PROLOG

264 Words
Gadis cantik berseragam putih biru itu menghentak-hentakan dikumpulkan di lantai. Raut wajah terlihat kesal, bibir merahnya komat-kamit. Sementara lelaki di sebelahnya, hanya tertawa keras melihat raut wajah mengemaskan gadis itu. "Angkasa, lo harus bertanggung jawab gue nggak mau tau." rengek gadis itu dengan wajah yang sudah merah. "Ya allah, emang gue ngapain lo? Ngehamilin lo, sampai tanggung jawab?" tanya laki-laki itu tertawa keras sembari memegang perutnya yang terasa kram. Gadis cantik bernama Diva itu mencubit lengan Angkasa. "argh ya, sakit ogeb!" seru Angkasa, sembari mengusap lengannya. "Lo ngaco kalau ngomong! Gue nggak mau tau, buku IPA tugas gue robek gara-gara lo!" ucap Diva sebal. "Lha, kan lo sendiri yang narik." kata Angkasa santai. "Halo, kalau lo nggak nyolot, dan nggak ngejahilin gue semua nggak akan terjadi!" seru Diva dengan dramatis. Dengan seenak jidatnya, Angkasa menyentil kening Diva. "Suruh siapa lo pelit. Coba kalau lo langsung terima kasih ke gue tanpa drama." tukas Angkasa masih membutuhkannya. "Benar, karena cewek selalu benar." ucap Diva, buat Angkasa memutar bola mata kesal. Tidak di rumah, tidak di sekolah, selalu mendengarkan kata itu. Jika di rumah, Senja adik perempuannya akan berbicara seperti itu dan sekarang cewek bar di depan juga berbicara seperti itu. "Aku akan bertanggung jawab," kata laki-laki itu akhirnya, membuat gadis di setuju tersenyum. "Tapi ...." Angkasa terdiam menunggu, sementara Diva menunggu apa yang akan di katakan oleh Angkasa. "Dalam mimpi lo!" seru laki-laki itu lalu berlari meninggalkan Diva dengan raut kesalnya. "ANGKASA RADJA SEMESTA, SIALAN LO!" teriak Gadis itu lalu berlari mengejar Angkasa. Mulai hari ini Diva Queenessa, mendeklarasikan dia mengaku untuk Angkasa Radja Semesta. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD