Affair with Ex Crush

Prolog

Diandra membuka matanya perlahan saat merasakan cahaya yang masuk lewat celah tirai itu tidak terkendali. Rasanya seperti menusuk dan memaksanya terbangun. Wanita itu menggerakkan tubuhnya yang terasa pegal. Begitu juga dengan kepalanya yang terasa pusing karena efek minum semalam.

Sepertinya, ia minum cukup banyak dan mengakibatkan mabuk yang cukup parah. Yang ia ingat, semalam seseorang mencumbunya dan semua berakhir gelap.

Ia hampir saja menyingkap selimut tebal yang membalut tubuhnya kalau saja ia tidak langsung menyadari kalau pendingin ruangan ternyata menerpa kulitnya secara langsung. Yang artinya, ia tidak mengenakan apapun.

"Ah sial!" pekiknya.

Ia mengurungkan niatnya untuk bergegas dan memilih kembali berbaring. Sakit di kepalanya ternyata semakin terasa saat ia mencoba memikirkan apa yang membuatnya berakhir seperti ini semalam.

Ia meningat semua yang terjadi. Kecuali, dengan siapa ia melakukannya. Diandra terus mencoba mengingat meski tidak membuahkan hasil.

"Kok jadi gue yang ditinggal? Harusnya, gue yang bayar, kan?" gumamnya.

Wanita itu mulai mencari keberadaan ponselnya yang ternyata tersimpan rapi di atas nakas dengan sebuah catatan menempel di layar ponselnya.

'Makan dulu sebelum pulang. Obatnya juga diminum biar gak pusing. Pakaian buat kerja kamu hari ini sudah disiapkan. Have a great day, Di.'

Diandra menerka siapa pria yang bersamanya semalam tapi tak terjawab juga. Apa ia mengenal tulisan ini? Tidak ada inisial atau apapun membuatnya semakin pusing dibuatnya.

Melupakan siapa pria itu, Diandra menyantap sarapannya tanpa menaruh rasa curiga. Namun, yang menjadikannya semakin bingung, siapa yang tahu kalau bubur ini sering sekali dibelinya saat sarapan semenjak SMA.

Meski terus melanjutkan aktifitasnya, Diandra tetap memikirkan siapa pria tersebut. Yang bahkan ukuran pakaiannya juga brand favoritnya. Sepertinya, ini bukan pria biasa apalagi orang yang bekerja di bar.

Ah, cepat atau lambat, Diandra pasti tahu siapa pria tersebut.