Berdiri tepat di hadapan laki-laki yang lebih tinggi darinya membuat Anindira harus mendongak untuk menatapnya. Entah mengapa, sampai di depan Herman, nyalinya agak menciut. "Mas, aku udah makan siang di kantin rumah sakit." Anindira berucap sebelum laki-laki di depannya ini membuka suara. Laki-laki itu berkacak pinggang di hadapan Anindira, benar-benar sikap yang berbeda. "Terus?" Alis Herman terangkat sebelah. Sikapnya benar-benar tidak menunjukan bahwa dia terlihat hangat. "Mas, kamu kenapa sih?" Anindira merasa gerah dengan sikap Herman yang sejak tadi pagi mulai aneh. Ayolah, Anindira sudah dibuat nyaman dengan Herman yang perhatian. "Ayok, masuk!" paksa Herman, tiba-tiba Herman menarik tangannya, membuat Anindira tertarik ke depan. Namun, perempuan itu menarik kasar tangannya