sigit bima dirgantara sedang merasa bahagia karena tidak lama lagi sang kakak akan segera menikah.
"gimana perasaan lo?" tanya sigit kepada satria yang sedang duduk termenung di taman samping mension mereka.
"deg-degan, padahal masih lama" jawab satria.
"itu wajar" ucap sigit.
"iya gw tau" balas satria.
"gw harap nanti acaranya lancar" ucap satria.
"iya thanks" balas satria.
"ya udah gw cabut dulu, mau ketemu nadia" ucap sigit.
"yoi, hati-hati" balas satria, sigit hanya mengangguk dan melangkah menjauh dari sang kakak.
sigit mendekati motor kesayangan nya, menyalakan mesin motor tersebut kemudian menaikinya dan langsung pergi dari rumah yang mirip istana itu.
20 menit kemudian sigit telah tiba di parkiran kedai kopi, tempat favorit dirinya dan sang kekasih.
ia mematikan mesin dan turun dari motor kemudian langsung berjalan cepat masuk ke dalam kedai kopi, sampai di dalam mata sigit menelisik seluruh penjuru kedai kopi untuk mencari orang yang dirinya cintai.
beberapa detik kemudian mata sigit menemukan apa yang ia cari, pria bermata abu-abu itu pun melangkah cepat ke arah wanita nya itu.
"sorry bikin kamu nunggu lama" ucap sigit ketika sudah mendekati nadia.
"aku baru nyampe kok" balas nadia tersenyum tipis.
sigit duduk di hadapan kekasihnya itu.
"udah pesen belum?" tanya sigit.
"belum" jawab nadia.
sigit pun memanggil pelayan dan memesan makanan ringan dan minuman favorit mereka.
"nanti kamu jadi pagar ayu di nikahan kak satria mau gak?" tanya sigit kepada nadia.
"boleh" jawab nadia.
"beneran?" tanya sigit lagi.
"iya, aku seneng jadi salah satu saksi ijab kabul kak satria" jawab nadia tersenyum.
"makasih sayang, nanti aku kabarin lagi" ucap sigit.
"ok sayang, aku tunggu" balas nadia.
"merem deh yang" pinta sigit.
"kenapa?" tanya nadia.
"I have suprise for you" jawab sigit.
nadia tersenyum tipis lalu memejamkan matanya, sigit pun melangkah ke belakang tubuh nadia dan memasangkan kalung emas berbandul huruf 'N', inisial nama sang kekasih.
"sekarang buka mata kamu" ucap sigit, dan nadia pun membuka matanya, kemudian dirinya melihat ke lehernya.
"wah bagus banget" ucap nadia dengan raut wajah berseri.
"kamu suka?" tanya sigit.
"banget, makasih sayang" jawab nadia.
"sama-sama sayang" balas sigit tersenyum senang.
sigit duduk di kursinya kembali.
tak lama pelayan datang membawa pesanan mereka.
"makasih mbak" ucap sigit kepada pelayan wanita yang mengantarkan pesanan nya, pelayan itu hanya tersenyum sopan dan langsung pergi dari hadapan mereka.
sedangkan nadia masih menatap dan memegang bandul kalung pemberian sigit.
"jangan liatin kalung terus dong, ayo makan, nanti keburu dingin" ucap sigit.
"abis nya kalung yang kamu kasih bagus banget" balas nadia.
"iya dong, buat kamu harus yang terbaik" ucap sigit tersenyum.
"makasih sayang, I love you" ucap nadia sembari menggenggam tangan sigit.
"I love you to my princess" balas sigit lembut, ia membalas genggam tangan nadia.
mereka mulai memakan makanan yang tersaji di hadapan mereka di selingi candaan yang sudah biasa mereka lakukan jika sedang bersama.
¶¶¶¶¶¶¶
"nanti mau kuliah dimana lo?" tanya saffa kepada gadis berjilbab biru muda di hadapan nya yang sedang memakan bakso.
"UI" jawab gadis bermata biru itu, kemudian melanjutkan makannya.
"wah berat tuh" sahut maya, wanita berambut sebahu yang duduk di sisi kanan saffa.
"gw yakin bisa, gw kan pinter" balas bella percaya diri.
"PD banget sih" ucap saffa.
"kenyataan" balas bella.
"kalo reno dimana?" tanya maya.
"sama kaya gw" jawab bella.
"kalian tuh emang ga bisa di pisahin" ucap saffa.
"iya dong, kita kan couple goals" balas bella tersenyum.
"sombongnya" ucap maya.
"biarin" balas bella.
suasana pun hening, hingga bella teringat bahwa ia di minta sang ibu untuk mencari pagar ayu di pernikahan sang kakak.
"oh ya, lo berdua mau gak jadi pagar ayu di nikahan kakak gw?" tanya bella kepada kedua teman nya.
"kak arin mau nikah?" tanya maya.
"iya" jawab bella.
"kapan?" tanya saffa.
"minggu depan" jawab bella.
"gw mah mau aja" ucap maya.
"gw juga, sekalian jadi saksi" sambung saffa.
"bener" sambung maya.
"ya udah nanti gw kabarin" ucap bella.
kedua teman nya itu hanya mengangguk.
"sayang'' ucap suara yang berasal dari luar kantin.
bella menatap pemilik suara itu sembari tersenyum.
"dari mana?" tanya bella kepada pria berlesung pipit tipis itu.
"kelas" jawab pria itu, kemudian ia duduk di sisi kiri bella.
tak lama beberapa pria datang menghampiri meja bella dan bergabung bersama 3 gadis itu.
"mau aku pesenin apa?" tanya bella kepada pria di sisinya itu.
"sama kaya kamu" jawab reno.
"ya udah tunggu sebentar" balas bella, lalu ia bangkit dari kursi, melangkah ke arah pedagang bakso dan memesan bakso untuk kekasihnya.
"enak ya yang punya pacar mah" ucap saffa.
"mangkanya punya pacar" balas pria yang duduk di sisinya.
"apa sih lo" balas saffa sembari mendelik kepada pria tersebut.
"gimana mau punya pacar lo, galak banget jadi cewek" ucap pria itu.
"suka-suka gw" balas saffa.
tak lama bella datang dan kembali duduk di tempatnya.
"ribut mulu lo berdua, jodoh tau rasa" ucap bella, yang baru saja duduk.
"iihh amit-amit" balas saffa bergidik ngerti.
semua yang di situ terkekeh mendengarnya.
"nanti minggu depan kalian dateng di nikahan kakak gw ya" ucap bella kepada teman-teman kekasihnya.
"ok siap" balas mereka serempak.
"nanti gw kabarin lokasinya dimana" ucap bella.
"emang bukan di rumah lo ya?" tanya arya, salah satu teman reno.
"bukan, calon kakak ipar gw itu orang kaya jadi yang pasti nikahan mereka di tempat yang mewah" ucap bella.
"lo juga orang kaya bel" ucap arya.
"dia lebih kaya" balas bella.
arya hanya menganggukkan kepalanya.
¶¶¶¶¶¶¶
"kakak pasti deg-degan ya" ucap bella kepada arin, sang kakak.
"iya nih" balas arin.
"semoga nanti acaranya berjalan lancar dan pernikahan kakak juga sakinah, mawadah, warohmah" harap bella.
"semoga aja, makasih do'a nya" balas arin seraya tersenyum tipis.
bella melihat raut kecemasan di wajah arin, bella tidak tahu apa yang menggangu pikiran sang kakak tetapi bella berharap itu hanya kecemasan biasa yang di alami oleh calon pengantin.
"kakak lagi di pingit ya?" tanya bella.
"iya, bosen aku di rumah mulu" jawab arin lesu.
"kan ada aku, lagian cuma 1 minggu, kakak pasti bisa ngelewatin proses ini" ucap bella berusaha memberikan semangat kepada arin.
"ya semoga" balas arin tersenyum tipis.
"oh ya kak, aku niat mau masuk UI, gimana menurut kak arin?" tanya bella meminta pendapat sang kakak.
"ya bagus, kakak setuju" jawab arin.
"tapi kata temen susah masuk ke situ" ucap bella.
"kakak yakin kamu bisa, kamu kan pinter" balas arin tersenyum.
"oh iya ya" balas bella ikut tersenyum.
"main game yuk, biar kakak ga kepikiran pernikahan terus" ajak arin pada sang adik.
"yuk boleh" balas bella.
mereka pun bangkit dari soffa menuju ruangan game yang ada di rumah mereka.
sebelum mereka main game, tiba-tiba arin memegang tangan bella.
"kenapa kak?" tanya bella.
"setelah aku nikah, kita bakal jauh" ucap arin.
"kita masih bisa ketemu, aku bisa sering main ke rumah kakak" balas bella.
"iya, aku sayang kamu dek" ucap arin sembari tersenyum.
"aku juga sayang kakak" balas bella, kemudian mereka berpelukan sekilas.
"udah ah, kok jadi melow gini" ucap bella.
"aku cuma sedih aja bakal jarang liat kamu" ucap arin.
"resiko anak gadis kak, pasti di ambil suaminya" ucap bella.
"iya, ya udah main yuk" ucap arin tersenyum tipis.
arin menyalakan mesin PS milik mereka, setelah siap mereka pun asik dengan permainan tersebut.