Sayup -sayup terdengar suara Maria tengah menangis sambil menggenggam tangannya. Perlahan Key membuka matanya, terlihat Maria yang tengah menangis sambil meminta maaf.
"Mah" lirihnya
"Sayang kau sudah sadar, mana yang terasa sakit hah, katakan pada mamah" Maria langsung memencet bel agar dokter dan perawat segera datang.
Tak lama dua perawat serta dokter datang dan langsung memeriksa Key. Dua polisi yang tengah berjaga di luar pun ikut masuk dan bersiap mengintrogasi Key.
"Apa kepalamu terasa pusing" ucap dokter yang tengah memeriksa Key
"Tidak dok"
"Syukurlah, kepala mu terluka parah akibat benturan benda tumpul. Jika merasakan sesuatu segera hubungi perawat atau dokter yang berjaga"
"Baik dok, terima kasih" ucap Maria.
Mata Key menatap 2 polisi yang bersiap menginterogasinya. Maria memberi tahu Key jika ke dua polisi tersebut tengah mengumpulkan bukti pembunuhan yang terjadi di gudang tempat dirinya ditemukan tak sadarkan diri.
"Memangnya siapa yang dibunuh mah" ucap Key
Salah satu polisi yang bernama Danu, menjelaskan jika saat Key di temukan ada tiga temannya yang bernama Lukas , Joddi dan Lusi tewas dengan luka tusukan di beberapa bagian tubuhnya. Dari bukti video yang di dapat dari ponsel yang ada di TKP terlihat Lusi tengah membully Key, video itu berakhir ketika Joddi melecehkan Key dengan menyentuh tubuhnya serta mendorong tubuh Key hingga kepalanya terbentur kursi. Danu juga menjelaskan jika hanya terbentur kursi tidak mungkin luka Key begitu parah di kepalanya.
"Setelah Joddi mendorong saya ke kursi, ia mengambil sebuah balok dan memukul saya pak. Setelah itu saya tidak ingat lagi apa yang terjadi di sana" ucap Key
"Bagaimana dengan Lukas, apa saat kamu di pukul dia ada di sana?"
"Dia ada di sana"
Key menjelaskan semua dari awal dia di bawa oleh teman - teman Lusi ke gudang hingga akhirnya di bully oleh mereka.
***
Untuk pertama kalinya Daniel datang menemui Key di dampingi Maria. Awalnya Daniel terlihat canggung saat mendekati Key, namun ia segera memeluk tubuh Key saat putrinya meneteskan air mata.
"Maafkan dad, maaf dad tidak pernah menemui mu, maaf dad tidak bisa melindungi kamu sayang" Key memeluk tubuh Daniel ia menangis sejadi - jadinya di d**a Daniel.
Maria pun ikut menangis haru melihat pertemuan Daniel dan Key. "Dad akan membalas semua perbuatan mereka terhadap mu sayang".
Setelah di rawat selama seminggu akhirnya Key di perbolehkan untuk pulang. Ia merasa sangat senang karena Daniel selalu menemaninya dan bercerita tentang masa kecil Key. Meski mereka tidak bertemu, namun Demian selalu memberi tahu perkembangan Key dari bayi hingga usianya sudah 18 tahun.
"Dad bolehkah aku ikut bersamamu ke Kanada" ucap Key
"Baiklah, kau akan aman di sana, tidak ada orang yang berani menyentuhmu" Daniel mengecup pucuk kepala Key.
Altan yang baru saja tiba di Jakarta langsung datang ke makam Lukas. Ia mencoba tegar dan tidak menangis di depan makan adiknya tersebut.
"Aku akan membalaskan dendam mu" desis Altan mengepalkan tangannya.
Tak lama Altan segera pergi ke kediaman Dimitri. Masih terlihat banyak karangan bunga serta ucapan bela sungkawa dari rekan bisnis John. Altan dengan gagah masuk ke dalam rumah dan menghampiri John yang ada di ruang kerjanya.
Cklek
Mata John fokus ke arah pintu, terlihat Altan di sebalik pintu "Dad"
John beranjak dari kursinya dan segera memeluk Altan. "Apa dad baik - baik saja, kau terlihat kurus dad". John tak menjawab ucapan Altan dan malah mempererat pelukannya.
"Aku akan mengusut kasus ini hingga menemukan pembunuh Lukas" ucap Altan
John mengurai pelukannya dan menyuruh Altan untuk duduk. John berjalan ke meja kerjanya membawa sebuah berkas, ia memberikan berkas tersebut kepada Altan.
"Kau tidak usah mengusut kasus ini, Lukas lah yang bersalah"
"Apa maksud mu dad"
"Bukalah, kau akan tau kebenarannya. dad sengaja menutup kasus itu karena tak ingin membuat nama Lukas semakin buruk di mata orang - orang"
Altan membawa berkas tersebut ke dalam kamar Lukas. Ia mengerutkan dahinya saat membaca berkas tersebut serta tidak percaya dengan apa yang dilakukan Lukas. Di sana juga terdapat beberapa buah foto seorang gadis yang tengah di bully.
"Alkeyadra"
Altan ingat saat ia melakukan video call terakhir dengan Lukas ia tegah menulis sesuatu di sebuah buku yang terlihat seperti buku diary. Ia segera mencari sesuatu di laci Lukas, namun ia tidak menemukan diary tersebut. Tak hilang akan Altan segera menghubungi detektifnya.
Tut, dering pertama, tut.
"Iya bos"
"Cari tahu semua tentang Alkeyadra, dia murid SMA 80"
Altan mematikan panggilannya, ia kembali mencari buku diary Lukas dan mengacak semua kamar adiknya tersebut. Akhirnya Altan menemukan sebuah kotak yang terkunci, ia pun membongkar kotak tersebut, terlihat buku diary yang ia cari. Tak hanya itu, ada beberapa foto Key yang tengah makan di kantin, saat tengah belajar di perpus dan terakhir foto key tengah tertidur tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya.
Dibelakang foto tersebut ada sebuah tulisan "Aku mencintai mu Alkeyadra, maafkan aku karena telah menghancurkan mu"
Tubuh Altan terkulai lemas, ia tak menyangka adik yang penurut dan baik itu sudah menodai gadis polos bernama Alkeyadra.