Sampai di luar perpustakaan, Vanila menghempaskan genggaman tangan Rori dari jemarinya. Rori yang terkejut dengan aksi tiba - tiba Vanila akhirnya ikut berhenti melangkah. Rori nampak sudah sangat lelah dengan apa yang terjadi. Vanila bisa melihat itu. Tapi di saat bersamaan, emosi Vanila masih terus memuncak hingga ia tidak bisa menahannya. "Dia bener sahabatnya Mas Rori? Sahabat macam apa kayak gitu? Bisa - bisa dia bersikap kayak gitu. Astaghfirullah, punya sahabat kayak gitu mending ditendang aja ke mars. Sama sekali nggak layak disebut sahabat." Rori menarik napas panjang sebelum menjelaskan pada Vanila. "Sushi itu orang baik Mbak. Bener. Aku nggak bohong. Dua marah banget sama saya, pasti karena kesalahannya saya sudah keterlaluan ke dia. Makanya saya nggak capek minta maaf k

