“ENAK?” Gue ngangguk kenceng sambil masih jilatin es krim yang dibeliin Pak Tria. “Saya minta maaf ya, Ken. Saya enggak maksud buat ngebentak kamu. Saya … cuma khawatir sama kamu.” Gue ngangguk lagi. “Tapi, boleh enggak saya tahu, kenapa kamu semarah tadi?” Dasar enggak tahu diri! Udah dimaafin, sekarang ngelunjak! “Kalau kamu enggak—” “Saya inget orang tua sama kakak saya, Pak. Mereka pergi mendadak, kecelakaan. Dan perasaan ditinggal pergi begitu aja, enggak bisa lihat mereka lagi, itu adalah perasaan paling enggak enak yang pernah saya alami. Saya enggak mau kalau Tante Yuni dan Om Indra ngerasain hal yang sama.” “Kok saya enggak kamu sebut?” “Iya, Bapak juga.” “Kamu bukannya tinggal sama ibu kamu?” “Ibu adalah adalah ibu asuh saya sejak kematian orang tua saya. Kece

