Persetujuan Nyak Adit

1023 Words
           “Saya mau aja sih Pak, tapi ya terserah suami saya aja sih pak. Kalau diizinkan saya mau aja pak” ujar Nyak Adit, Pak Suryo mempersilakan orang tua Adit untuk berdiskusi terlebih dahulu atau kalau ingin berunding di rumah boleh saja, agar bisa memikirkan dengan jauh lebih matang supaya keputusan yang diambil adalah keputusan yang paling tepat. Oleh karena itulah, Nyak dan Bapak Adit akan mengabari paling tidak kalau tidak malam ini, mungkin esok hari. Supaya bisa membicarakan dengan anak-anak lebih dahulu agar bisa mengatur jadwal yang ada di rumah. Otomatis, kalau bekerja sebagai asisten rumah tangga, urusna rumah pun pasti akan terkena dampaknya.  Hal itulah yang akan di bicarakan nanti ketika bisa menyinkronkan antara urusna rumah tangga dengan urusan pekerjaan nanti bila jadi di ambil pekerjaan ini.            Sesampainya di rumah, Nyak dan Bapak pun mengajak kedua anak mereka untuk berunding membicarakan apakah Nyak boleh bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah kediaman Pak Suryo. Pertama-tama Bapak menyampaikan bahwa Nyak di tawari untuk bekerja di rumah Pak Suryo, tidak nginep boleh pulang pergi. Jadi tak ada tanggungan untuk pekerjaan rumah yang sekiranya nanti akan terbengkalai.            “Adit setuju aja Nyak, lagian kalau Nyak pengen ngisi waktu, Adit mah nggak masalah” ujar Adit, Adhim pun mengangguk setuju. Bapak pun mengizinkan saja, toh pekerjaan di rumah juga bisa ia bantu, kembali ke Nyak apakah bersedia untuk menerima pekerjaan yang telah ditawarkan oleh Pak Suryo, perihal gaji sudah di bicarakan tadi seandainya memang sudah cukup layak untuk diambil karena memang cukup besar. Upah yang sangat layak, bahkan teramat layak karena biasanya di sekitar sini tak sebanyak itu. Kalau di terima, akan sangat membantu apalagi berencana untuk menguliahkan Adit, apalagi memang Adit ingin sekali kuliah agar bisa membuat kedua orang tuanya bangga dengan segala pencapaian yang telah berhasil Adit buat. Ia sama sekali tak ingin berpikir terlalu jauh perihal apakah Nyak akan mengiyakan atau tidak yawaran yang telah diberikan oleh Pak Suryo, karena bagiamanapun Nyak lah yang akan menjalani, hingga keputusan akhirpun akan berada di tangan Nyak.            “Kalau Bapak ngizinin, Nyak mau Pak. Lumayan buat bantu-bantu uang belanja” ujar Nyak dengan yakin.            Bapak menatap Nyak sejenak, dan kemudian mengangguk tanda setuju.. Semua merasa senang, sebuah kejutan indah yang Tuhan siapkan untuk hambaNya yang enggan emngeluh namun selalu berusaha untuk menebar kebaikan hingga ada saja rezeki yang di berikan kepada keluarga kami. Ada banyak harapan yang terlintas di pikiran masing-masing, Nyak yang ingin membnatu agar pemasukan yang di dapat lebih besar, lumayan bisa bantu-bantu maklumlah dari mengojek pu tak tentu pendapatan bapak, ya walaupun kadang-kadang memang bapak dapat kerjaan serabutan dari tetangga, kadang Pak RT, atau dari tetangga kampung sebelah yang meminta bantuan Bapak karena terkenal dengan mengerjakan pekerjaan dengan baik, rapi dan juga jujur.            Usai mengetahui keputusna yang disampaikan oleh Nyak, maka Bapak pun langsung menelepon ke Pak Suryo dan mengatakan bahwa benar Nyak memang jadi untuk bekerja di rumah kediaman Pak Suryo. Usai menelepon, Bapak bahkan mengatakan bahwa Pak Suryo senang sekali karena sang istri tentu akan senang karena akan ada seseorang yang membantu pekerjaan rumah hingga tak perlu berlelah mengurus semua urusna rumah tangga sendirian. Mmemang sedari dulu, Pak Suryo memang tak mau sang istri kelelahan, cukuplah mengerjakan pekerjaan yang sekiranya bisa dikerjakan tanpa harus memaksakan.            “Gimana Pa?” tanya mama Hana lagi.            “Ibu nya Adit mau Ma, katanya besok sudah bisa mulai kerja. Jadi papa surug aja ke sini besok pagi, ya nggak pag-pagi amat sih. Lagian ada banyak yang harus mama jelaskan juga kan” jelas Papa Hana pada sang istri tercinta. Benar juga, ketika hari pertama esok, tidak mungkin akan langsung bekerja normal namun biasanya akan disleingi penjelasan apa saja yang harus dikerjakan, nominal gaji yang harus di jelaskan sejak awal bekerja agar nanti ke dua belah pihak sama-sama diuntungkan. Bagaimanapun juga yang namanya bekerja dan yang memberi pekerjaan harus sama-sama mendapatkan keuntungan yang sama agar tidak terjadi tumpeng tindih. Hana yang mendnegar pembicaraan sang papa dan mamanya tersebut juga merasa senang karena artinya ia akan lebih dekat dengan orang tua Adit, Apalagi ibunya Adit sangat rumah, masakannya juga enak, di momen pertama ketika mencicipi masakan yang dikirimkan oleh Adit dan memanglah terbukti enak, padahal rasa masakannya sangat sderhana namun dapat memukau bagi yang merasakannya.            Sampailah ketika makan malam bersama, Nyak menjelaskan bahwa karena esok hari akan bekerja, otomatis Nyak akan menyiapkan sarapan lebih dulu sebelum berangkat, kemudian untuk makan siang nanti Nyak akan pulang sebentar untuk membuat makan siang, kemudian untuk makan malam mungkin sekalian memasak menu makan siang agar tidak begitu lelah karena sorenya barulah pulang bekerja, atau mungkin justru malam hari bar pulang bekerja, maklumlah masih ada yang harus dijelaskan oleh tuan rumah nantinya yang akan menggunakan jasa Nyak sebagai asisten rumah tangga. Dalam benak Nyak, ini adalah sebuah keuntungan yang mungkin tak akan datang dua kali, terlebih nominal gaji yang diberikan akan sangat cukup untuk membantu membiayai kehidupan mereka dan juga menabung sedikit demi sedikit untuk uang kuliah Adit, tabungan untuk Adit kuliah memanglah ada, namun memang masih cukup jauh dari perkiraan nominal yang disarankan.            “Jadi nanti Nyak, minta kerja samanya ya, biar semua urusna lancar” ujar Nyak sambil menata makan malam di bantu oleh Adhim dan juga Adit. D rumah ini, walaupun hanya ada anak laki-laki namun tak tinggal diam ketika Nyak ataupun Bapak sedang sibuk, maka akan dengan senang hati membantu. Tak hanya itu, kerja sam, rasa kasih sayang antar anggota keluarga begitu terasa, walaupun kadang Adit dan Adhim suka berantem kadang-kadang namun hal itu hanya terjadi sesekali dan tak membuat suasana rumah jadi berbeda. Seisi rumah dipenuhi dengan kasih sayang yang bahkan orang lain pun tahu bagaimana kndisi di rumah ini seharusnya. Begitupun Ketika Hana hanya sekadar mampir dan justru enggan untuk pulang karena merasakan suasana berbeda di bandingkan di rumahnya sendiri. Merasakan kehangatan yang diberikan, keramahan antar anggota keluarga. Mungkin setelah ibu Adit bekerja di rumah Hana akan ada hal yang bisa mamanya pelajari. Siasan di rumah kadang terasa kaku, walau tak sekaku yang di bayangkan orang lain, namun Hana yang merasakan tahu benar bahwa kekakuan yang terjaid karena memang ia terlahir sebagai anak tunggal yang memang harus selalu menurut dengan apa yang orang tuanya katakan.        
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD