Sosok Kembar

1172 Words
Perubahan waktu dan tahun semakin cepat, kini Alex sudah menginjak di bangku kelas 6 SD. pribadi yang dulu saat ia merajai kelas sudah tidak ada sama sekali, dan ketika itu saat benda yang ada di kaki diambil oleh sang pemilik, Alex menjadi pribadi yang sangat baik, sangat sopan, dan sangat santun, memang itu yang harus ia diutamakan. dan waktu yang begitu cepat pun ia telah sukses menjadi seorang kakak dari kedua adiknya, yaitu perempuan dan lelaki. Alex menjadi tiga bersaudara di kala itu, dan seiring waktu berjalan, hingga sampai Alex lulus di sekolah dasar memiliki nilai yang sangat baik. kemudian ia melanjutkan sekolahnya di SMP swasta yang berada di daerah Bandar Lampung, dan SMP itu pun sangat terkenal dengan perkelahian dan tawuran. Alex menjadi seorang yang pendiam dikala itu, disetiap sekeliling sekolahannya terdapat banyak sekali kantin yang menyediakan makanan - makanan yang cukup enak untuk mengisi perut, Namun bukan hanya itu, dan sekolah itu pun dihiasi dengan anak-anak yang bandel dan nakal, namun Alex hanya tergolong orang yang pendiajjhh membuat tubuhnya sedikit menggigil menahan dingin, namun tak lupa ia menyelimuti tubuhnya agar lebih hangat. di malam itu, memang alex tertidur sendiri di lantai dua, saat itu ia Tengah tertidur pulas, namun setelah beberapa bunyi yang cukup membuat dirinya sebentar-sebentar terbangun merasa sangat terusik dengan suara-suara itu, Di saat dia mencoba pejamkan matanya, dan antara tidur dan tidak tidur disertai semilir angin dingin menusuk tulang, ia merasakan hal aneh, yang ia rasakan di dalam selimut bermotif dua garis hitam yang dan putih membalut tubuh, namun d**a Alex mulai terasa sesak, ingin sekali dia bangun atau teriak, namun tidak bisa, dan mungkin menurut pakar itu adalah suatu gejala ketindihan. Alex mencoba menguatkan diri, dalam hati Ia berkata. " Tolong jangan ganggu ! tempatmu bukan di sini ! pergi kau ! ucapnya dalam hati, dan masih terus ia memaksakan tubuhnya agar terbangun melawan tindihan. Rasa haus pun datang di tenggorokannya, seakan-akan menyerang bersama ketindihan, lalu beberapa saat ia memaksakan diri untuk terbangun, dan akhirnya ia terbangun setengah badan. dia mencoba membuka mata, nafasnya terengah-engah seperti sesudah berlari jauh. kini Dia Telah sadar, dan segera ia menggapai jam weker berbentuk bulat di atas dipan yang terletak di sisi kanan, ia lihat jam itu, dan jarum jam pun berdetak mengikuti irama jantungnya, terlihat dari bias cahaya rembulan di kamar gelapnya, Jam menunjukkan jam 12 malam. ketika itu Alex memang adalah seorang anak yang lumayan berani, namun sedikit pendiam, lalu ia kembali meletakkan jam weker di atas dipan dan beranjak turun dari pembaringan, pandangannya sedikit mengantuk ketika menuruni anak tangga, ia terhuyung-huyung, dan tubuhnya pun masih terbalut keringat kecil yang bercucuran di keningnya, ia segera melangkahkan kaki menuju kearah dapur, dan ketika sampai, segera ia meraih satu gelas dan teko dan menuangkan air mineral ke dalam gelas itu. Alex segera meminumnya, namun ketika meminum, ia merasakan suatu energi atau sesuatu makhluk, dan mungkin seseorang yang mengikuti dirinya yang tidak bisa ia lihat, namun dia mengalihkannya, dan tetap menenggak habis air yang ia minum, hingga sampai air itu menyeka tenggorokan. Alex kemudian perlahan meletakkan gelas kembali di atas meja, ia mengamati di sekitar ruang dapur, yang terdengar hanyalah suara binatang malam dan serangga - serangga, perlahan longlongan anjing tetangga pun terdengar jelas di telinganya, ia menghiraukan, setelah itu ia mendengar seperti seorang yang berlari melintas di depan rumahnya, ia terhenyak, lalu mencari dari pandangannya, Apakah benar ada orang yang berada di luar, lalu ia berkata sendiri. " Sepertinya ada yang sedang berlari di depan.. ucapnya dan dia segera berjalan perlahan ke ruang depan, tepat alex telah berdiri di depan hordeng, dari balik daun jendela ia mengintip ke arah luar, namun dia tidak menemukan seseorang yang berlari, yang ia lihat hanyalah suasana yang sangat sepi sekali, dan masih dilengkapi dengan suara serangga malam. Alex yang merasa curiga bergumam dalam hati. " mungkin anjing tetangga yang berlari.. Sudahlah.. Lalu Alex segera membalikkan tubuh, dan kembali berjalan menaiki anak tangga menuju pintu kamarnya. ia merasa sedikit tenang karena dalam pikirannya itu adalah anjing tetangga yang sedang berlari, cepat ia berada di depan pintu, ia mendorong pintu kamarnya yang masih terlihat gelap, Ia segera masuk ke dalam, namun langkahnya seketika itu terhenti. ia terhenyak sangat kaget dengan apa yang ia lihat, bibirnya terasa kaku, pandangannya terfokus dengan sosok yang terbias dari cahaya Rembulan. mata Alex terus mengawasi, ia melihat sosok manusia tapi tidak begitu mengerikan, wujudnya sama seperti dirinya, yaitu manusia. namun dari cara berpakaian sosok itu sangatlah aneh, semua berwarna hitam, dan bercelana panjang gombor ala petani di zaman dulu. Celana dengan panjang diatas mata kaki, tubuhnya dibalut dengan pakaian yang menghitam, dan lengkap dengan kepala yang ditutupi dengan blangkon. Alex dan mahluk itu masih saling menatap, tanpa sedikit rasa takut sama sekali Alex berkata teriak. " Siapa kau ? kata Alex berteriak kepada mahluk yang sedang berdiri melipat tangannya didada. terlihat sosok itu hanya terdiam menatapnya, dan tersenyum kecil, matanya cukup besar dan gelap serius, seperti sedang mempelajari wajah Alex. tanpa ada jawaban alex kembali membentaknya. Mau apa kau ? kenapa berada di kamarku ? bentak Alex sangat kasar terhadap nya, namun sosok yang dilihatnya pun masih tersenyum dengan tangan yang masih terlipat di dadanya, sosok itu hanya terus menatapnya, lalu perlahan sosok itu menurunkan kedua tangannya yang terlipat dan mengganti perubahan posisinya. Sosok itu melangkah di depannya dan terhenti, Alexa seketika itu mulai merasa sedikit takut, tapi sosok itu pun malah kembali mendekatinya, ia kembali melangkahkan kakinya berjalan mendekati Alex dan jelas Alex sekarang mulai ketakutan dibuatnya, tapi kata hati Alex berkata lain, takut yang bercampur penasaran. Alex dan sosok itu kini sudah berjarak 1 M di depan saling menatap. mata alex membelalak kaget ketika mulai mengamati wajah sosok itu secara dekat. Serasa tak percaya, ternyata sosok yang kini depannya itu mirip sekali dengannya. terlihat sosok itu pun hanya terdiam dan tersenyum menatapnya, Alex yang masih tanpa bicara dan sosok itu pun mulai bicara kepadanya. Kau sudah besar sekarang Lex.. terdengar suara seraknya ditelinga Alex, dan seakan-akan sosok itu telah mengenalnya lebih jauh. Aku adalah kamu, dan kamu adalah aku, Aku Dan kamu itu satu. ucap sosok itu kembali, dan masih saja sosok itu tersenyum kepada Alex, Alex sebegitu tak percaya segera membantah ucapannya. Bohong ! pergi kau ! jangan ganggu ! ucap Alex membentaknya sambil menunjuk wajah sosok itu, dan saat Alex tak sengaja mengedipkan mata, seketika itu sosok yang berada di depannya lenyap begitu saja. alex kaget sosok itu tiba-tiba menghilang, dan setelah itu ia mulai panik, dan berpikir, bertanya-tanya, siapakah dia. tubuh Alex yang masih merasa merinding, keringat mulai kembali bercucuran membanjiri keningnya, lalu alex menghidupkan lampu, dan duduk di atas kasur kecilnya, tubuhnya merasa lemas saat kakinya berada di atas lantai, ia merasakan gemetaran di sekujur tubuhnya, seakan-akan tidak berdaya dibuatnya. lalu Alex seketika itu teringat bahwa dia harus membaca suatu ayat agar dapat mengusir sosok yang tiba-tiba berada di kamarnya, segera ia membaca ayat kursi agar hatinya sedikit tenang, namun hatinya masih terselimuti penuh dengan Tanda tanya, Iya bingung dan berkata dalam hati. kenapa Ayah ibu dan adikku tidak terbangun ? padahal suaraku sangatlah keras ? tapi sudahlah.. gumamnya dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD