Sick sister

1064 Words
keesokan harinya, pukul 7 pagi mereka sudah ada di meja makan untuk sarapan, tapi ada yang aneh dengan Lala wajahnya pucat saat dipegang dahinya ternyata dia demam, sebelum pergi bekerja sang ibu memberikan obat demam untuk anaknya itu. "nanti siang jika belum reda panasnya telepon bunda ya kak" ucap sang ibu pada Maryam dikamar Lala, ada Hary juga yang setia disamping adiknya itu, untung saja adit sekarang lagi tidak rewel seperti tahu kakak yang dihadapannya sekarang sedang sakit. "iya Bun" jawab Maryam. akhirnya sang ibu dan Milan berangkat bersama, setelah itu Maryam juga mulai homeschooling diruang tengah, jadilah Hary yang menjaga kedua adiknya dikamar. Lala termasuk anak yang tidak rewel saat sakit, malah sekarang dia ikut bermain robot dan boneka bersama Adit diatas tempat tidur dengan wajah pucatnya. saat pukul 10 pagi Adit tertidur begitu juga Lala, disitulah Hary mengambil kesempatan untuk membereskan rumah sebisanya agar mengurangi pekerjaan sang kakak nanti. setelah 20 menit membereskan rumah dia kembali kekamar dan mengerjakan PR karena lelah dia juga terlelap dimeja belajarnya. pukul 11.30 Maryam sudah siap belajar dia segera kekamar disaat gurunya sudah pulang. melihat Hary yang tertidur dia pun berpikir pasti adiknya itu kelelahan karena mengurangi pekerjaannya. dia pun membangunkan Hary dengan tidak tega tapi bagaimana lagi Hary harus ke sekolah sebentar lagi busnya datang. Hary terbangun dengan syok dikiranya dia sudah telat tetapi ternyata masih ada waktu untuk bersiap-siap. Maryam memeriksa tubuh Lala, ternyata panasnya perlahan turun. tak lama bus sekolah datang, Hary buru-buru pamit pada kakak dan kedua adiknya yang kini sudah terbangun. karena hari sudah siang Maryam memberikan adiknya makan, dan memberikan obat lagi untuk Lala seperti yang dilakukan ayahnya saat dirinya sakit. Adit juga dengan lahap memakan makan siangnya, Lala hanya makan sedikit karena nafsunya berkurang disaat sakit lalu setelah makan dia minum obat. setelah siap makan, tak lama Milan masuk kedalam rumah. tentu saja Milan pulang bersama bundanya, restoran tempat sang ibu bekerja berdekatan dengan sekolahnya, jadi sang ibu menyuruh Milan pulang sekolah ke restorannya dulu menunggu sampai sang ibu istirahat makan siang barulah dia diantar pulang naik mobil dengan ibunya. untung saja pemilik restoran berteman dekat dengan sang ibu, jadi Milan menunggu disana sambil makan siang juga. "adeek" teriak Milan saat memasuki rumah langsung menciumi pipi gembul adit. "Milan, bunda langsung balik lagi ya" tanya maryam, dapat anggukan dari Milan. "yaudah ganti baju dulu sana" perintah Maryam kepada Milan. Milan pun segera berlari kekamar untuk berganti baju. setelah selesai dia langsung menuju keruang tengah lagi Dimana Adit sedang bermain dengan Maryam, sedangkan Lala terbaring lemah dikarpet berbulu itu sambil menonton tv. "kak, Lala masih sakit ya" tanya Milan sambil mengambil tempat duduk ditengah-tengah Maryam dan Lala. Maryam pun menganggukan kepalanya meng iyakan. Milan pun beralih pandangannya kearah Lala. "la, tadi Abang ada beli buku mewarnai loh" ucap Milan dengan nada menggoda adiknya. "ha bener bang" tanya celat Lala dengan mata berbinar walaupun sedikit lesu dan pucat. Milan mengangguk antusias. "ayo kita mewarnai dikamar" ajak Milan dapat anggukan antusias dari Lala. mereka berdua pun pergi menuju kamar. Maryam yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya karena biasanya Milan selalu menggoda Lala sampai gadis itu kesal sekali, tapi karena Lala sakit dia mungkin tidak tega membuatnya kesal. sesampainya dikamar.... Milan mengeluarkan buku penuh dengan gambaran tanpa diwarnai, dan mengeluarkan pensil warna untuk mewarnai gambar tersebut. Lala pun semangat, ini adalah hal yang disukainya apalagi saat melakukannya dengan sang ayah dulu itu lebih menyenangkan. mereka pun mewarnai bersama diatas tempat tidur, biasanya Milan tidak pernah mengalah jika gadis itu keras kepala tapi lihatlah sekarang dia menuruti apapun yang Lala mau seperti "bang ini warna kuning ya" , "bang Lala mau minum", "bang warna itu jelek, hapus" , dan banyak lagi. tapi Milan menuruti semua itu tanpa bantahan. dia teringat pesan ayahnya kalau dia harus menjaga adiknya saat sakit terutama Lala dia harus mengalah karena sang ayah tahu Milan suka kali membuat Lala kesal dan tidak mau mengalah. "Milan kangen ayah" gumamnya dalam hati bersamaan dengan ucapan celat dan lirih adiknya "Lala kangen ayah". Milan terkejut mendengarnya karena ternyata lala terlelap dan yang tadi adalah ngigauan nya. ternyata sang adik sakit karena merindukan ayahnya, Milan pun membereskan peralatan mewarnai mereka lalu berbaring disamping adiknya itu dan memeluknya tanpa disadarinya pipinya basah karena menangis, dia pun ikut terlelap bersama sang adik. melihat jam menunjukan pukul setengah tiga dan sekarang Adit tidur digendongannya, Maryam pun memutuskan meletakkan adiknya itu ditempat tidur bayi dikamar ibunya. Lalu membereskan rumah dengan cekatan, saat ia kekamarnya dan Milan, dia melihat kedua adiknya yang tertidur berpelukan, dia pun tersenyum bahagia melihat keakraban Milan dengan Lala yang mulai tumbuh. saat terbangun Milan melihat langit sudah sore, Lala yang disampingnya juga mulai terbangun, dia pun memeriksa kening adiknya dan merasa panasnya reda dia tersenyum senang. "Abang, mandi sama Lala ya" ucap gadis kecil itu dengan celat dia juga menyadari hari yang sudah sore makanya mengajak Milan mandi bersama seperti biasa. "Lala jangan mandi dulu kan sakit tadi" ucap Milan pengertian. "Abang aja yang mandi, oke" lanjut Milan lagi dapat anggukan dari Lala. "Lala mau ketempat kak Maryam ya bang" ucap gadis itu celat sambil beranjak pergi dari kamar. Milan pun mandi, sedangkan Lala sekarang bersama Adit dan Maryam yang sudah bersih juga wangi diruang tengah. "Lala jangan mandi dulu ya" ucap Maryam saat melihat adiknya itu duduk disampingnya bermain dengan Adit. Lala pun menganggukan kepalanya saja. "ganti baju saja ya, minta tolong sama bang Milan sana" ucap Maryam, Lala pun hanya menurut saja dia kembali kekamarnya untuk mengambil baju dilemarinya, untung saja pakaiannya berada di bagian paling bawah. tapi karena masih terlalu kecil untuk mengambil pakaiannya sendiri dia pun bingung dan hanya mengacak-ngacaknya. setelah 5 menit melakukan itu matanya mulai berkaca-kaca sampai suara seseorang membuatnya lega. "kata kak Maryam, Lala mau ganti baju ya? kenapa gak panggil Abang?" tanya Milan sambil menghampiri adiknya yang sedang berlutut dihadapan lemari pakaian. "mau ambil baju dulu" ucap Lala dengan suara bergetar ingin menangis. Milan langsung mengerti kalau adiknya pasti mengalami kesulitan, dia pun mengambil pakaian adiknya lalu membantu sang adik memakai nya. setelah siap mereka pun keluar kamar menuju ruang tengah, yang ternyata bundanya dan bang Hary ada disana juga, ternyata sudah pukul 5 sore pantesan mereka sudah pulang. sang ibu yang melihat Lala dihadapannya langsung mengecek kening anaknya itu, setelah itu dia lega karena panasnya sudah turun, Hary juga memeluk Lala dengan khawatir setelah itu dia pergi untuk membersihkan diri begitu juga dengan sang ibu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD