BUNGA LIAR

1810 Words
Mengetahui David dan Arabella saling mencintai membuat hati Kayla hancur berkeping-keping, cinta yang selama ini tumbuh bersemi dengan indahnya selama 3 tahun ini dengan mudahnya lenyap begitu saja. Dengan segala upaya ia menyembunyikan kesedihannya, ia berusaha untuk terus tersenyum dan menyembunyikan luka hatinya di depan 2 orang yang ia sayangi yaitu David dan Arabella. Kayla lebih memilih melepaskan David, ia berfikir kalau Arabella dan David bahagia dia juga ikut bahagia. David dan Arabella resmi berpacaran, dan saat kuliah David melamar Arabella. Mereka bertunangan selama 4 tahun dan setelah lulus kuliah mereka menikah. David bekerja mengelola hotel milik ayahnya, sementara Arabella lebih memilih menjadi ibu rumah tangga tanpa bekerja. Setelah menikah, David dan Arabella tinggal sementara di rumah Arabella sampai rumah yang baru ia beli selesai di bangun. Mereka tinggal bersama orang tua Arabella dan Kayla yang saat itu masih gagal move on. 7 tahun berlalu setelah Kayla melepas David untuk Arabella, tak mengurangi sedikitpun rasa cintanya kepada David. Yang ada benih cinta itu bersemi lagi kala setiap hari bertemu David di rumahnya. Perlakuan Davidpun tetap sama, ramah dan manis kepada semua orang, termasuk kepada Kayla. Sehingga membuat Kayla semakin susah melupakannya. Suatu malam, seperti biasa Arabella dan ibunya sibuk mempersiapkan makan malam. Setelah menu makan malam tersaji, Arabella memanggil David dan ayahnya untuk segera makan malam di meja makan. Mereka semua makan malam bersama tanpa kehadiran Kayla. Kayla sengaja menjauhi perkumpulan seperti semacam itu guna mengikis perasaannya kepada suami saudari angkatnya itu dan Kayla beralasan lembur agar tak ada yang bertanya lebih lanjut. "Kayla baru pulang?" Tegur ibu kepada anak gadis angkatnya itu. "Iya, Bu. Kalian baru makan malam?" Tanya Kayla keheranan karena di jam segitu biasanya meja makan sudah kembali bersih dan rapi. "Iya kita telat masaknya Kay karena aku dan ibu terjebak macet sepulang dari supermarket tadi" terang Arabella. "Kasihan kamu, Nak! kerjanya lembur terus dan gajinya gak seberapa. Coba kamu cari kerja di tempat yang lain, Nak" Ucap Ayah Arabella kepada Kayla. "Bener, Kay. Coba kamu cari lowongan yang lainnya pasti banyak yang lebih cocok untukmu" Sahut Ibu setuju dengan ucapan Ayah. "Oh, iya. Di tempat kamu katanya butuh sekertaris, Mas?" Tanya Arabella kepada David, suaminya. "Kayla aja biar kerja di sana, Mas. Kasian dia kerjanya lembur terus di tempat yang lama" pinta Arabella. "Boleh, ide bagus! jadi aku gak perlu capek-capek buka lowongan dan ngeinterview calon sekertaris" jawab David santai sambil mengunyah telur dadar gulung buatan istrinya itu. "Biar aku juga gak khawatir kalau kamu bakalan selingkuh sama sekertarismu kayak yang di tipi tipi tuh mas!" ungkap Arabella kembali mengingat sinetron sinetron yang ia lihat di salah satu stasiun televisi indonesia. "Yang jelas kalau Kayla yang jadi sekertarismu semua pasti aman!" terangnya lagi. "Pokoknya kalau sampek David macem-macem, kamu harus laporan sama aku, Kay!" Seru Arabella kepada Kayla yang masih berdiri mematung. "Kenapa gak kamu aja Bell yang jadi sekertarisnya hahaha" Kayla berusaha mencairkan suasana hatinya dengan bercanda dan tertawa kemudian melanjutkan langkah kakinya menuju kamar. "Loh, Nak! kamu gak ikut makan bareng kita?!" Nada ibu terdengar setengah berteriak. "Ndak Bu! Aku mau istirahat sebentar" Tolak Kayla. "Baiklah, nanti ibu yang anter makanan ke kamarmu" "Iya, Bu." Kayla menutup pintu kamarnya dengan perlahan. Ia berdiri menyandar di balik pintu. Perlahan-lahan ia menjatuhkan tubuhnya hingga terduduk di lantai. 'Entah harus dengan apa lagi aku harus melupakannya? Aku lelah, Tuhan' gumam Kayla dalam hati sambil menenggelamkan wajahnya kedalam kedua lututnya. 'Keadaan justru membuatku semakin dekat dengannya, padahal sudah berbagai cara aku lakukan untuk menghindarinya. Apa yang harus aku lakukan lagi?' Kayla mengacak-ngacak rambutnya. Tok! tok! tok! Tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk. Kayla segera bangkit berdiri dan kembali merapikan rambutnya. "Ini makananmu, Kayla. Kamu harus makan malam!" Suara Ibu terdengar dari depan pintu. Kayla membuka pintu kamarnya secara perlahan dan ia melihat ibu berdiri sambil membawa nampan yang berisi menu makan malam untuknya. Lalu ibu masuk dan meletakkan nampan itu di meja samping tempat tidur Kayla. "Kayla, mulai lusa kamu udah bisa kerja jadi sekertarisnya David. Ibu pikir kamu akan mudah beradaptasi mengingat David juga temenmu pas sekolah" ucap ibu sebelum beranjak pergi dari kamar Kayla. Kayla hanya terdiam memaku. ***** Sinar mentari pagi, tanpa permisi menerobos jendela dan celah-celah, sama seperti cinta yang menerobos masuk tanpa permisi menyinari ruangan hati yang kosong dan hampa. Cinta hadir bahkan lebih cepat dari kilatan takdir. Cinta itu seperti bunga liar yang dengan polosnya bisa tumbuh di mana saja dan kapan saja. Bunga yang tumbuh dengan indah bila tumbuh di gunung, tempat yang tepat. Atau mungkin bunga yang bisa saja terinjak sebelum ia tumbuh karena ia tumbuh di jalan setapak, tempat yang salah. Meski liar dan mungkin banyak tak di inginkan, dia tetaplah bunga. 'Seandainya aku bisa memilih, aku takkan pernah menjatuhkan hatiku untuk seseorang yang tidak di takdirkan untukku' Lirih gadis berparas ayu yang sedang berdiri menatap wajahnya sendiri di depan cermin. 'Apakah ini semua salahku yang telah mencintainya lebih cepat daripada takdir, ataukah salah takdir yang sama sekali tak memihakku? Kalau memang dia tak di takdirkan untukku, kenapa harus tanpa permisi hatiku berlabuh padanya sebelum ku tahu takdirnya untuk siapa?' Kayla menghela nafas, ia merasa lelah dengan hatinya sendiri. Pagi ini Kayla berdandan ala kadarnya seperti sedang tidak bersemangat untuk menjalankan aktifitas hari ini. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di tempat David sebagai sekertarisnya. Sejak kehadiran David di tengah-tengah keluarga mereka, Kayla banyak menghindar saat berkumpul seperti saat makan atau saat santai di ruang keluarga. Ia hanya berfikir untuk menjauhi dan menghindari David. Sebelum sarapan tertata, seperti biasa Kayla mengambil 1 porsi makanan di dapur dan memakannya sendiri di kamarnya. Setelah itu ia akan langsung berangkat ke tempat kerjanya saat semua keluarga sedang sibuk sarapan. "Loh, Kayla mau kemana kok berangkatnya pagi banget? bosmu aja masih mau makan" tegur Arabella dan menunjuk David sebagai bosnya Kayla. "Em, aku kan naik angkot Bell. Takut macet!" Kayla beralasan. "Kok naik angkot sih? Kamu bareng David aja, Kay. Kalian kan sekarang 1 tempat kerja" Pinta Arabella. "Gak ah Bell, gak enak sama karyawan yang lain" "Tenang aja, Kay! mereka semua udah tau kok kalau kamu adik iparku, kemarin aku udah jelasin biografi mu ke semua karyawan" Jelas David sambil menerima sepiring nasi yang di ambilkan Arabella. Kali ini Kayla tak bisa menghindar dan terpaksa mengiyakan pinta Arabella. Jantung Kayla kembali berdegup kencang seperti hendak keluar dari tubuhnya kala duduk 1 mobil dengan David yang saat ini fokus menyetir di sampingnya. "Kay, ngomong-ngomong sejak aku dan Arabella menikah, kok rasanya kamu jadi pendiam dan sok sibuk, ya?" Tanya David sambil sesekali melirik Kayla untuk memulai pembicaraan. "Emang sibuk tauk! Bukan sok sibuk" Jawab Kayla singkat tanpa menoleh sedikitpun kearah David. "Lagian kamu kok betah banget sih kerja di perusahaan itu? gajimu tak sebesar dedikasimu untuk perusahaan itu" "Iya juga, tapi aku udah nyaman aja kerja di sana. Aku cuma gak mau buang waktu buat nyari kerjaan, saat ini aku fokus ngumpulin uang buat tambah-tambahan untuk ngejar S2" terang Kayla. "Wah, kamu masih mau kuliah lagi, Kay?" "Iyah" "Terus kapan kamu nikahnya? eh, iya sih. Pacar aja gak punya. Hahahaha" Ledek David. Kayla hanya diam merasa kesal dan raut wajahnya terbaca jelas oleh David. "Kay, kok cemberut sih? Marah ya?" Tanya David sambil sesekali melirik Kayla di tengah aktifitas mengemudinya. "Aku kan cuma bercanda, Kay!" ucap David dan dengan reflek mengelitik pinggang Kayla. Deg! Jantung Kayla berdetak jauh lebih cepat dari biasanya. Ada desiran aneh yang mengaliri aliran darahnya. Dengan segala upaya ia kembali menetralkan hatinya sebelum terbaca oleh pria yang sedang mengemudi di sampingnya. "Gak lucu, tauk! Aku punya pacar di tempat yang jauh. Aku gak level punya pasangan yang deketan kayak kamu dan Bella!" Tangkis Kayla asal bicara. Ada ketertarikan tersendiri bagi David melihat Kayla kesal, marah atau cemberut. Sehingga membuat David sering menggoda dan meledek Kayla meski awalnya murni hanya sekedar bagai kakak yang suka menggoda adiknya. Kayla yang memiliki rasa tak biasa kepada kakak iparnya itupun hanya berusaha terus menghindar dan menghindar semampunya tapi keadaan malah semakin mendukung mereka untuk saling bertemu dan berdekatan. Sehingga nasib yang tak pernah di inginkan oleh siapapun itu akhirnya terjadi. ***** "Pak, ini berkas yang udah aku fotocopy dan ini berkas yang harus kamu tanda tangani!" Jelas Kayla sambil membagi-bagi tumpukan kertas di atas meja David. "Ya ampun, Kay. Anak-anak udah pulang semua. panggil nama aja napa kayak biasanya. Lagian anak-anak dah pada tau kita temenan dan kamu adik istriku" Pinta David yang merasa tak nyaman saat di panggil 'Pak' oleh Kayla. "Maaf, Pak! Gak bisa! Kita tetep harus profesional di tempat kerja. Selama di tempat kerja, aku akan selalu menggapmu sebagai bosku. "Aku juga minta maaf, Kay!" "Soal apa?" "Sebenernya…" Davi berhenti beberapa saat dan semakin membuat Kayla penasaran. "Sebenarnya aku merasa sangat bersalah sama kamu" "Ya sudah. Kalau kamu berbelit-belit lebih baik gak usah cerita!" "Iya, iya, baik. Sebenernya…" "Apaan sih?" "sebenarnya satu minggu yang lalu aku tak sengaja menjatuhkan sikat gigi ke kloset saat membetulkan lemari sikat di kamar mandi. Saat aku bertanya pada Bella katanya itu sikat gigimu" "APAAA?!!!" Teriak Kayla sangat keras seolah suaranya terdengar sampai di luar gedung. "Dan kamu baru bilang sekarang?!!" Kayla langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua makananya di kamar mandi. David merasa panik, ia tak menyangka godaannya kali ini keterlaluan sehingga membuat Kayla muntah dan lemas. "Kay, buka pintunya, Kay! Aku cuma bercanda, Kay!" Teriak David dari depan pintu kamar mandi. Kayla tak mendengarkannya dan terus muntah di kamar mandi. Kayla adalah gadis yang sangat mudah jijik. Wajar saja candaan sekecil itu sudah mampu memporak porandakan isi perutnya. David dengan sabar menunggu Kayla hingga ia keluar. Akhirnya Kaylapun keluar dengan sangat lemas. David membantunya berjalan dan mengistirahatkannya di sofa ruang kantornya. "Ini minum, Kay!" David menyodorkan sebuah minuman isotonik merek terkenal kepada Kayla. "Minumlah agar tubuhmu kembali terhidrasi. Aku cuma bercanda, Kay. Soalnya kamu gak se seru dulu " David membantu Kayla yang saat ini sedang lemas di sofa untuk minum dan tanpa sengaja minuman itu menetes ke d**a Kayla. Saat itu David baru menyadari kalau 2 biji kancing atas baju Kayla terbuka dan matanya terfokus beberapa detik ke arah sana. "Kenapa, Vid?" Tanya Kayla dengan bahasa santai. Ia tahu apa yang barusan David lihat membuat Kayla tertantang saat melihat mata tajam itu tertarik pada tubuhnya. "Bb, bb, bajumu jadi basah, Kay!" Ucap David terbata-bata dan membuang pandangannya. "Ini habiskan minummu sendiri!" Lanjut David dan hendak berdiri untuk pergi. Jlep! Kayla menarik tangan David hingga tubuh David jatuh di atasnya. Wajah mereka kini berhadapan dan hanya berjarak 5 senti meter. "Aku sudah berkali-kali menghindarimu, tapi kamu sendiri yang terus mendekatiku. Jadi untuk malam ini, maafkan aku!" desah Kayla secara lirih dan langsung mencium bibir David sebelum David berkata apa-apa. Malam yang sangat panjang dan panaspun di lalui mereka berdua. Sedangkan Arabella terus mencoba menghubungi suaminya dan Kayla, karena tak biasanya mereka tak pulang. Pikirannya terlalu lugu, dia hanya takut terjadi kecelakaan di jalan padahal kecelakaan yang sebenarnya terjadi di atas ranjang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD