Rencana Survei

1216 Words
Beberapa hari yang lalu, Para Mahasiswa Baru Universitas Gajah Duduk, Fakultas Hukum sudah menyelesaikan Ospek. Dan dalam waktu beberapa hari ke depan, ada beberapa Mahasiswa Baru yang akan menyelesaikan Ospek ekstrakurikuler Forum Mahasiswa Receh (FMR) dengan kegiatan berkemah. Rencananya, untuk beberapa hari mereka semua akan menginap di villa unik tersebut. Para pengurus FMR saat ini sedang berkumpul di dalam satu ruangan di lantai 2 dan di ujung lurong. Ada beberapa yang sudah datang berkumpul dan ada juga beberapa yang tidak bisa hadir karena ada perkuliahan dan kegiatan yang lainnya. Hari ini, rencananya akan ada dua koordinator lapangan yang survei ke tempat tersebut, terlihat rasa khawatir di wajah mereka semua menunggu dan menanti siapa kiranya yang akan ditugaskan untuk survei. "Baiklah, kalau menunggu yang lain akan semakin lama yang survei untuk berangkat ke tempat yang dituju, jadi kita buka saja rapat hari ini. Bismillah, Assalamualaikum wr wb …," ucap Mas Dede selaku Ketua FMR membuka rapat hari itu. Mereka semua serempak menjawab salamnya. "Mengingat akhir pekan ini kita akan mengadakan kemah, gue selaku ketua mengumpulkan kalian semua untuk menunjuk siapa saja yang akan survei ke tempat dimana kita akan berkemah. Seperti biasa, siapapun yang diminta untuk survei tidak boleh menolaknya," ucapnya tegas menatap semua para pengurus yang sedang ada di situ. "Memang kali ini kemana kita akan berkemah, Mas?" tanya Mas Riki, lelaki tampan, tinggi, kurus dan memakai kacamata. "Desa Cindai, dan kita semua akan menginap di salah satu villa di bawah kaki Gunung Ciremai yang berada di Desa Cindai," balas Mas Nono, lelaki tinggi, hitam, tegap dan wajahnya yang konyol sering kali membuat mereka ingin menghabisinya hehe. "Apa tempatnya seram?" tanya Citra, gadis gembul, cantik, dengan rambut ikalnya. "Entahlah, maka dari itu, gue akan menugaskan dua orang untuk survei," tukas Mas Dede. "Kayaknya, orang yang ditugaskan juga yang udah sering diminta survei," balas Ninda terkekeh melihat ke arah salah satu sahabatnya yang bersikap acuh. "Apa enggak ada orang lain lagi, Mas?" tanya Citra yang seakan enggan sahabatnya pergi survei, sebab akan ada keributan yang tercipta setiap selesai survei. "Enggak ada. Hanya mereka yang bisa," ucapnya lirih. Tanpa mereka sadari ada seorang gadis kecil mungil di ujung ruangan tersebut yang menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah tau, pasti akan diminta untuk survei ke villa tersebut bersama salah satu seniornya yang menyebalkan dan selalu mengajak ribut. Namun, bagaimana lagi? Itu adalah tugasnya karena mereka paham akan sebuah situasi yang baik atau tidak di sekitar mereka, jadi harus mau untuk ditugaskan. "Iffa dan Jaka yang akan survei," ucap Mas Dede lantang. Dua orang yang disebut namanya hanya mendelik kesal dan menatap Mas Dede dengan tatapan tajam dan membunuh. "Wow, sluw gaes, tatapan kalian sungguh mematikan. Tetapi, maafkan gue karena hanya kalian yang mampu disini," jelasnya jujur. Raut wajahnya berubah dan aura yang menyelimuti dirinya pun berubah, Iffa dapat merasakan perubahan dalam diri Mas Dede. Asyifa Khumairah dan Jaka Setiono, dua orang koordinator pengurus FMR yang akan ditugaskan untuk pergi ke Desa Cindai dan survei salah satu villa disana. "Harus banget gue dan ini gadis menyebalkan?" tanya Mas Jaka sarkas. Menyebalkan? Oh Tuhan, lihatlah! Belum berangkat survei saja kelakuannya sudah membuat muak. Iffa mendelik ke arah Mas Jaka dan menatapnya seakan jijik. "Udah, kalian itu partner lapangan. Jadi, jangan berantem terus," ucap Mas Nono menenangkan dan menengahi, telat sedikit saja sudah dapat dipastikan mereka akan beradu pendapat dan itu akan membuat siapa saja yang mendengarnya kesal juga malas. "Serius ini cuma kami berdua saja yang survey ke tempat itu?" tanya Iffa mengawali pembicaraan. Ia melihat satu persatu teman dan para seniornya yang hanya diam memandangnya dengan senyum yang sulit diartikan. "Ya betul, sesuai dengan kesepakatan kita semua. Lu hanya berdua sama Jaka survei kesana," jawab Mas Dede selaku ketua koordinator. Mas Dede berbadan besar, tinggi, gede dengan suara khasnya yang berat. "Yaudah aja sih Amih, lu aman kok sama Mas Jaka." Citra Rosadi, sahabat yang paling menyebalkan. Yang sering membuat Iffa kesal karena ucapannya. "Ya gue tau, pasti aman sama Mas Jaka. Tapi ya elah masa -- " ucapan iffa terpotong oleh Mas Jaka. "Udah napa sih, kalau protes terus kita enggak akan sampai di tempat itu," ucap Mas Jaka cepat, ia jengah mendengar perdebatan receh ini. "Wajarlah kalau Amih protes. Lu sih Mas, galak banget kalau sama dia. Padahal dia enggak pernah punya salah sama lu," ujar Ninda. Ninda Sulistiawati, sahabat Citra dan Iffa. Mereka sahabatan bertiga, tapi memang Iffa dan Citra yang lebih dekat. "Kalau ada Mas Tomi juga pasti Iffa perginya sama Mas Tomi, bukan sama lu, Mas Jaka," tukas Mas Riki terkekeh. Lelaki tampan tapi konyol. "Udah sana pada siap-siap. Debat terus kapan berangkatnya. Jangan buang-buang waktu!" tegas Mba Vara. Vara Verdina, perempuan cantik dan anggun tapi galak. "Bentar lagi, kita berangkat. lu semua siapin yang lainnya. Biar gue dan Amih Iffa kalian ini yang mengurus semuanya. Kalian tau beres deh." Mas Jaka berbicara dengan lantang dan sombong. Emang, dia ini terkenal paling songong diantara semuanya. Sering kali iffa di haruskan untuk pergi bersama dia, dan selalu ada saja hal yang menjengkelkan yang diperbuat. Mereka bersiap, Citra hanya tersenyum melihat sahabat nya kesal. Ia tahu, sahabatnya itu pasti akan selalu kesal jika harus berurusan dengan lelaki tersebut. Sebab keputusan yang Iffa ambil, pasti akan selalu salah menurut pandangan Mas Jaka. *** Setelah kedua koordinator berangkat menuju Villa. Beberapa diantara mereka yang masih tetap berada di ruangan, ngobrol dan sesekali bercanda. "Eh btw, kenapa sih Mas, lu selalu minta Iffa dan Jaka yang survey? Padahal jelas lu itu tau banget, mereka gak pernah bisa akur," ucap Mba Vara penasaran dengan maksud dan tujuan Mas Dede. "Gue, paham karakter mereka bagaimana dan seperti apa. Ifa itu salah satu pengurus yang bisa diandalkan untuk urusan survey. Kalau ada Mas Tomi, gue gak akan minta Jaka yang menggantikan," balas Mas Dede menatap lekat dan menerawang jauh ke depan. "Memang kenapa?" tanya Mas Riki semakin dibuat penasaran oleh kalimat Mas Dede. "Sebab, Iffa itu anak istimewa," jawab Mas Nono yang tiba-tiba masuk ruangan membuat mereka terkejut. "Bangcat emang lu, Mas Nono. Tiba-tiba masuk tanpa salam," maki Mas Riki. "Hahaha, slow aja napa, Riki," balasnya enteng dan duduk manis. "Ya benar kata Nono. Ia anak istimewa, sama seperti Mas Tomi. Tapi kalian tau sendiri, Mas Tomi kalau ada rapat gak pernah ada waktu. Mudah-mudahan nanti pas acara, ia bisa datang," jelas Mas Dede. "Lalu, apa hubungannya sama Mas Jaka?" tanya Ninda bingung. "Pertanyaan bagus, Jaka itu menurut gue salah satu pengurus yang bisa membuat Iffa kesal dan menghilangkan rasa takutnya," ujar Mas Dede. "Karena, Amih itu penakut. Dan seringkali stress karena ketakutannya itu. Begitu maksudnya, Mas Dede?" Citra mencoba menerka-nerka maksud dan tujuan Mas Dede. "Ya betul. Iffa itu penakut sekali, kalau ada Mas Tomi pasti ia yang menangani. Tapi karena enggak ada, ya mau enggak mau, Jaka jadi tumbal haha," balas Mas Dede terkekeh dan mengangguk pasti. "Anjir haha. Emang parah lu, Mas," ujar Mas Nono ngakak. "Emang jahat banget otaknya Mas Dede. Temen gue jadi korban. Kalau ada apa-apa sama Iffa, tanggung jawab ya luh! Gue enggak mau tau!" ucap Citra kesal. "Bukan korban sayang, tapi satu-satunya orang yang bisa kita andalkan ya cuma dia. Dan satu-satunya orang yang bisa kita jadikan tumbal ya cuma Jaka," jelasnya pada mereka semua yang mulai banyak menerka-nerka. "Cie sayang … sepertinya ada seseorang yang hatinya penuh dengan kupu-kupu berterbangan," ledek Mba Vara, membuat pipi Citra merona. "Udah-udah, balik ke aktivitas masing-masing. Kita tunggu dua sejoli datang dan laporan hasil survey. Sekarang rapat dibubarkan!" tegas Mas Dede. Mereka satu persatu keluar dari ruangan dan kembali pada aktivitas masing-masing. Mereka akan berkumpul kembali, saat Iffa dan Mas Jaka sudah selesai survey.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD