Semalaman Elang tidak bisa tidur sebab memendam rasa dendam yang meluap-luap terhadap Dewa. Sayangnya, cuaca malam tadi tidak menghendaki untuk dirinya sampai ke rumah lelaki itu. Meskipun ia sudah menerobos jalanan di tengah-tengah derasnya hujan, jalan sedang tidak bisa dilalui karena macet sebab ada kecelakan beruntun yang mengharuskan dirinya berputar arah untuk ke rumah. Hampir waktu dini hari, Elang yang sedang di atas ranjang menatap langit-langit kamar sambil memeluk guling di atasnya. Lelaki it terus saja menghela dan menghembuskan napas panjang mencoba menetralkan emosi yang kian menjadi-jadi. Tidak terasa rasa kantuk melingkupi dirinya, Elang yang sejak tadi membuka mata kini menjadi sayup-sayup tenggelam dalam alam bawah sadarnya. Hingga pagi menjelang, matahari menyingsing

