“Oh, begitu, teh,” jawab Karya agak lesu. “Iya, Mang, punten nya (maaf ya)!” “Gak apa-apa, Teh, nanti saya datang lagi minggu depan. Oh ya, kalau teteh gak ngambil sekalian? lemari jadi gak, Teh?” Karya mengeluarkan buku kas bon dari dalam tas gendongnya. Sekalian sebuah buku katalog dengan rupa-rupa model lemari. Sudah terlihat jelas dari sampulnya. “Iya, tapi..,” “Nih, yang ini bagus Teh, gak terlalu besar gak terlalu kecil.” Karya menyambar. “Atau yang ini, Teh. Warnanya cerah, cocok dengan cat rumah Teteh.” Padahal Si Karya tahu saja tidak rumah Bu Aan apa lagi warna cat nya. “Menurut saya mah mending yang ini, Teh. Ada laci-laci nya. Cicilannya juga sama hanya sekitar 16 ribu untuk 6 bulan.” “Atau...” “ Gubrakkkkk!!!” Tiba-tiba terdengar suara yang cukup keras dari ruang pro

