5

1036 Words
Waktu berjalan dengan sangat cepat, satu minggu setelah kejadian pencurian itu. Jazlyn hari ini kedatangan tamu, pria yang dia temui dan di ajak untuk kerja sama akhirnya datang. Duduk di sofa mewah, pria itu menatap Jazlyn yang tetap dengan wajah dinginnya tanpa ekspresi. Tidak ada yang berubah dari dirinya, tetap seperti mereka bertemu satu minggu yang lalu membuatnya penasaran, apakah Jazlyn manusia atau robot. "Jadi apa yang akan aku lakukan?". tanya pria itu to the point karena tidak tahan dengan suara yangenurutnya sedikit mencengkram. "Apa kau yakin bisa melakukan apa yang aku perintahkan". tanya Jazlyn balik. "Tentu, apa kau meragukan ku sekarang. Jika kau ingin aku membunuh seseorang, maka aku akan jadi pembunuh. Atau jika kau menyuruh ku untuk melakukan pencurian maka aku akan menjadi pencuri seperti yang kau ketahui". ucap pria itu yakin. "Aku tidak butuh pembunuh bayaran maupun seseorang untuk menjadi pencuri, aku hanya ingin kau menjadi wakil ku". jawab Jazlyn santai. "Wakil?". tanya pria itu. "Ya, aku akan membangun sebuah perusahaan dan aku ingin kau menjadi wakilku. Aku tau kau pernah menjadi seorang Direktur di sebuah perusahaan terkenal. Dan sekarang aku mau kau jadi wakil sekaligus Direktur di perusahaan ku ini". jawab Jazlyn. Pria itu tercegang mendengar setiap kata yang di ucapkan Jazlyn. Bagaimana bisa gadis kecil yang baru kemarin mereka bertemu dan sekarang sudah mempercayainya menjadi seorang direktur di perusahaannya. Haruskah dia percaya pada gadis di hadapannya, pikirnya. Ingin sekali dia tertawa sekarang dengan keputusan yang dibuat Jazlyn. "Apa kau yakin dengan keputusan mu?". tanya pria itu. Dia mulai ragu dengan keputusannya untuk mengikuti gadis kecil itu, bagaimana bisa dia mendirikan perusahaan di tambah dengan jabatan yang tinggi sekaligus. Apakah ini sebuah lelucon, batinnya. "Aku sudah membuat aplikasi pelindung untuk perangkat seperti Komputer, Laptop dan ponsel dari berbagai macam virus yang bernama ZPV (Zwetta Protec of Virus)" jelas Jazlyn. Bukannya menjawab apa yang pria itu tanyakan, Jazlyn malah menjelaskan sebuah produk dari perusahaannya yaitu berupa sebuah aplikasi. Karena misi Jazlyn adalah mendirikan sebuah perusahaan bukan membuang-buang waktu untuk menjawab pertanyaan yang nggak perting menurutnya. Dan sesuai sumpahnya, bahwa dia harus kembali ke Negara xx lima tahun mendatang untuk membalaskan dendamnya. "Seberapa yakinnya kau dengan aplikasi yang kau buat itu?". tanya pria itu. Melihat keseriusan Jazlyn membuat pria itu memutuskan untuk menerima tawarannya. "Aku sangat yakin, karena aku sudah menelitinya jauh-jauh hari sebelumnya". jawab Jazlyn. "Baiklah aku percaya padamu, tapi aku harus apa dengan aplikasi ini?". tanya pria itu lagi. "Cukup mudah. Kau hanya perlu menawarkan ke beberapa perusahaan untuk mereka membeli aplikasi tersebut. Bukankah kau sudah pernah melakukannya, aku yakin tidak sulit bagimu". jelas Jazlyn. "Aku yakin kau tau apa yang pernah terjadi pada ku, aku tidak tau harus bagaimana meyakinkan aplikasi itu pada perusahaan-perusahaan untuk kerja sama. Nama ku sudah hitam karena masalah yang tidak pernah aku lakukan. Mungkin ini akan sulit". jelas pria itu. Dia memang pandai dalam hal memajukan perusahaan dalam waktu singkat. Terbukti disaat dia bekerja di salah satu perusahaan ternama di kota ini, sampai akhirnya disaat perusahaan itu sudah menjadi salah satu perusahaan terkenal dia di buang begitu saja oleh rekan-rekannya. Dia di fitnah melakukan hal yang tidak pernah sama sekali dia lakukan, bersamaan dengan kekasihnya yang mengkhianatinya begitu saja. Dan karena fitnah itu membuat namanya jadi buruk di mata orang, dan membuatnya tidak di terima bekerja dimana pun. "Aku tau kau tidak mungkin melakukan hal itu, sekali pun kau melakukannya aku pun tidak peduli". ucap Jazlyn. Mendengar apa yang dikatakan gadis itu membuat pria itu tersentuh. Baru kali ini dia bertemu dengan gadis kecil yang terlihat dingin tapi baik hati. Dia sudah menyelamatkan nyawa adiknya dan sekarang dia memberinya pekerjaan dengan jabatan tinggi langsung. Jabatan itu bahkan lebih tinggi dari jabatannya di perusahaan sebelumnya. "Jika kau sudah yakin. Aku pastikan kau tidak akan menyesal telah mengikuti ku". ucap Jazlyn. Jazlyn bukan tipikal orang yang dengan mudah mengucapkan kata-kata manis, tidak seperti wanita ular yang sudah membuatnya pergi jauh seperti sekarang. "Baiklah aku akan membantumu mengurusnya, tapi mungkin tidak akan langsung berkembang dalam waktu singkat tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat perusahaanmu sama seperti perusahaan-perusahaan yang lain". janji pria itu sungguh. Dia tidak tau apa yang membuat gadis kecil di hadapannya ini bersikap seperti itu, tapi dia bisa melihat tekad kuat gadis kecil ini untuk menciptakan perusahaan. "Bagus. Dan aku janji akan membantu mu membalaskan dendam mu pada mereka". Janji Jazlyn. Jazlyn tau bahwa pria yang dihadapannya sekarang tidak sejahat seperti apa yang media beritakan tentang dia. Kehidupannya hampir sama, yaitu di jebak oleh orang terdekat dan di buang begitu saja. "Aku akan menunggu saat itu tiba". ucap pria itu. Mendengar janji Jazlyn padanya, membuat dia semakin percaya pada Jazlyn. Dia tersenyum dan mengucapkan syukur pada Tuhan karena telah di pertemukan dengan gadis kecil pemberani ini. Pria itu sangat yakin, hidupnya akan lebih baik setelah mengikuti Jazlyn. "Karena kita akan menjadi partner, kenalkan aku Jazlyn Zwetta". ucap Jazlyn sambil mengulurkan tangannya. "Aku Oziel Aquila Luis, panggil saja Oziel". ucap Oziel membalas uluran tangan Jazlyn. "Aku akan memanggil mu kak Oziel". ucap Jazlyn. Oziel tersenyum mendengar penuturan Jazlyn. Segitunya dia menghargai yang lebih tua dan saat itu juga dia membuat pikiran buruk tentang Jazlyn yang sombong. Hanya Jazlyn bukan orang yang mudah untuk di dekati, seperti ada dinding beton yang sangat kokoh yang membentengi itu semua. "Oh ya, kalian tinggal dimana?". tanya Jazlyn Mendengar pertanyaan yang di lontarkan Jazlyn, senyum Oziel seketika menghilang dan di gantikan dengan raut wajah yang tampak murung memingat sebentar lagi dia dan adiknya akan di usir dari kontrakannya karena belum bisa bayar uang sewanya. "Jujur, aku masih belum tau Jaz, karena aku belum bisa bayar sewanya. Dan mungkin sebentar lagi aku dan adik ku akan di usir". jelas Oziel. "Bagaimana jika kalian tinggal disini saja. Rumah ini cukup besar, sedangkan yang tinggal disini hanya aku dan Bibi". ucap Jazlyn menawarkan. "Apakah tidak akan merepotkan mu jika aku dan adik ku tinggal disini?, kau sudah banyak membantu ku sebaiknya tidak usah. Nanti aku cari kontrakkan yang lebih murah saja". tolak Oziel. Oziel sangat berterima kasih atas semua kebaikan Jazlyn padanya. Oziel akan merasa jadi beban Jazlyn jika dia dan adiknya tinggal bersama. Apa kata orang juga nanti jika mereka tau ada laki-laki yang tinggal bersama mereka. ***** foll new ig : @knririn_
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD