Pertemuan

1365 Words
Kring.. kring.. kring.. Alarm berbunyi nyaring untuk kesekian kalinya, namun tak mampu membuat sang pemilik kamar bernuansa biru tersebut membuka mata. Hanya sesekali menggeliat karena sedikir terusik. Hingga sentuhan lembut membelai pipi tembam nya membuat dia menggeliat pelan. “Jasmine!, bangun, sudah siang nak. Apa kamu libur kuliah hari ini?” ucap sang ibu. “Egghh..” gumam Jasmine. “Sudah jam 8 lebih loh, kamu libur?.” Ucap Sari kepada putrinya yang masih enggan membuka mata. Hingga beberapa detik kemudian mata yang tadinya susah terbuka kini melotot sempurna. “Apa bu? Jam 8.” Pekik nya seraya bangun dan menoleh ke arah jam welker di atas meja. Mulutnya menganga saat melihat jam menunjukkan pukul 08.15. “Astaga !. Jasmine ada kelas pagi bu.” Pekiknya dan langsung berlari ke kamar mandi membuat Sari tersenyum dengan menggelengkan kepalanya. Bukan hal baru bagi Jasmine jika malamnya dia terlambat pulang, maka keesokan harinya dia akan telat bangun. Menit berlalu Jasmine keluar kamar dengan pakaian rapi. Mendekati sang ibu dan mencium pipi kanannya. “Sarapan dulu sayang.” Ucap Sari. “Jasmine bawa bekal aja ya bu, Cuma satu jam kok di kuliahnya. Habis itu langsung ke café. Hari ini ada tamu spesial yang akan mengadakan meeting di café, dan Daffa minta Jasmine buat menghandle semua keperluannya.” Terangnya sambil menata bekal. “Yaudah. Hati-hati di jalan ya.” Ucap Sari menerima uluran tangan Jasmine kemudian mengecup puncak kepalanya. “Iya ibu. Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam.” Di tengah perjalanan Jasmine tak sengaja melihat seorang anak yang ingin menyebarang jalan, spontan dia mendekati anak itu dan membantunya. “Ayo, kakak temani. Kebetulan kakak juga mau ke sebrang.” Ucap Jasmine. “Iya kak.” Ucap anak tersebut. Setelah memastikan jalannya aman, Jasmine dan anak itu mulai menyeberang dengan hati-hati. Hingga mereka berhasil dengan selamat. Tak berselang lama sebuah mobil melaju tepat di sampingnya membuat genangan air sisa hujan semalam sukses memandikan Jasmine. “Aaa…. S**l.” pekiknya karena baju yang ia kenakan basah dan kotor. “Wooyy… jalan pakek mata dong.!” Teriaknya pada mobil itu tapi tak mampu didengar oleh sang pengemudi karena sudah jauh. ‘Awas aja kalo ketemu, bakal gue balas.’ Batin Jasmine dengan menghentakkan kakinya. Menatap jam yang melingkar di tangannya, pukul 09:10. “Aaiiss.. Telat kan. Kalo gue tetap ke kampus pasti gak dibolehin masuk. Hmm… bolos sekalian aja lah. Lagian hukumannya nggak jauh beda.” Gumam Jasmine. Merogoh ponsel di saku celananya, mengusap-usap layar tipis itu untuk memesan ojol. Dia memutuskan untuk langsung ke café saja. Hingga menit berlalu bang ojol yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit, kini Jasmine sampai di depan café tempat dia bekerja. Turun dari ojol dan mengembalikan helm pada si abang. “Berapa bang ?” tanya Jasmine sopan. “15 ribu neng.” Ucap si abang ojol. Jasmine mengambil uang 20 ribuan dari tasnya dan menyerahkan ke tukang ojol tersebut. “Kembaliannya buat abang aja.” Ucap Jasmine sambil tersenyum manis. “Terima kasih neng.” “Sama-sama.” Setelah urusan dengan abang ojol selesai, Jasmine menuju ke pintu samping café, pintu yang di khususkan untuk pegawai café yang terhubung langsung dengan dapur dan loker pegawai. Berjalan santai melewati beberapa mobil yang terparkir di situ, keningnya mengkerut saat matanya menangkap 1 mobil berwarna hitam yang terparkir di samping mobil bosnya. Ya, itu mobil yang sudah membuat bajunya kotor dan terlambat masuk kampus. Dengan langkah buru-buru Jasmine masuk dke dalam café dan mencari tahu siapa pemilik mobil tersebut. “Eeh…. mau kemana ?” tanya Jery menghalangi langkah Jasmine saat bersimpangan di depan bar. “Gue mau ke depan., ada urusan penting.” Ucap Jasmine sambil menyingkirkan tangan Jery dari hadapannya. “Dengan penampilan loe kaya gini ?.” Tanya Jery melihat penampilan Jasmine yang jauh dari kata buruk. Ramput berantakan, baju dan celananya kotor dan basah. Mendengar pertanyaan Jery membuat Jasmine membuang nafas kasar dan mengurungkan niatnya. Berbalik, melangkah menuju loker untuk bersih-bersih dan mengganti pakaiannya dengan seragam karyawan. Karena kerapian dan kebersihan menjadi poin terpenting karyawan di café itu. 20 menit kemudian Jasmine sudah rapi dengan seragamnya. Berjalan menghampiri Reva di bagian kasir. “Eh, Min. tadi loe dicari sama pak Daffa. Suruh ke ruangannya.” Ucap Reva. Membuat kening Jasmine berkerut. Pasalnya biasanya yang di panggil keruangan si bos itu yang punya masalah. Tapi, Jasmine merasa tak punya masalah selama ini. “Thanks Rev. gue ke ruanganya si bos dulu.” Ucap Jasmine. Dan di angguki Reva. Tok..tok..tok.. “Masuk.” Terdengar suara dari dalam, akhirnya Jasmine memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut. Terlihat di sana tak hanya Daffa yang duduk di sofa, ada 2 orang lagi yang sedang berbincang-bincang sambil memegang beberapa map. “Permisi pak.” Ucap Jasmine saat membuka pintu. Melihat kehadiran Jasmine, Daffa menyuruhnya mendekat. “Jasmine, tolong buatkan minuman spesial untuk tamu saya.” Ucap Daffa. “Ada lagi pak?” tanya Jasmine. “Hmm.. Roy mau pesan makan sekalian ?” tanya Daffa pada tamunya. Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya. ‘Dih.. sombong banget nih orang.” Batin Jasmine. “Udah itu aja. Jangan lama-lama ya.” Ucap Daffa. “Baik pak.” Jawab Jasmine sopan dan pamit undur diri. Berjalan menuju pantri untuk membuat pesanan di bos dan tamunya dengan mulut manyun. Membuat Jeruy yang juga berada di pantri mengerutkan kening. “Loe kenapa lagi?.” Tanya Jery heran dengan tingkah temannya yang satu ini. Karena biasanya dia selalu tersenyum kalo sedang kerja. “Sebel gue, udah tadi pagi gue gak jadi masuk kampus karena baju gue kotor kena genangan air. Dan ini ketemu sama cowok sombong.” Jawab Jasmine membuat Jery terkikik geli. “Awas.. benci sama cinta itu bedanya tipis.” Ucap Jery sambil berlalu meninggalkan Jasmine yang tengah mengaduk kopi buatannya. “Idiihh… ogaah..” ucap Jasmine. Setelah pesanannya jadi, Jasmine langsung membawanya ke ruangan si bos. Dan menyajikan di depan yang tamu dengan sopan. Sebelum dia keluar dari ruangan tersebut, Daffa meminta Jasmine untuk membantu Reno asisten Roy mengambil hadiah pembukaan cabang café di mobil Roy. Berjalan mengikuti Reno ke parkiran dan matanya melotot saat tahu mobil yang dimaksud adalah mobil yang tadi pagi membuat masalah dengannya. “Oh, jadi anda yang tadi pagi pakai mobil ugal-ugalan?” ucap Jasmine tiba-tiba pada Reno. “Maksud mu apa?” tanya Reno. “Tadi pagi mobil ini melaju kencang di jalan X. tepat disamping saya membuat genangan air membasahi baju dan celana saya. Akibatnya saya gak bisa masuk kampus.” Sungut Jasmine. Mendengar keributan di area parkir membuat beberapa karyawan penasaran dan mengintip keluar bertepatan Daffa dan Roy keluar dari ruangan karena cliennya sudah sampai. Penasaran dengan apa yang terjadi mereka pun mendekat. “Ada apa ini?” Tanya Daffa pada Jasmine dan Reno. “Maaf pak Daffa. Karyawan anda ini kurang sopan terhadap tamu. Dia marah-marah karena katanya saya yang membuat dia hari ini tidak bisa berangkat ke kampus.” Jawab Reno tegas dengan menatap sinis ke arah Jasmine. “Benar itu Jasmine ?.” tanya Daffa mengalihkan pandangannya ke Jasmine yang menahan emosi. “Dia memang salah pak. Saya ingat mobil ini yang jalan ugal-ugalan dan membuat genangan air di jalan mengenai baju saya.” Jawab Jasmine sambil menunjuk mobil yang di kendarai Roy dan Reno. “Saya nggak salah.” Keukeuh Reno. “Anda tetap salah.” Sergah Jasmine. Hingga tanpa pikir panjang Jasmin meraih gelas minuman yang di bawa rekan kerjanya menyiramkan ke Reno. Tapi s**l, air itu melesat menyiram Roy yang memang berdiri di samping Reno. Membuat semua orang terkejut dengan kejadian itu begitu pun Reno dan Daffa yang sudah hafal dengan karakter Roy. “Jasmine !” Pekik Daffa. “Sorry pak, nggak sengaja. Siapa suruh dia berdiri disitu.” Ucap Jasmine tanpa merasa bersalah. “Sorry ya Roy.” Ucap Daffa tak enak hati dengan temannya itu. “Dia yang seharusnya minta maaf.” Ucap Roy dengan tatapan tajam. “Kenapa saya.” Sungut Jasmine. “Jasmine !” sahut Daffa tak ingin memperpanjang masalah. “Okey.. Sorry.” Jawab Jasmine pasrah. “Potong gajinya 50% dan suruh dia lembur selama 1 bulan.” Ucap Roy tegas dan meninggalkan tempat tersebut. Membuat kedua mata Jasmine melotot sempurna. “What ?” pekik Jasmine.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD