Hana Bertamu ke Rumah Adit

1100 Words
           Adit jadi semakin salah tingkah, antara menolak atau mengiyakan rasanya sama-sama membuat Adit semakin bingung. Hingga akhirnya Adit mengangguk setuju, walaupun suasana sekolah cenderung sepi namun ada saja yang menatap mereka berdua dengan pandangan yang entahlah. Melihat seorang murid baru nan cantik jelita berjalan bersampingan bersama dengan lelaki tampan yang merupakan salah satu lelaki populer di sekolah ini. Ya, Adit adalah siswa yang cukup populer. Adit memang tak semampu siswa populer lainnya namun ia dikenal anak yang mudah bergaul, kalau untuk nilai akademik sebenarnya standar saja seperti teman-teman lainnya.            “Makasih ya Dit, sudah bantu-bantu waktu aku pindahan kemarin” ujar Hana ketika mereka baru saja melaju menuju kediaman Adit. Adit tentu saja merasa sangat deg-degan, baru kali ini ia berduaan saja dengan seorang gadis cantik yang notabene adalah teman barunya, terlebih yang menyetir adalah Hana. Setelah beberapa saat kemudian, barulah Adit tak begitu canggung ketika mereka berdua saling bertukar pembicaraan. Terkadang melontarkan candaan satu sama lain hingga tanpa terasa tak berapa lama kemudian sampailah mereka di depan rumah Adit. Rumah yang memang tak sebesar rumah Hana namun terlihat nyaman itu.            “Ayo Han, masuk, Aku kenalin sama bapak dan nyak aku” ujar Adit. Hana mengangguk kemudian mengikuti Adit masuk setelah sebelumnya memarkirkan mobilnya agar tak menghalangi jalan bagi kendaraan lain yang ingin melintas.            “Assalamualaikum” terdengar salam yang berbarengan terdengar di telinga nyak yang kebetulan sedang menjahit yang kemudian menuju ke arah pintu.            “Waalaikum salam” balas nyak. Tampak Adit bersama seorang gadis cantik yang dari penampilannya saja terlihat bukan orang sini yang nyak sudah hapal wajah-wajah orang di sekitar sini, tampaknya orang baru. Ada banyak pertanyaan mengapa Adit bisa bersama gadis cantik ini. Hingga tak sadar bahwa gadis cantik tersebut menyalimi tangan nyak seperti Adit menyalimi tangannya.            “Nyak, ini Hana. Anak Pak Suryo yang rumahnya kita bersihin kemraenan ntu” jelas Adit. Takut-takut nyak memikirkan hal yang tidak-tidak karena Adit membawa seorang gadis cantik yang masih berseragam sama seperti dirinya.            “Oalah, neng Hana. Ayo masuk neng geulis” ujar nyak sambil mempersilakan Hana masuk ke ruang tengah yang tak seberapa besar. Tentu jauh berbeda di bandingkan rumah Hana yang besar.            “Nggak usah repot-repot bu. Hana cuma sebentar kok” ujar Hana, takut merepotkan tuan rumah nanti.            “Nggak papa neng, tunggu bentar ya, ibu buatkan teh hangat sama camilan” ujar nyak Adit. Adit pun membantu ibu ke dapur.            “Dit, cantik bener ya anak Pak Suryo. Nyak aja sampe pangling. Kamu yang ngajakin neng Hana ke sini?” tanya nyak kepada Adit yang membantu nyak untuk menyiapkan teh hangat dan camilan yang kebetulan baru nyak buat. Untung saja Adhim lagi nggak ada di rumah, kalau ada bisa berabe karena bisa-bisa Adit di goda terus nantinya oleh sang adik.            Hana mengirimkan pesan ke sang mama, karena ia singgah sebentar ke rumah teman barunya. Biar mamanya juga tak perlu cemas karena Hana pulang sedikit terlambat. Tak berapa lama kemudian, teh hangat yang baru di buat oleh nyak telah tersedia beserta camilan singkong goreng yang kebetulan baru nyak buat.            “Neng, ini dicobain. Seadanya ya neng” ujar nyak Adit. Mereka duduk bertiga sambil            “Makasih bu, wah Hana suka sama singkong goreng. Hana makan ya bu” tampak Hana mengambil sepotong singkong dan melahapnya. Adit dan nyak pun asyik mengobrol tanpa sadar sudah cukup lama Hana berada, hingga tak sadar Bapak Adit dan Adhim pun sampai rumah. Bapak yang baru pulang mengojek dan juga Adhim yang baru pulang bermain bersama teman-temannya di lapangan/ Hana pun pamit pulang, tak lupa menyalimi bapak dan nyak Adit. Tak lama ekmudian masuk ke dalam mobil, menurunkan kaca mobil kemudian melajukan mobilnya untuk segera pulang menuju ke rumah. Hana merasa sangat nyaman berada di rumah Adit, kalau tidak karena hari sudah semakin sore, mungkin ia tetap akan berada di rumah Adit. Suasana rumah yang hangat begitu terasa ketika Hana berada di tengah-tengah keluarga Adit, hal yang jarang ia rasakan karena papa sibuk, terkadang hanya mama yang menemani. Sedangkan suasana di rumah Adit cenderung ramai dengan anggota keluarga lengkap, mungkin Hana tidak akan emrasa kesepian bila ia memiliki saudara, sayangnya Hana terlahir sebagai anak tunggal yang semua kasih sayang memang tercurah hanya untuknya. Namun tak dipungkiri bahwa terkadang Hana juga merasa kesepian, walau apapun yang ia pinta pasti akan menjadi kenyataan namun kekosongan di hatinya bahkan tak bisa terbayar hanya dengan limpahan materi yang akan diberikan pada dirinya.            “Dit, gimana anak Pak Suryo pas di sekolah?” tanya bapak ketika mereka baru saja menunaikan shalat magrib sembari menunggu makan malam bersama.            “Ya, nggak gimana-gimana pak. Biasa aja, Hana anak yang baik kok” ujar Adit.            Terdengar obrolan yang diselingi canda, ada Adhim juga yang sesekali nyeletuk. Ia pikir sang kakak membawa pacarnya ke rumah, entah tahu dari mana anak itu mengenai cinta-cintaan. Mungkin hanya sekadar guyonan khas anak-anak belaka karena tak biasanya melihat sang kakak mengajak seorang temen perempuan. Ketika makanan telah terhidang, pembicaraan tetap berlanjut namun tetap fokus dengan makanan masing-masing karena makanan yang di masak oleh Nyak selalu berhasil menggugah selera makan setiap anggota keluarga yang ada di rumah ini.            “Gimana tadi ke rumah teman baru Han?” tanya mama ketika mereka bertiga sedang makan malam bersama. Setelahnya barulah mengalir obrolan demi obrolan antara mereka bertiga. Hana merasakan kehangatan yang berbeda ketika bersama keluarga Adit, dibandingkan dengan keluarga sendiri. Ia sadar bahwa tak baik membandingkan keluarga sendiri dengan ekluarga orang lain, tapi mau bagaimana lagi.            Acara makan malam Hana pun selesai, ia memutuskan untuk kembali ke kamar. Mengistirahatkan sejenak raga yang cukup lelah hari ini, namun menyenangkan rasanya tinggal disini. Teman-teman yang baik, lingkungan yang juga nyaman membuat Hana yang biasanya sulit untuk beradaptasi dengan cepat nyatanya bisa menjadi seperti sekarang. Hana mengirimkan sebuah pesan pada Adit, mereka baru saja bertukar nomor ponsel masing-masing. Adit berkilah tak membawa ponselnya hingga hanya nomor ponsel saja yang Adit berikan pada Hana, namun siapa yang menyangka padahal Adit menggunakan ponsel yang setara dengan yang Hana pakai. Sama-sama ponsel keluaran terbaru dengan logo apel tergigit dan kamera yang katanya seperti seperti minuman boba tersebut. Ponsel yang membuat banyak anak muda tergila-gila hingga kadang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Hana tentu mampu untuk mendapatkannya karena memang Hana berasal dari keluarga berada, untuk sekadar ponsel terbaru adalah hal mudah bagi Hana untuk mendapatkannya, bahkan untuk membeli edisi terbaru adahal hal yang gampang saja bagi Hnaa, sedangkan Adit memperoleh ponsel tersebut atas bantuan sumpit ajaib yang sungguh tak ia sangka akhirnya bisa mendapatkannya. Oleh karena itu, Adit menutupi bahwa ia memiliki ponsel keluaran terbaru karena akan menjadi pertanyaan banyak orang karena akan sulit menjelaskan alasan bagaimana ia bisa memperoleh ponsel tersebut.                    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD