2 - Kesalahan terbodoh

1049 Words
Seharusnya Naya marah karena mendengar perkataan pria itu namun entah mengapa ia hanya diam saja dan balas menatap pria itu. Pria di hadapannya terlihat sepantaran Stefan, bahkan mungkin lebih tua beberapa tahun. Entahlah. Dari gayanya berbicara, pria itu jelas bukan pria sebayanya. Terdengar lebih dewasa. Namun setelah pengamatannya, Naya mendapati bahwa pria didepannya adalah pria paling tampan yang pernah ia lihat. Walaupun tatapan matanya terkadang menakutkan. Dan ia dapat melihat bekas luka, seperti sayatan memanjang yang telah lama berada di pipi bagian kanannya. Bulu halus terlihat mulai tumbuh di bawah dagu rahang yang tegas. Hidungnya mancung, dan matanya memiliki warna yang sedikit berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia. Perpaduan antara biru gelap dan Abu-abu yang memukau. Membuat Naya betah menatap kedua manik tersebut. “Kamu bawa sesuatu?” Tanya pria itu merujuk pada kantong kertas yang ia bawa sedari tadi. Makanan yang ia beli untuk Stefan. “Ah, ini…makanan.” Jawab Naya terpatah-patah. “Kita bisa memakannya nanti setelah aku memakanmu.” Bisik pria itu yang tiba-tiba berada di sampingnya. Naya dapat merasakan hembusan napas mentol pria itu di telinganya. Tangan pria itu mengambil kantong kertas darinya lalu menyimpan di sembarang tempat. Lalu tangannya kembali memeluk pinggang Naya, membuat tubuh mereka berdua berhadapan. Pria itu mulai mencium bibirnya lagi. Ciuman yang mirip seperti apa yang dilakukan Stefan bersama wanita tadi. Mengingat hal itu lagi, membuat Naya kembali marah dan sakit hati hingga akhirnya ia memutuskan untuk meneruskan apa yang ia lakukan bersama pria asing ini demi membalas tunangannya. Naya merangkul leher pria itu dan memejamkan matanya untuk merasakan ciuman itu. Naya tiba-tiba merasakan tubuhnya diangkat dan diletakkan ke atas kasur. Tangan pria itu menyentuh pahanya dan merayap naik untuk masuk ke dalam gaun floral yang ia kenakan. Kulitnya yang dingin merasakan sentuhan hangat pria itu. Jemarinya yang kuat meremas p******a Naya tanpa menghentikan ciuman mereka. Pertama kali merasakan hal itu, Naya mendesah namun desahan itu tertahan karena ia tidak diizinkan untuk menjauhkan bibirnya. Tangan pria itu yang lainnya berada di belakang punggungnya, meraih risleting dan sedikit mengangkat tubuh Naya untuk menurunkan risleting tersebut. Setelah itu dengan cepat dress itu diturunkan hingga berada di pinggangnya. Mata Naya membulat saat menyadari apa yang terjadi. “Tunggu, tunggu!” Pinta Naya setelah ia berhasil mendorong pria itu. Namun pria dihadapannya sudah tidak mau menunggu. Tatapan matanya menggelap karena dengan jarak tersebut ia dapat melihat keindahan tubuh yang terpampang di hadapannya. Sepasang p******a yang terbentuk indah, sempurna, dibalut oleh bra cantik yang membuatnya menyembul seolah meminta untuk dikeluarkan. Pria itu menundukkan kepalanya kembali dan dengan kedua jarinya, melakukan apa yang diminta oleh kedua benda indah itu. Menurunkan bra itu ke bawah sehingga ia dapat melihat lebih jelas apa yang bersembunyi di balik kain tersebut sebelumnya. Mulut pria itu melahap dengan rakus bersamaan dengan suara terkesiap Naya karena terkejut dengan apa yang dilakukan olehnya. Namun secara bersamaan, ia merasakan gelenyar aneh disekujur tubuhnya saat pria itu menghisap salah satu bagian tubuhnya. Naya menggigit bibir dan memejamkan matanya sambil menahan napas ketika isapan kencang terasa di salah satu dadanya. Tanpa sadar ia mendesah pelan hingga membuat pria itu berhenti dan menatap Naya dengan seringai di wajahnya. Pria itu mencium bibir Naya sekilas sebelum jarinya memilin safety pants dan celana dalamnya turun hingga terlepas dari tubuh Naya. Naya menarik napas dengan kencang saat merasakan sebuah jari menyentuh bagian pribadinya di bawah sana. Ia tidak tahu berapa lama matanya terpejam namun saat ia membuka mata, pria dihadapannya sudah melepaskan seluruh pakaiannya dan sedang memposisikan tubuh diatasnya. Naya merasakan bobot tubuh pria itu dengan nyaman, anehnya sangat nyaman seolah ia sudah terbiasa dan tidak keberatan dengan beratnya. Pria itu menciumi bibirnya dengan lembut sehingga membuat Naya terbuai. Saat Naya terengah-engah karena ciumannya, sensasi panas tiba-tiba menjalar disekujur tubuhnya. Awalnya panas, lama kelamaan ia merasakan sakit dan perih yang membuatnya berhenti bernapas. Pria itu tidak menyadarinya, hingga ia menerobos masuk ke dalam tubuh Naya dengan susah payah. Saat setengah jalan, barulah ia sadar bahwa dirinya telah menabrak suatu batas di dalam tubuh Naya. Ia menghentikan gerakannya dan menatap Naya karena heran. “Jangan bilang kamu..?” Naya berhasil menahan rasa sakitnya yang berangsur hilang menjadi sesuatu yang tidak dapat digambarkan olehnya. Saat pria itu tidak sengaja menggerakan dirinya, Naya mendesah dengan keras lalu menutup mulutnya saat ia menyadari perbuatan memalukannya. Namun harus ia akui, rasa itu berubah menjadi menyenangkan dan Naya penasaran seperti apa rasa yang akan ia dapatkan setelahnya. Maka dari itu Naya merengkuh tubuh berotot pria itu lagi dan merangkum wajahnya sebelum mereka berciuman. Pria itu menganggap tindakan Naya sebagai tanda untuk melanjutkan kegiatan mereka maka itulah yang Naya dapat. Pria itu bergerak kembali. Awalnya perlahan namun lama kelamaan semakin cepat dan cepat hingga rasa nyeri itu sepenuhnya hilang tergantikan oleh rasa menyenangkan. Naya menahan napas saat merasakan hal aneh pada tubuh bagian bawahnya. Pria itu berbisik padanya. “Lepaskan.” Naya tidak mengerti apa maksud pria itu namun secara alami ia membiarkan tubuhnya untuk bebas. Tidak menahan apapun hingga ia bergetar. Pria itu mempercepat gerakannya, menghentak dengan keras hingga ia menggeram dan menyentakkan tubuhnya untuk terakhir kali dengan kasar dan lebih dalam. Kedua napas mereka terengah-engah. Pria itu mengistirahatkan tubuhnya diatas tubuh Naya hingga mereka berdua dapat merasakan degup jantung satu sama lain. Naya memejamkan matanya untuk mencerna perbuatannya malam ini. Hal yang paling berharga dalam dirinya ia berikan begitu saja pada pria asing tampan yang tidak ia ketahui namanya. Jika ia tidak memergoki Stefan berselingkuh, ia tidak akan melakukan ini. Namun kenyataan yang ia temukan beberapa waktu lalu membuat harga dirinya terluka. Ia menjaga hal yang paling berharga hanya untuk Stefan setelah mereka menikah namun pria itu justru melakukan hal tersebut dengan wanita lain. Pria itu mulai berguling ke samping, berbaring menyamping dan menarik tubuh Naya ke dalam dekapannya. Naya merasakan otot d**a pria itu di punggungnya. Pria itu melingkarkan lengan di sekitar tubuhnya lalu tangannya menggenggam payudaranya dengan sangat nyaman seolah p******a Naya memang tercipta untuk ia genggam. Dagunya bersandar di pundak Naya. “Aku akan memberi keringanan untuk seorang perawan.” “Apa maksudnya?” “Jika kamu bukan perawan, aku tidak akan memberimu waktu untuk istirahat seperti ini.” Bisiknya sambil meremas p******a Naya dengan lembut. Mata pria itu terpejam sementara tatapan mata Naya menyalang memikirkan kejadian luar biasa yang baru ia rasakan. Naya tidak menyadari bahwa dirinya baru saja berurusan dengan bahaya.  

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD