The Lucky Queen's

1150 Words
Mata Philip membelak, saat merasakan sebuah benda kenyal terasa dibibirnya. Dia seperti mati rasa, dia hanya bisa diam merasakan bibirnya menempel dengan bibir ranum milik Rose. Rose, memundurkan wajahnya dan menurunkan cadarnya kembali. Lalu, dia menatap kearah Philip dengan sedikit tertawa tipis, tangan Rose berada di d**a Philip diletakan disana. "Aku merasakan sesuatu, sepertinya jantungmu merasa kaget dengan sentuhan seorang wanita Tuan Philip." Philip langsung menormalkan dirinya, dan berdehem menatap ke arah lain. Lalu setelah dia merasa normal, dia menatap datar kearah Rose kembali, "Jangan berharap sentuhan bibirmu itu membuatku jatuh hati, karena aku tidak akan jatuh terhadap seorang wanita, terutama dengan kamu Bloody Rose," gumam Philip kesal. "Wow, ternyata Nona Rose sangat agresif sekali haha," ucap sang MC dalam pesta. Semua orang tertawa melihat Rose dan juga Philip. Apalagi, mereka dikejutkan dengan adegan ciuman dari Rose dan Philip sebelumnya. Rose menanggapinya seperti angin lalu, tak ada yang perluh dia urusi hingga repot - repot membuat sarafnya kencang. Dia hanya tersenyum tipis saja. "Harap untuk Nona Rose naik ke atas panggung," ucap sang MC. Rose mengangkat gaunnya yang besar dan berjalan membelah para bangsawan dengan anggunnya, lalu naik ke atas panggung. Diatas panggung, dia tak terkejut melihat sebuah meja judi yang terdapat dua buah kursi yang dipasang sengaja. Rose santai, menghampiri sang MC. Sang MC pun membawa Rose duduk ke kursi yang berada diatas panggung dengan baik. "Sekarang para hadirin dapat melihat Nona Rose yang cantik ini akan bermain kartu untuk kalian semua," seru sang MC. Orang - orang bertepuk ricuh dan terlihat sangat excited dengan apa yang akan Rose lakukan. Tapi, mereka menjadi diam saat melihat seorang pria menggunakan sebuah jubah hitam yang gagah naik diatas panggung dan duduk mengisi kursi didepan Rose begitu saja. "Tetapi, Nona Rose tidak sendiri.. Dia akan bermain dengan putra sulung dari Alexander, yaitu Tuan Baeho.. Beri tepukan tangan yang meriah untuk mereka berdua!" Plok! Plok! Plok! Orang - orang sangat gembira mendengarnya dan ricuh bertepuk tangan, mereka semua berseru langsung memasang taruhan. Pasalnya, Baeho adalah pria yang tepat selalu pada sasarannya, dia tak pernah melenceng meski 0,1 perkiraan pun. Baeho duduk dengan tenang dihadapan seorang Bloody Rose. Pelayan membagikan kartu dimeja, lalu Rose maupun Baeho mengambil kartu mereka masing - masing. "Kali ini, kita lihat apakah Bloody Rose akan tetap menjadi sang juara judi?" bisik - bisik para tamu yang hadir. Rose menatap lawannya dengan tatapan yang tenang namun tajam, "Senang bisa berada disatu meja bersama dengan anda Tuan Baeho Alexander," kata Rose dengan lembut. Pria didepan Rose melempar senyuman hangat untuk Rose, "Aku juga senang bisa berada satu meja dengan seorang Bloody Rose." "Suatu kehormatan begitu tersanjungnya aku mengetahuinya. Kali ini, entah kau dengan ketepatan sasaranmu, ataukah aku yang akan memenangkannya, aku rasa ini pertandingan yang cukup sengit haha." Rose meletakan kartu terlebih dahulu sebagai pemula acaranya. Lalu, Baeho menyusul meletakan sebuah kartu dengan nilai yang jauh lebih tinggi dari milik Rose, membuat sang empu menampilkan senyumannya. "Semua orang mengenalku dengan ketepatan sasaranku Nona Rose, tidak ada yang bisa mengalahkan ketepatanku, karena pikiran dan tatapanku sangat tajam." Rose berdecih dari balik cadarnya. Dia meletakan kartu dengan nilai dua kali lipat dari milik lawannya, "Kata orang, mimpi sangatlah panjang untuk dilalui. Aku harap kau berhenti bermimpi, sebelum mengalami kekalahan Tuan Baeho." Baeho menurunkan satu kartu lagi, yang bernilai tiga kali lipat dari milik Rose. Pertarungan sengit ini membuat para pasang mata memperhatikannya satu sama lain. Rose mengelus kartunya, ini adalah penentuan terakhir permainan. Jika milik Rose tidak bisa tiga kali lipat dari kartu milik Baeho, maka.. dia akan mengalami kekalahan, dan kekalahan itu adalah kekalahan pertama untuknya. Baeho mengetuk meja dengan kubu jarinya, matanya masih mengamati gerak - gerik dari wanita bercadar itu. Saat Rose mulai menurunkan kartunya, matanya menjadi membesar. Orang - orang berteriak ricuh dan bertepuk tangan melihat nilai kartu wanita itu. Rose berdiri dengan anggunnya, dan membungkuk sebagai hormat kepada Baeho, "Ternyata ketepatanmu belum bisa mengalahkan keberuntunganku Tuan Baeho," ucapan Rose sambil melemparkan sebuah kerlingan untuk pria itu. Philip yang melihat kemenangan Rose berdecih, "Wanita aneh cenayang itu selalu saja beruntung, hidupnya penuh dengan kemenangan. Sangat membosankan sekali," gerutu Philip. "Ternyata, Nona Rose lah yang memenangkan judinya, berikan tepuk tangan yang meriah untuk Nona Rose!!" seru sang MC. Rose hanya tersenyum menyeringai dibalik cadarnya, dia mengangkat gaunnya dan turun menuju tempat dimana Philip duduk memperhatikan dia bermain tadi. Dia langsung duduk saja disamping pria itu tanpa meminta izin sangat bertindak seolah tidak sopannya, tapi Rose seolah tak perduli. Dia duduk dan menghadapkan tubuhnya kearah Philip. Menatap manik mata pria itu, lalu bekata, "Bagaimana pesonaku diatas meja judi? Apakah begitu membuatmu terpesona? Atau bahkan aku satu - satunya wanita yang bisa membuat jantungmu berdetak?" Dengan jengahnya Philip memutar bola matanya, "Bahkan jantungmu memilih untuk berhenti dari pada harus terpesona dengan wanita aneh seperti dirimu. Kau tidak akan bisa mungkin merubahku, karena aku tidak menyukai seorang wanita." "Seharusnya, kau terlahir tanpa memiliki burung saja Tuan Philip," ejek Rose. "Maksudmu?" tanya Philip dengan membelakan matanya. "Burungmu itu tidak bisa berdiri tegak dan untuk apa kau terus mempertahankannya? Lebih baik kau potong dan kau letakan disebuah museum dari pada sungguh tak berguna sekali." Philip ingin rasanya memukul wanita tak beradab seperti Rose disampingnya, tapi karena disini banyak tamu yang hadir, dia mengurungkan niatnya. Dia lebih memilih mengalah, karena dia adalah bangsawan yang terhormat, tidak mungkin seorang bangsawan sepertinya dikenal bertengkar dengan seorang wanita, bukan jiwa seorang bangsawan sama sekali. "Kenapa kau diam? Semua ucapanku sangat benar, tapi walau kau tetap tidak bisa tegak untuk seorang wanita, ingatlah baik - baik Mr. Philip, aku akan membuatmu pasrah karenaku suatu saat." Philip mendengarnya menutup kedua kupingnya yang merasakan panas, dia lalu menatap Bloody Rose tajam, "Bermimpilah, meski kau seorang penyihir sekalipun, tak akan ku biarkan kau menyihir seorang Philip Alexander sedikitpun." ****** Pesta telah usai, Rose kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Dia mengenakan jubah tebal karena sepertinya malam ini, akan terjadi badai di desanya. Rose memutuskan mengenakan sebuah jubah tebal untuk menghalangi angin dingin menyapu kulit bersihnya.  Dia duduk didepan cermin dan menyisir rambutnya, lalu tersenyum tiba - tiba. Rose teringat ancaman sebelumnya yang dia ucapkan dengan Philip, entah kenapa dia merasa lucu mengingat pembicaraan dengan pria gay tadi saat dipesta.  "Dia pria gay yang sangat lucu, aku senang menggodanya. Bahkan aku merasa sedikit tertantang dengannya hehe." Tok tok! Rose menoleh ke arah pintu, dia lalu mengambil cadarnya dan menuju pintu untuk membukanya. Saat dia membuka pintu, ternyata pria gagah tampan sudah berdiri didepan pintu kamarnya.  "Tuan Baeho? Ada apa gerangan datang berkunjung malam - malam dikamar yang saya singgahi?" tanya Rose lembut. "Apa aku tidak datang terlalu malam, untuk mengajak jamuan teh denganmu Nona Rose?" Rose mengamati wajah pria itu, dia merasa ada sesuatu yang sangat berbeda. Dari aura, dan ekspresi pria itu yang dia lihat, dia merasakan hal beda, karena aura dari Alexander tidak seperti ini. Lalu, dengan anggunnya Rose menerima ajakan dari pria tersebut. "Sebuah keberuntungan mendapat tawaran dari anda Tuan Baeho, tunggu sebentar, saya akan berbenah diri terlebih dahulu." Rose masuk dan menutup pintunya, dia merasa sangat aneh, "Ada yang aneh pada pria itu, aku harus mencari tau dan berhati - hati. Dia tak selemah yang aku bayangkan, Baeho Alexander dia pria yang cerdik," gumam Rose dengan mata yang tajam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD