Isi Chat Hana dengan Adit?

1019 Words
“Alhamdulillah ya pak, kita bisa menghemat uang belanja” ujar Nyak sambil memeandang bungkusan lauk yang sengaja disiapkan oleh istri Pak Suryo untuk Nyak bawa pulang. “Iya Nyak, Alhamdulillah. Mana Pak Suryo sekeluarga juga orangnya baik ya” ujar Bapak menimpali. Sepanjang perjalanan mereka sepasang suami istri yang sudah semakin menua karena di makan usia namun tetap terlihat sehat karena keduanya memang banyak beraktifitas, walau terkadang terlihat kepayahan karena banyaknya beban yang dipikirkan, namun sebisa mungkin menjalani kehidupan dengan penuh semangat, optimis dalam menjalani semua lika liku kehidupan yang memang sudah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa. Sebab Tuhan tak akan pernah memberikan cobaan bila umatNya tak sanggup untuk menghadapi ujian tersebut. Hingga sesulit apapun hidup, tak usah kita terpuruk meratapi cobaan yang telah diberikan, namun berusaha untuk mencari jalan keluar dari segala permasalahan yang tengah dihadapi. Adhim bersorak, ia senang bukan kepalang karena hari ini pun lauk makan malam mereka terasa nikmat sekali. Semenjak Nyak Adhim bekerja di rumah kediaman Pak Suryo, sejak itulah setiap sore ketika Nyak pulang ke rumah, maka akan ada saja yang Nyak bawa untuk makan malam mereka berempat. Mana lauk menu makan malam mereka selalu enak-enak, kadang daging, ayam, ikan. Menu makanan yang jarang mereka makan tetapi sekarang makan-makanan enak sudah bukan menu yang asing bagi mereka, setidaknya bisa merasakan masakan yang enak karena sebelumnya sangat jarang merasakan makanan lezat yang dimakan seperti ini. Adit dan bapak juga tentu merasa sangat senang karena bisa merasakan makanan enak layaknya keluarga Hana yang berkelebihan ekonomi namun seperti apapun rezeki yang telah Tuhan berikan patut disyukuri karena bagaimanapun juga setiap helaan napas yang dianggap sepele pun adalah anugrah dari Yang Maha Kuasa. “Nyak kalo makanan kita enak kayak gini terus, bisa-bisa Adhim sama abang jadi gendut” ujar Adhim yang menikmati makan malam bersama seusai shalat magrib di musholla yang berjarak tak begitu jauh dari rumah. Adit, Nyak dan Bapak saling berpandangan. Mereka senang melihat Adhim makan dengan lahap, walaupun makan dengan lauk seadanya pun Adhim makan dengan lahap apalagi di tambah dengan menu makanan yang lezat seperti ini. Semuanya asik bercanda, saling bercerita tentang apa yang telah dijalani hari ini, komunikasi antar anggota keluarga begitu kental di keluarga ini. Hana yang pernah mampir sebentar saja, merasa begitu hangat sosok keluarga Adit yang berjumlah empat orang ini. Kehangatan keluarga yang benar-benar di rasakan oleh Hana yang bahkan baru sekali singgah ke rumah Adit. Keramahan, kehangatan dan juga kebaikan hati Adit serta keluarga bahkan menghantarkan Nyak Adit bisa bekerja di kediaman keluarga Hana hingga menjadi ladang rezeki bagi keluarga ini. Hana pun tengah makan malam bersama, selama tinggal di sini tampak ada perubahan yang cukup mendasar dari mama yang tak bisa sering ke mall dan mengikuti banyak kegiatan seperti sebelum-sebelumnya. Kegiatan yang bahkan terkadang bisa hampir setiap hari mama ikuti sehingga jarang ada di rumah. Setelah tinggal di wilayah yang jauh dari tempat kearmaaian membuat mama Hana jauh lebih betah di rumah, lagi pula ada Nyak Adit yang menemani mama di rumah, sehingga mama tak kesepian ketika Hana sedang ada di sekolah. Kali ini, Hana setuju saja ketika setelah beberapa pekan tinggal di sini, papa pun tetap beraktifitas seperti biasa, walau terkadang harus berangkat jauh ke kota untuk menyelesaikan urusan bisnis apalagi Pak Suryo adalah tulang punggung keluarga di rumah ini yang memiliki dua perempuan cantik yang sering kemauannya harus di penuhi, hingga bagaimanapun harus berjuang sekuat tenaga dengan menjalankan bisnis yang sudah digeluti cukup lama agar menghasilkan cuan yang cukup. Maklumlah karena terbiasa hidup nyaman, tentu saja akan merasa kaget bila nantinya tidak mendapatkan kemudahan speerti yang biasa di dapatkan. Siapa yang tak ingin hidup selalu berkecukupan, sehingga banyak memiliki kemudahan di segala bidang. Apa yang diinginkan bisa terbeli, apa yang dikehendaki bisa dimiliki tanpa butuh menunggu terlalu lama. “Pa, nambah?” tanya sang istri. Sang suami menggeleng, speertinya sudah cukup kenyang memakan makanan yang lezat ini. Ia sudah merasa senang melihat anak dan istrinya tersenyum riang. Lagipula, masih ada yang Pak Suryo pikirkan, proyek mandeg yang sednag ia usahakan masih menemui jalan buntu. Belum ada kemajuan yang berarti sehingga masih harus menunggu entah sampai kapan, tapi masih diusahakan dnegan baik agar bisa segera menampakkan hasil yang memuaskan. Tak hanya bagi dirinya, anak buahnya pun tentu harus berusaha dengans ekuat tenaga karena bnus pun tak akan di dapat kalau terkatung-katung seperti ini. Usai membereskan sisa makan amlam, Hana menuju ke kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah untuk tugas sekolahnya besok. Beberapa kali terlihat ia menggenggam ponsel, melihat Adit apakah ia aktif atau tidak, setelah melihat ada tanda-tanda Adit aktif barulah ia mengirimi Adit pesan. Tampaknya Adit juga sedang emngerjakan tugas sekolahnya. Ketika belajar, Hana membuka sedikit pintu kamarnya sehingga kalau ada mama dan papanya yang melewati kamarnya bisa melihat suasana Hana di dalam kamar. Hana sedang asyik mengutak atik soal matematika yang bagi anak kebanyakan adalah pelajaran yang sukar tapi bagi Hana, pelajaran satu ini cukup menarik karena dengan rumus yang ada ia bisa mengerjakan soal satu dengan soal yang lain walaupun terkadang ia juga merasa kesulitan. Hana siswa yang cukup pandai, ia tak pernah lepas dari ranking sepuluh besar, bahkan ia ikut bimbingan belajar ketika di kota. Sayangnya di sini tak ada bimbingan belajar seperti di kota, namun ketika pelajaran usai Hana masih tetap bisa bertanya kepada guru yang bersangkutan ketika mengalami kesulitan dalam belajar. Justru para guru malah senang ketika ada murid yang bertanya untuk menyelesaikan suatu masalah. “Rajinnya anak mama” ujar mama sambil menyentuh pundak Hana. “Oh iya dong ma, anak siapa dulu” goda Hana yang membuat sang mama tersenyum senang. Tak berapa lama kemuidan, hana pergi ke kamar mandi sebentar, terlihat papa yang bergantian masuk ke dalam kamar Hana. Melihat snag istri masih di kamar Hana, tampak ponsel Hana terletak di meja belajar. Ketika Hana masih di kamar mandi, dan snag istri yang juga tampak sedikit membereskan keadaan di kamar anak perempuan satu-satunya tersebut Iseng papa Hana mengernyitkan dahi, tak di sangka sebuah pesan masuk tampak di bagian atas ponsel anak gadisnya. Ia tak mempermasalahkan hal itu, namun ia tak menyangka bahwa yang sedang berkirim pesan dengan Hana adalah Adit, anak asisten rumah tangga di rumahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD