Secret Family

Hot Family WARNING! CERITA DEWASA DENGAN KELUARGA MEMILIKI PEMIKIRAN YANG BERBEDA DARI KELUARGA LAINNYA. JIKA TIDAK BERKENAN BISA MEMBACA CERITA Miss L YANG LAINNYA ————•••———— "Ahhh… Papa, ampun Pa, aaah sakit." Ivana merintih kesakitan saat Ferry bergerak kasar keluar masuk ke v****a putrinya. "Diam kamu!" Ferry membentak Ivana. Plak! Tangan Ferry menampar dengan keras pipi kanan Ivana. "Sakitt Pa… aaahhh… aahhh." Walau kesakitan Ivana juga menikmati permainan papanya yang kasar. Baru kali ini ia bercinta dengan Ferry yang marah. Suara rintihan Ivana terdengar nyaring sampai ke luar kamar. Di ruang keluarga Riana, mama Ivana sangat khawatir keadaan putrinya yang sedang berhubungan intim dengan suaminya. "Aduh, si Papa kalau lagi marah pasti begini." Riana meremas-remas tangannya. "Memberi hukuman ke anak kok bercinta kasar banget." Jefri yang baru pulang mendengar suara jeritan kesakitan Ivana. Ia langsung menuju ke kamar Ivana khawatir terjadi sesuatu pada adiknya. Tapi sebuah teguran membuat langkahnya terhenti. "Jef jangan." Riana memanggil putranya. "Ma, Iva kenapa?" tanya Jefri penasaran. "Lagi dihukum sama Papamu." "Dihukum? Memangnya Iva buat kesalahan apa sampai membuat Ivana menjerit kesakitan begitu Ma?" "Iva tadi kepergok Papa sama Mama lagi ena-ena sama pacar di kamar." "Lalu?" "Terus pacarnya Iva dipukul Papamu sampai kabur telanjang bulat begitu. Eeh, langsung kunci kamar ena-ena kasar begitu." "Papa sakiiittt… ampun Papa, aku gak kuat." Ivana menjerit histeris. Vaginanya sakit sekali digenjot Ferry secara brutal. Ia tidak menyangka kalau Ferry begitu marah sampai bercinta dengan kasar. Suara jeritan kesakitan dan minta ampun keluar dari bibir Ivana membuat Riana jadi semakin khawatir begitu juga Jefri. "Ma apa yang harus kita lakukan kalau begini terus kasihan Iva. Bisa-bisa Iva pingsan dan vaginanya lecet, Ma," ucap Jefri berusaha membujuk ibunya agar mau bertindak. "Kamu jangan tanya Mama. Mama nya juga bingung harus bagaimana." Jefri meminta kunci cadangan ke Riana dan membuka pintu kamar Ivana. Di sana terlihat Ivana ngangkang dengan wajah pucat menahan rasa sakit. Sedangkan Ferry telanjang dengan pinggul bergerak keluar masuk di v****a adiknya. "Pa cukup Pa." Jefri menarik badan Ferry ke belakang agar tidak lagi menyetubuhi adiknya yang sudah tak berdaya dan Riana langsung berlari memeluk putrinya yang terus menangis dan menenangkannya. Ferry menatap Jefri marah. "Kamu mau bela jalang kurang ajar ini!" "Pa, bukan ini hukuman yang pantas buat Ivana. Apa Papa lupa kalau kita bercinta atas dasar suka sama suka untuk menunjukan kasih sayang dan gak ada paksaan? Kasihan Iva, Pa." Ferry menghembuskan napasnya. Ia lupa dengan pemikiran yang diberikannya dari sejak dini ke anak-anaknya tentang s*x antar keluarga. "Papa mau menyelesaikan klimaks dulu sama Iva baru nanti kita bicara," ucap Ferry menahan amarahnya. "Minggir Ma." Ia menyuruh Riana menyingkir dan akan kembali menyetubuhi putrinya. "Gak Pa! Sudah cukup Papa bercintanya." Jefri menarik tangan Ferry. "Papa mandi dulu baru nanti kita semua bicara." Ferry menatap Ivana. Ia jadi kasihan saat melihat wajah putri kesayangannya pucat dengan air mata terus mengalir di pipinya dan tak tega sendiri. "Ya sudah. Aku mandi dulu setelah itu kita bicara." Ferry beranjak dari ranjang dan keluar kamar, tapi sebelumnya ia memanggil istrinya supaya mengikutinya ke kamar mereka. Ferry berada di kamarnya. Ia melihat Riana kesal, kenapa istrinya malah memberikan kunci cadangan ke Jefri jadi merusak fantasinya memperkosa wanita. Ya, awalnya ia tak berniat untuk melakukan hubungan intim dengan Ivana. "Pa jangan kasar kalau kamu ena-ena sama Iva. Kasihan dia seharusnya kamu itu bicara baik-baik bukannya malah main kasar ke anak sendiri." Riana berbicara lembut ke suaminya. "Apa kamu gak marah melihat anak yang kita besarkan malah ena-ena sama laki-laki lain? Oke lah, memang keluarga itu free s*x antar keluarga, tapi gak begitu juga konsep dan peraturannya," ucap Ferry tak terima. "Iya, aku tahu kamu pasti marah kalau Iva ena-ena sama pacar. Apa kamu cemburu Pa?" "Apa maksudmu, Riana? Kamu bilang aku cemburu. Kamu salah!" "Apa dong namanya kalau kamu gak cemburu? Aku yakin cemburu ada pria lain menikmati tubuh putrimu selain kamu dan Jefri kan." Wajah Riana berubah masam. Ferry menghela napasnya. Ia tahu Riana pasti cemburu. "Ri, kamu alasan yang sebenarnya bukan seperti pikiranmu yang mulai gak waras ini." Ferry menuju kamar mandi. Ia menghidupkan keran dan air hangat keluar dari shower menerpa tubuhnya. Ia mencoba untuk menenangkan diri dengan semprotan hangatnya air yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Ferry teringat kembali dengan keadaan keluarganya yang saling berhubungan intim antar keluarga. Dari awal pernikahan, ia dan Riana bersepakat untuk tidak memiliki anak. Bagi mereka berdua memiliki anak kandung merupakan hal yang merepotkan dan menjadi beban. Akan tetapi, di saat 5 tahun pernikahan kesepakatan Ferry dan Riana mulai berubah. Kedua keluarga belah pihak meminta mereka untuk memiliki anak. Tapi Riana dan Ferry sudah terlanjur nyaman tanpa hadirnya anak dalam pernikahan mereka. Akhirnya, Ferry dan Riana memutuskan untuk mengangkat anak dari panti asuhan. Awalnya mereka mengangkat 1 orang anak laki-laki berusia 1 tahun diberi nama, Jefri Septian Dewangga. Selang 3 tahun mereka mengangkat seorang anak perempuan berusia 1 tahun diberi nama, Ivana Aprilia Dewangga. Kehidupan Ferry dan Riana memang sangat berkecukupan. Ferry merupakan seorang, General Manager hotel bintang 5. Riana memiliki tempat spa untuk wanita dan klinik kecantikan yang sudah memiliki cabang di kota-kota besar. Dengan kekayaan mereka membuat Jefri dan Ivana hidup dalam kemewahan. Apapun yang anak-anak mereka inginkan pasti dengan mudah diberikan. Dari kecil Ferry dan Riana secara perlahan memberi pengertian atau bisa dibilang doktrin yang salah tentang berbagi kenikmatan antar keluarga. Niatnya sih baik sebagai pendidikan tentang seks agar putra putrinya tidak terjerumus dengan pergaulan bebas. Ferry dan Riana sering ciuman dan bermesraan di depan anak-anak angkat mereka. Saat Jefri berusia 15 tahun, Ferry mengajak Jefri untuk menonton video dewasa sambil dirinya b******u mesra dengan Riana. Ia tahu kalau awalnya Jefri sangat risih, tapi ia tidak peduli yang penting anaknya tahu kalau seks antar keluarga itu penting. Ferry bahkan menyuruh Riana untuk menggoda Jefri dan ternyata istrinya berhasil. Jadilah, keperjakaan Jefri hilang di tangan ibunya sendiri. Setelah itu, Ferry dan Jefri rutin berhubungan intim dengan Riana. Begitu juga dengan Ivana. Di saat putri mereka sudah datang bulan dan berusia 16. Riana mempengaruhi putrinya untuk melakukan hubungan intim dengan Ferry. Awalnya, Ivana menolak dan marah. Tapi pelan-pelan Riana memberikan pengertian sehingga membuat Ivana mau menyerahkan keperawanannya untuk suaminya, Ferry. Bahkan saat Ferry melakukan hubungan intim pertama kali dengan Ivana, Riana lah yang menemani putrinya agar tetap refleks menerima semua rangsangan yang diberikan suaminya. Ferry dan Riana merasa seperti orang tua yang paling baik dan hampir sempurna sudah memberikan yang terbaik untuk putra putri mereka. Menurut mereka daripada Jefri dan Ivana melakukan hubungan intimnya dengan orang lain dan tidak bertanggung jawab lebih baik melakukannya dengan keluarga yang jelas-jelas sangat menyayangi mereka. *** Cerita ini buat khusus untuk pembaca dewasa tidak disarankan pembaca yang belum cukup umurnya. Ini cerita imajinasi and just for fun. Jika tidak menyukainya bisa di skip. Dan sekali kalau tidak suka, ilfil dengan cerita Hot Family di skip aja ya dan jaga lah jari jemarinya kalian yang lentik supaya gak usah menggatal dengan report mereport yang lentik supaya gak dianggap cepu. Miss L - Love, Peace, and GBU