Chapter 18

1186 Words

“Melihat senyummu adalah kebahagiaan bagiku. Sementara, memilikimu adalah hadiah yang paling indah dalam hidupku." —————— "Tunggu tunggu, jadi kalian sudah saling kenal?" ujar uminya Ian. "Iya umi, Ian itu dokter pembimbingnya Rere. " ujar Ian sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tiba - tiba keadaan hening sekejap, semuanya mencoba mencerna apa yang telah terjadi. Ian lah yang memecahkan keheningan tersebut dengan perkataan yang terlewat bahagia. "Rere, ayo kita nikah sekarang. " ujar Ian dengan senyumannya yang lebar. Satu Dua Tiga "Ian! " panggil Zahra uminya. "Umi...., Ian mau nikah sekarang sama Rere, Ian suka sama Rere Ian juga sayang sama Rere umi. Ayolah umi...., abi.... " pinta Ian pada orang tuanya. "Aduh jeng, maafin anak saya ya. Dia padahal nggak pernah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD