bc

Air Mata Suci

book_age12+
268
FOLLOW
1K
READ
others
others
drama
sweet
bxg
city
others
lonely
spiritual
wife
like
intro-logo
Blurb

Cerita tentang seorang wanita bernama Suci dan Pria bernama Azzam yang saling mencintai dalam ikatan agama, namun mempunyai banyak rintangan bagi keduanya untuk bersatu dimana kekuatan iman mereka diuji satu sama lain..

chap-preview
Free preview
Part 1
Suci pov Pagi yg cerah mengawali aktivitasku seperti biasa, kerja, kuliah, dan belajar hal hal baru yg membuatku menjadi lebih baik. Azzam pov Pagi yg membuatku malas untuk beraktifitas, terasa membosankan hidup di pesantren, kalau bukan keinginan orang tua, takkan aku disini. *** Suci pov Aku berjalan menyusuri lorong lorong kantorku, yah, saat ini aku bekerja di suatu perusahaan swasta di bandung kota impianku sejak kecil, perlu kalian tau, aku bukanlah orang bandung, aku berasal dari Jogja, dan saat ini aku sedikit bisa mewujudkan salah satu impianku, yaitu bekerja dan melanjutkan kuliah S2 ku di bandung, Alhamdulillah. "Suci tunggu!!" panggil Ria, dia teman sekaligus sahabat yg paling dekat di kantor tempatku bekerja. "Ada apa Ria? Udah kayak dikejar setan aja lari-lari gitu, perasaan masih jam tengah 7" ucapku padanya. "Hehe, iya gue cuma kangen aja sama lo, udah 2 hari kita ga ketemu" ucap Ria sambil memelukku erat, kebiasaannya yang sulit sekali untuk dihilangkan, aku hanya menghela nafas pelan padanya, dan menunjukkan ekspresi wajah yang kesal, dan seperti biasa dia hanya tertawa melihatku. " Ish Ria apaan sih gelik tau, kalo ada orang liat kan nyangkanya aneh-aneh, malah masih kita berdua disini, kamu kesambet apaan pulang dari bogor?" ucapku sambil menonyor kepalanya. "Yaelah Suci jahat amat" ucapnya padaku sambil membereskan hijabnya yang acak acakan karena aku sambil manyun. Kami pun bercerita sambil menuju ke tempat kerja masing masing, dan statusku disini masih karyawan biasa, berbeda dengan Ria yg statusnya udah jadi manager tetap. "Yehhh, dia malah ngelamun, awas kesambet" kata Ria sambil memukul bahuku pelan. "Hehe, ya maaf lagian kamu cerita kayak baca dongeng, aku ga ngerti" ucapku menyela, padahal memang beneran ngelamun. "Enak aja, udah ah aku mau masuk ruangan dulu, udah pada dateng semua, nanti kita ketemu lagi pas istirahat, okey, bye" ucap Ria sambil berjalan meninggalkanku. "Assalamualaikum" ucapku tersenyum. "Walaikumsalam" ucapnya. *** Azzam pov Aku berjalan menuju ke mesjid yg berada di pesantren pak kyai Abdullah, rasanya aku sudah bosan dengan keadaan ini. Aku adalah anak pertama dari 3 bersaudara, kedua adikku masih sekolah SMA di bandung, dan saat ini aku di bogor, setelah menyelesaikan sekolah SMA, abi mengirimku ke bogor, dengan alasan ilmu agama ku masih sangat sedikit, ya wajar saja saat di sekolah dulu pun aku sering bolos. Abi dan Umi ku adalah orang tua yg sangat taat agama, tapi entah mengapa aku tak sepadan dengan mereka, abi ku bilang karna aku memilih teman yg salah, ngomong ngomong soal teman, aku rindu dengan aldo dan rifki, mereka teman tergila yg aku punya, tapi sayang kita berpisah setelah lulus sekolah, aku harap bisa bertemu mereka suatu hari nanti. "Ngelamun aja, awas nabrak loh" seseorang menepuk bahuku dari belakang, dia ternyata haris, anak dari kyai abdullah pemilik pesantren. "Astaghfirullah, kamu ngagetin gue ris" ucapku sambil mengelus d**a. " Yah, lagian kamu jalannya sambil bengong, jangan sampai pikiran kamu dikuasain saiton" sepertinya dia mulai ceramah dengan kebiasaannya yang selalu menasihatiku, entah dimulai dengan apapun itu dia selalu seperti itu padaku, meskipun aku juga senang ada seseorang yang selalu mengingatkanku. "Iya pak ustad" kataku sambil berjalan dengan cepat, agar tak mendengar ceramahnya lagi. Meskipun sikapku jauh dari kata lelaki sholeh, tapi aku mulai paham dengan agama, yah walaupun sebenarnya aku ingin kuliah tapi abi melarangku, dia selalu bilang, meski aku kuliah setinggi apapun atau tidak kuliah sekalipun, aku akan tetap mewarisi perusahaan abi. Abi ku mempunyai perusahaan percetakan di bandung, termasuk perusahaan yg maju pikirku karna kehidupan kami selalu tercukupi bahkan lebih. *** Ridwan pov Pagi ini aku berjalan menuju perusahaanku, dimana semua kerja keras dan usahaku yg dari nol ku mulai, seperti biasa, aku selalu menyempatkan diri menyapa karyawan ku, agar mereka tak menganggapku sebagai seorang yg sombong. Entah mengapa aku selalu senang menyapa karyawati yg satu ini, namanya suci, dia begitu anggun, lembut, dan sangat cantik dengan hijab panjangnya, aku tak pernah melarang karyawatiku memakai hijab, bahkan aku mewajibkan karyawati muslin memakai hijab. "Assalammualaikum, selamat pagi" begitulah ucapku menyapa seluruh karyawati maupun karyawan. "Assalamualaikum suci, selamat pagi" sapaku kepada suci yg kulihat sudah sangat sibuk dengan komputernya sampai mengabaikan ucapan salamku yg pertama. "Astaghfirullah, maaf pak ridwan, waalaikumsalam" ucapnya sambil menunduk, yah mungkin aku sudah mengagetkannya. "Tak apa suci, maaf aku mengagetkanmu, karna kulihat kamu sudah begitu sibuk dengan pekerjaan" ucapku begitu lembut agar ia tak merasa bersalah, meskipun rasanya begitu canggung. "Iya pak, maaf sata tak melihat bapak datang tadi" kulihat masih ada rasa bersalah diwajahnya. "Sudah tidak apa, lanjutkan lah pekerjaanmu, saya permisi mau ke ruangan, Assalamualaikum" ucapku sambil berlalu. "Walaikumsalam pak ridwan" Sesampai diruanganku, aku duduk di meja kerjaku, aku pun teringat dengan anakku, jangan kalian fikir bahwa aku masih muda, umurku sudah mau menginjak 58 tahun. Aku mempunyai 3 orang anak, 1 laki laki dan 2 perempuan, aku selalu memikirkan anak laki laki ku yg satu itu, dia begitu sangat berbeda dengan sifatku maupun istriku, wajar saja, dia bukanlah anak kandungku, tapi meski begitu aku sangatlah menyayanginya melebihi apapun. Aku mengambil ponselku dan menelfon anakku hanya ingin mengetahui kabarnya disana. Calling.......... "Hallo, Assalamualaikum" ucapku di telefon, saat anakku mengangkatnya. "Waalaikumsalam abi" "Bagaimana kabarmu nak?" "Alhamdulillah baik Abi, Abi sendiri bagaimana?" "Alhamdulillah abi juga sehat" "Kabar umi gimana?" "Umi dan adik adikmu juga sehat" "Alhamdulillah" "Tidak ada apa-apa, abi hanya ingin kamu tahu, minggu depan abi dan umi akan mengunjungimu kesana, sekalian ajak adik adikmu jalan jalan" "Baik Abi, Azzam tunggu" "Baik kalau begitu, jaga dirimu baik baik, assalamualaikum" "Waalaikumsalam" Aku pun mematikan telfonnya, begitulah anakku, tak pernah suka ngomong panjang lebar denganku. Namanya Muhammad Azzam, yah dialah anak pertamaku, aku mengirimnya ke pesantren agar ia menjadi lebih baik, meski dia tidak begitu senang dengan keadaannya tapi dia tetap menurut kalau sudah uminya yg membujuk sampai pagi. *** Rini pov Aktivitas pagiku seperti biasa, membereskan rumah bersama umiku, adikku sedang di pesantren seperti biasa. Aku melihat dia keluar dari rumah sesaat aku masih menyapu halaman rumahku, dia yg sudah mengisi hatiku sejak aku mendengarkan namanya walau tak melihatnya, dia yg membuatku selalu bangun disepertiga malam dan menyebut namanya disetiap doaku. Namun fikiranku langsung sedih mengingat lelaki itu telah dijodohkan, namun hatiku tetap memilihnya sebelum benar benar kulihat dia mengucapkan ijab qobul untuk wanita lain. Akan terus aku menantinya, bahkan jika mungkin, aku yg akan memintanya duluan untuk menikahiku, begitulah fikirku. *** Andre pov "Ngelamun aja, awas kesambet loh" seseorang menepuk bahuku dari belakang. "Ah, lo ngagetin aja, bikin gue jantungan aja" kataku sambil melanjutkan pekerjaan yg sempat tertunda karna lamunanku. Aku memang sedang melamunkan seseorang, seorang wanita yg akhir akhir ini memenuhi pikiranku, seorang wanita yg ku temui di masjid saat aku sedang melaksanakan sholat zuhur di bandung, pada saat itu aku sedang ada pekerjaan di sana, meskipun hanya menatapnya sebentar tapi entah kenapa pikiranku terus mengingat wajahnya yg begitu teduh. "Yakan ngelamun lagi, bener bener udah ga waras bos kita satu ini" Arif, sekretarisku sekaligus sahabatku sejak SMA mengagetkanku lagi. "Apaan sih lo, sekali lagi ngagetin gue, dapet tempat pensil lo" kataku sedikit emosi. "Lempar aja kalo mau, lagian siang bolong begini ngelamun sambil senyum senyum sendiri, kesambet apaan lo" katanya sambil duduk di depanku. "Mau tau aja lo, udah sana pergi" usirku sambil bangkit dari tempat dudukku untuk istirahat mencari makan. "Yee, malah ditinggal, tungguin dong" Ucap Arif mengejarku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
77.6K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
484.2K
bc

Long Road

read
148.2K
bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
59.0K
bc

Accidentally Married

read
110.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook