama bekerja beberapa hari ini, untung saja orang rumah semua tanggap sehingga ketika Nyak pulang, hampir semua pekerjaan rumah sudah hampir selesai, hingga Nyak bisa lebih santai ketika pulang ke rumah. Nyak tentu saja sangat bersyukur karena memiliki suami, kedua orang anak yang bisa diandalkan, bisa membantu untuk meringankan pekerjaan orang tua tanpa harus di suruh-suruh, atas dasar inisiatif sendiri            Sepulangnya dari musola, mereka berempat sudah membentuk lingkaran dengan makanan di bagian tengahnya. Terlihat asap nasi yang mengepul karena baru di angkat dari dandang. Maklumlah, di rumah ini, nasi masih di masak secara manual dengan menggunakan dandang. Secara nasi yang dihasilkan pun lebih enak dan juga pulen, dan tidak cepat basi dibandingkan memasak dengan bantuan mesin. Beberapa menu yang memang sengaja diberikan kepada Nyak, atas suruhan mama Hana selaku majikan. Makanan yang di bawa pun cukup banyak, karena memang Nyak memasak makanan yang tidak sedikit, maklumlah orang kaya pastinya makan lebih banyak lauk daripada nasi, berbanding terbalik dengan orang biasa yang justru memakan lebih banyak nasi di bandingkan lauk-lauk yang ada, seperti keluarga mereka yang hidup sederhana, namun dengan kesederhanaan tersebut bisa menjadikan masing-masing anggota keluarga menjadi sosok tangguh, yang tidak manja. Berbeda dengan keluhan mama Hana, yang terkadang mengeluhkan perlakuan Hana yang lambat bila di suruh, harus menruti kemauan sang anak tunggal dengan segala keingannnya yang mesti dipenuhi agar bisa ceria seperti sbeelumnya, biasanya terjadi ketika ada hal yang Hana inginkan namun belum bisa di wujudkan bukan karena kekurangan uang, namun karena ada banyak hal yang tak harus selalu bisa di berikan. Kadang hal-hal yang tak sejalan, membuat mama Hana kesal dengan perlakuan papa Hana yang selalu memanjakan sang anak.        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD