Tempat kosong dan sunyi, lagi-lagi Karel terdampar di sini. Semuanya terasa begitu tenang, bagai sebuah nirwana kedamaian. Meski begitu, tetap saja ini tidak beda dari kesepian tanpa akhir yang membosankan. Karel membuka mata lebar-lebar, hanya warna hitam yang terlihat olehnya. Kelima indranya seperti tertutup rapat, tidak berfungsi sama sekali. Sesekali ia mencoba menggerakkan tangan juga kaki, ia bisa menggerakkannya. Hanya saja, kehampaan ini membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa lagi. “Bocah, kenapa kau ke sini lagi?” Sontak Karel dikejutkan oleh suara dan cahaya yang muncul tepat di belakangnya. Ia berbalik, melihat dua bola mata mambara bagai bola api. Tak tampak sedikit pun sosok pemilik mata tersebut. Akan tetapi, Karel tetap tenang. “Jadi kau adalah Phoenix di dalam dir