Bab 21

1004 Words

Lampu-lampu klub malam menyilaukan mata Lusi begitu mereka melangkah masuk. Musik berdentum keras, memukul telinga dan d**a seperti gelombang yang terus-menerus menghantam. Udara penuh dengan bau alkohol, parfum menyengat, dan asap rokok yang tajam menusuk hidung. Lusi menelan ludah, mencoba menahan rasa mual yang naik dari perutnya. Gaun merah itu terasa semakin sempit, seakan kainnya menempel lebih ketat pada kulit setiap kali cahaya neon memantul. Gerald berdiri tegak di sampingnya dan langsung menarik pinggangnya dengan kasar. Lengan lelaki tua itu melingkari pinggang Lusi begitu erat sampai ia harus menahan napas. Tidak ada ruang untuk bergerak. Tidak ada ruang untuk mundur. Gerald menjepitnya seperti kepemilikan. “Jangan jauh-jauh dari aku,” ujar Gerald sambil mencondongkan tubuhn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD