PROLOG
“Yang Mulia tidak menyentuh makanannya sama sekali. Apa yang harus kita lakukan?”
“Yang Mulia pasti masih syok setelah tertidur cukup lama. Lagipula, Yang Mulia terjatuh ke danau, pasti terasa mengerikan baginya.”
“Tetapi, Yang Mulia harus makan. Jika tidak, kondisinya akan kembali melemah.”
“Lebih baik kita abaikan dulu untuk sejenak. Yang Mulia pasti akan baik-baik saja setelah lepas dari rasa syoknya.”
Yang Mulia, Yang Mulia, Yang Mulia, pantatku! Siapa yang kau panggil Yang Mulia? Aku? Jangan bercanda! batin seorang gadis kecil berambut panjang bergelombang berwarna merah, bergelung di dalam selimut seolah sedang bersembunyi dari seseorang. Aku tidak percaya ini, apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku?
Gadis kecil bermata perak itu mengintip ke luar selimut, menatap arsitektur kamar yang berornamen sangat klasik dan futuristik, sungguh khas kerajaan Eropa pada abad pertengahan. Pemandangan itu membuat si gadis kian bergetar oleh rasa bingung dan takut. Dia tidak mengenali kamar yang dia tempati. Dia juga tidak mengenali pelayan-pelayan yang melayaninya dan memanggilnya dengan gelar kehormatan. Dia tidak tahu dia berada di mana, pun apa yang sedang terjadi. Dia kehabisan akal, tak memahami apa pun.
“Baiklah, Claire Ohara, kau bisa melakukannya,” gumam gadis kecil itu, bermonolog, menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan.
Usai menenangkan diri dengan tiga tarikan serta hembusan napas, gadis itu keluar dari persembunyiannya. Kelopak matanya mengedip beberapa kali, tidak nyaman tiba-tiba diterpa sinar matahari cerah dari balik jendela yang begitu tinggi. Dengan mata sedikit menyipit, dia bergerak turun dari ranjang untuk berlari menghampiri meja rias di dekat jendela. Masih dikuasai takut, gadis itu memberanikan diri untuk memastikan penampilan fisiknya untuk ketujuh kalinya.
Dipantulkan oleh cermin, si gadis kecil masih mendapatkan hasil yang sama. Seorang gadis kecil yang rupawan, berambut merah, bermata perak, berkulit sepucat salju, dan bertubuh mungil. Hasil pemeriksaan ketujuh dan tidak ada yang berubah sama sekali. Dia kian bergetar hingga jatuh merosot tertarik gravitasi, bersimpuh tak berdaya di lantai yang terasa dingin. Rasa dingin itu seolah membuktikan padanya bahwa ini semua bukan mimpi. Apa yang sedang terjadi adalah kenyataan, semua ini bukan mimpi mau pun rekayasa. Dia benar-benar terjebak di situasi luar biasa membingungkan ini.
Claire Ohara, itulah namanya saat hidup di dunia. Ya, dunia, baginya dunia ini bukanlah bumi. Sebab, nyatanya memang bukan bumi. Dunia itu sudah menjadi masa lalunya secara mendadak. Tanpa aba-aba, tak bisa dicegah, dan tak terduga sama sekali. Semua itu sudah menjadi masa lalu yang tak akan bisa Claire raih lagi. Mengapa? Karena hidup Claire telah dipermainkan oleh Tuhan—bahkan jika Tuhan memang ada.
Secara kaku, Claire menatap kedua telapak tangan kecilnya dengan mata bergetar hebat. Sepertinya air mata akan kembali turun dari sana meski dia sudah mengeluarkannya sejak pertama kali membuka mata.
“Aku Aelin, katamu?” ujar Claire bermonolog, masih dikuasai syok. “Aelinna Eunice von Sinclair, si putri terbuang di Kekaisaran Neuchwachstein yang akan berakhir mati di guillotine karena tertuduh meracuni adik beda ibunya, si Putri Mahkota, Arnemesia Feria Hyperion von Sinclair, itu adalah aku?”
Dari para pelayan, Claire mengetahui jati dirinya berubah seratus delapan puluh derajat. Dia bukan lagi Claire Ohara, wanita lajang berkarier cemerlang di Inggris berusia 26 tahun, melainkan putri terlantar berusia 7 tahun di Kekaisaran Neuchwachstein, Aelinna Eunice von Sinclair. Penampilan fisik dan segala hal yang terjadi di sekitarnya selama dua hari sejak membuka mata adalah buktinya.
Lebih mencengangkannya lagi, kehidupan aneh ini adalah kehidupan di novel sekaligus serial komik Webtoon best-seller yang dahulu Claire gandrungi berjudul Trash of The Imperial Family. Raga putri terlantar yang Claire miliki sekarang adalah Aelin, tokoh antagonis di serial tersebut sekaligus tokoh yang Claire cintai, alih-alih Arne yang merupakan tokoh utamanya. Lantas, tidak mengherankan bila Claire mengetahui alur kehidupan keduanya sebagai Aelin sejelas membaca buku.
Satu hal yang pasti; Claire selaku Aelin akan tewas di guillotine ketika berusia 18 tahun, disaksikan oleh rakyat kekaisaran dikarenakan tuduhan kejahatannya sebagai pelaku yang meracuni sang Putri Mahkota.
Saat ini, Aelin berusia delapan tahun, masih ada waktu sepuluh tahun sebelum tragedi itu terjadi. Tetapi Claire tidak bisa mempercayai waktu. Di kehidupan pertamanya sebagai Claire Ohara, 26 tahun berlalu begitu cepat. Dia belajar dari pengalaman bahwa waktu tidak berjalan selambat itu. Lantas, kali ini, sepuluh tahun tidak akan jauh berbeda.
Claire harus mendinginkan kepalanya dan berpikir lebih tenang atas fenomena bak novel fiksi yang menimpa hidupnya sekarang.
Dengan pemikiran itu, Claire bangkit lalu menghampiri meja baca yang berada di sudut kamar lainnya, dekat dengan balkon. Sedikit gemetar dan kaku, Claire merogoh laci untuk mencari kertas yang bisa digunakan untuk menulis. Syukurlah ada, dia tidak perlu memanggil pelayan-pelayan yang selama ini terkena imbas dari ketakutan dan kebingungannya.
Mendudukkan diri di kursi, Claire membuka kotak tinta seraya menyiapkan kertas. Sambil menarik napas dalam-dalam, Claire memasukkan ujung pena bulu ke kotak tinta. Usai mengembuskan napas panjang, gadis berambut merah tua itu mulai mengguratkan kata demi kata di kertas.
(Sejauh yang kuingat) 15 Desember 2021.
Namaku Claire Ohara, berumur 26 tahun, seorang jaksa di Inggris. Wanita lajang yang tidak memiliki keluarga maupun kekasih. Hidupku memang membosankan, tapi aku tidak pernah berpikir untuk mengakhirinya. Tetapi, kini, aku terbangun di tubuh karakter fiksi komik yang kucintai, Aelinna Eunice von Sinclair. Memang tidak pernah kuharapkan, itu juga bisa disebut musibah, namun beginilah nasibku sekarang. Mau tak mau harus menjalaninya.
Diriku, ketika aku menuliskan ini, ini adalah pengingat untukmu tentang jati diri aslimu agar kau tidak pernah melupakannya.
Dunia ini adalah dunia fantasi dari latar kisah Trash of The Imperial Family. Aku merasuki raga Aelinna Eunice von Sinclair, putri terbuang di Kekaisaran Neuchwachstein yang akan berakhir mati karena tuduhan meracuni Arne, Putri Mahkota.
Poin penting dalam hidup Aelin:
- Aelin tidak memiliki kekuatan sihir sehingga dia ditelantarkan oleh semua orang, kecuali ketiga dayangnya; Sierra, Freda dan Leah. Mereka adalah satu-satunya pemihak Aelin sampai akhir.
- Eksistensi Aelin tidak diketahui oleh publik luar istana karena ditelantarkan oleh Kaisar Ares di Istana Clementine sesaat setelah lahir. Aelin akan dikenali oleh publik pada saat Debutante Arne terjadi.
- Jangan mengharapkan kasih sayang dari Kaisar Ares, ayahnya. Kaisar Ares hanya menyayangi Arne.
Dari poin-poin ini, aku harus menyelamatkan hidupku (Aelin) dari akhir kematian. Maka yang harus kulakukan adalah:
- Jangan pernah keluar dari teritorial Istana Clementine agar tidak bertemu dengan Kaisar Ares dan Arne. Selama tidak bersinggungan dengan mereka, hidup Aelin akan aman.
- Jangan pernah mencolokkan diri di Istana Clementine. Selama Aelin hidup dalam diam, Kaisar Ares tidak akan menaruh peduli dan tetap melupakannya.
- Simpan uang untuk melarikan diri di usia 17 tahun, setahun sebelum debutante Arne terjadi. Pastikan untuk menyiapkan segalanya sebelum itu terjadi.
- Jangan pernah bersinggungan dengan Duke Morrison, kakek Arne.
- Jangan pernah berpapasan dengan Dion Ollivander, ajudan sekaligus tangan kanan Kaisar Ares.
Tuhan memang konyol, menjebakku ke dalam takdir seperti ini, tetapi tunjukkanlah bahwa aku tidak akan menyerah. Demi diriku sekaligus Aelin, karakter yang kucintai, aku harus selamat dari akhir kematian dan membuat Aelin hidup bahagia—walau aku tidak tahu ke mana jiwa Aelin pergi setelah raganya dirasuki oleh jiwaku.
Claire Ohara, mulai hari ini namamu adalah Aelinna Eunice von Sinclair.
Jangan pernah melupakan akhir kehidupanmu sebagai Aelin.
Dirasa sudah cukup, Claire mengakhiri tulisannya. Sorot mata peraknya mulai kosong, tak lama kemudian diikuti oleh gumpalan air mata, membuatnya berkaca-kaca. Tanpa dicegah, air mata turun membasahi kertas, namun tak m*****i guratan tinta di sana. Setegar apa pun dirinya, Claire tetap syok menerima kehidupannya yang mendadak berubah. Apa yang harus Claire lakukan sekarang? Hidup sebagai Aelin bukanlah hal yang dia harapkan meski dirinya menyukai Aelin.
Tuhan benar-benar konyol.
TO BE CONTINUED
Akhirnya debut juga draft cerita fantasy ini. Kuharap kalian akan menyukainya, hehe :D