“Menunggu Richie sama saja menunggu kemustahilan,” gumam Sharlynn yang mulai beranjak melangkahkan kakinya menuju keluar kafe. Saat ia masih berada di ambang pintu kafe, suara bel mobil cukup membuatnya terkejut. Sharlynn memicingkan matanya, menatap mobil yang baru saja datang dan berhenti di depannya. Sesekali ia mengucek matanya, memastikan apakah mobil yang sedang berhenti itu benar-benar milik seseorang yang sedang ia harapkan. Tak juga beranjak dari posisinya, suara bel mobil kembali berbunyi satu kali, tetapi tetap saja Sharlynn hanya berdiri seperti orang linglung. “Hei! Telingamu sedang bermasalah karena terlalu lelah bekerja?” Suara bariton itu terdengar geram, Sharlynn mengerjap dua kali dan mendapati sosok Richie yang menurunkan separuh kaca mobil yang ada di sampingnya. Refl

