Namun, sayangnya sebelum pria penjahat itu melepas pelatuk pistolnya, Jazlyn lebih dulu berdiri tepat di belakangnya dengan gerakan yang sangat cepat tak terlihat. Satu pukulan lolos di bagian belakang pria tersebut membuatnya langsung terjatuh dengan seteguk darah lolos lagi dari mulutnya. Tidak ada satu pun dari mereka yang melihat bagaimana bisa Jazlyn tiba-tiba sudah berada di belakang pria itu.
Setelah di rasa semua selesai, Jazlyn langsung bergegas pergi karena dia tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan orang yang tidak ia kenal sama sekali.
"Nona tunggu!!". teriak salah satu pria dari tiga orang itu.
"Sebutkan nama mu, aku ingin membalas kebaikan mu nanti setelah aku pulih". ucap sang bos yang ingin di bunuh.
Namun, sayang seribu sayang mereka bertiga harus menelan kekecewaan karena Jazlyn pergi tanpa melihat ke belakang barang sedetik pun atau bahkan menjawab sahutan mereka.
"Tuan, saya sudah menghubungi tuan Bryan. Dia akan segera sampai" ucap salah satu pria tersebut.
"Hm, aku ingin kalian menyelidiki gadis itu". ucap sang Tuan
"Baik Tuan". ucap kedua orang di belakangnya.
*****
Pagi yang cerah ini, Jazlyn memutuskan untuk pergi mencari orang yang bisa di ajak kerja sama. Sudah saatnya dia memulai mimpinya membangun sebuah perusahaan yang ia rencanakan dari jauh hari. Dengan pakaian yang sederhana dan tanpa polesan make up, Jazlyn berjalan dengan santai menyusuri kota yang padat ini.
Selama di perjalanan sesekali Jazlyn mendapati para pejalan kaki sepertinya menatapnya dengan tatapan memuja bahkan ada beberapa orang yang dengan terang-terangan memuja kecantikan alami Jazlyn. Namun, dia hanya akan menatap mereka intens lalu pergi begitu saja. Sikap acuh tak acunya dan tempramen membuatnya terlihat sangat dingin dan sulit untuk didekati.
Saat dijalan, tidak sengaja matanya melihat aksi pencurian yang di lakukan seorang pria. Pria itu memasukkan tangannya dengan halus ke dalam tas target, sangat halus dan rapi sehingga tidak ada orang yang menyadari aksinya, hanya orang-orang yang sadar sepertinya yang bisa melihatnya.
Setelah berhasil, pria itu langsung pergi dan berlari tanpa di sadari orang sekitar maupun targetnya itu. Sayangnya, pencopet itu tidak menyadari bahwa dia sudah di ikuti Jazlyn. Dia terus berjalan melewati gang-gang sempit dan sepi, hingga akhirnya saat dirasa sudah aman pria itu berhenti dan membuka dompet hasil curiannya.
"Apakah jumlahnya banyak?". Tanya Jazlyn dengan santai sambil bersandar di tembok dan berdiri tepat di belakang pria itu.
"Siapa kau?". tanya pria itu yang terkejut ada seorang wanita yang sudah berada di belakangnya. Dan lebih terkejut lagi, wanita tersebut sudah tau tindakannya. Namun, sedetik kemudian dia menyadari bahwa yang mengikutinya adalah seorang wanita dia tidak perlu lagi merasa khawatir.
"Apakah itu cukup?". tanya Jazlyn lagi
"Pergi kau dari sini sebelum aku menghabisi mu!". ancam pria itu
" Berapa yang kau butuhkan?". tanya Jazlyn tanpa menghiraukan ancaman pria itu.
"Apa urusan mu!!! Kau hanya gadis kecil kaya yang sombong. Kau bahkan tidak tau apa yang dirasakan orang miskin seperti ku!!!".
Pria itu tidak menjawab pertanyaan Jazlyn, malah sebaliknya dia mengusir Jazlyn. Pria itu sangat kesal dengan wanita di hadapannya itu yang terlihat sangat dingin, meski pun dia cantik tapi auranya sangat menyeramkan.
"Aku bisa membantu mu dengan uang, tapi kau juga harus membantu ku". tawar Jazlyn tetap dengan suara yang dingin.
Dia bukan tipikal orang yang banyak basa basi dan omong kosong karena menurutnya itu hanya membuang-buang waktu saja.
"Itu hanya ada dalam mimpi mu!!". ucap pria itu setengah teriak. Dengan cepat pria itu bergegas kearah wanita itu dan bersiap memberikan pukulan pada wanita yang sangat sombong dan dingin itu.
Jazlyn yang menyadari apa yang akan di lakukan pria itu, dengan cepat melawan setiap pukulan pria itu sehingga pria itu kalah begitu saja.
"Apa yang kau inginkan?". ucap pria itu pasrah
"Aku hanya ingin kau menjadi orang ku, melakukan apa yang aku perintahkan dan sebagai balasannya aku akan membantu mu balas dendam. Dan tentu kau juga akan mendapatkan uang dari". ucap Jazlyn.
Ucapannya membuat pria itu menatapnya tanpa cela sedikit pun, membuat pria itu semakin mengagumi gadis kecil yang pemberani di hadapannya itu. Berhadapan dengan pria asing seorang diri dan dia pun tau tentang dendamnya dengan seseorang. Memang gadis yang sangat pemberani, batinnya.
"Apa kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu itu?". tanya pria itu yang nyatanya mulai terpengaruh, bukan karena dia mudah percaya dengan orang lain tetapi saat ini dia benar-benar sedang butuh uang untuk biaya pengobatan adiknya yang lagi sakit, belum lagi dia nunggak membayar kontrakannya membuatnya putus asa.
"Tentu saja. Kau bisa menyebutkan berapa, aku akan segera mengirimnya. Tapi kau harus menempati janji mu jika tidak aku sendiri yang akan memastikan bahwa kau tidak akan lagi bisa bernafas dan menikmati dunia yang indah ini". ucap Jazlyn penuh ancaman.
Apakah ini sebuah lelucon?. Bisa-bisanya dia di ancam begitu dengan seorang gadis kecil, tapi dia sedikit takut dengan gadis di hadapannya saat ini. Hidupnya benar-benar hancur setelah di khianati oleh dua orang yang dia percayai dua tahun lalu di tambah kekasihnya yang mengkhianatinya benar-benar membuatnya hancur.
Dia harus menjadi Ayah, Ibu sekaligus kakak laki-laki yang kuat untuk adik perempuan satu-satunya. Melakukan tidakan pencurian sudah sangay sering ia lakukan, bukan keinginannya untuk menjadi seperti itu namun keadaan yang memaksanya untuk melakukan hal tersebut. Sungguh berat memang, tapi tidak ada jalan keluar dari masalah yang tengah dia hadapi. Apalagi namanya sudah menjadi hitam di kotanya sendiri karena fitnah orang terdekatnya.
"Baiklah aku setuju. Beri aku satu juta dollar sekarang karena aku akan membawa adik ku berobat". ucap pria itu pasrah. Dia memilih untuk percaya pada Jazlyn meski pun dalam hatinya ada rasa takut akan terjadi seperti dulu. Tapi tidak ada pilihan lagi sekarang, nyawa adiknya akan terancam jika tidak segera di tangani lebih lanjut.
"Beri aku nomor rekening mu, aku akan kirimkan sekarang juga". pinta Jazlyn
Mendengar ucapan Jazlyn yang langsung meminta nomor rekeningnya membuatnya sedikit percaya dengan Jazlyn. Tidak ada salahnya juga dia mempercayai dan mencobanya, seperti itulah logikanya berfikir sekarang.
"Aku sudah mengirimnya sesuai permintaanmu. Ini adalah alamatku, datanglah jika urusan mu sudah selesai". ucap Jazlyn lalu pergi meninggalkan pria itu dengan santai, tidak lupa dia membawa dompet yang di curi pria itu untuk di kembalikan. Bukannya Jazlyn ingin menjadi pahlawan tapi itu semua ia lakukan untuk menghilangkan kebiasaan buruk yang di lakukan calon partnernya nanti.
*****
new ig : knririn_