Part 12

1692 Words
Erland Yeo. Pria berusia 55 tahun yang menginginkan Verlin menjadi miliknya, sebagai ganti atas utang Steven. Steven tentu saja tidak bisa memberikan putrinya pada pria kurang ajar seperti Erland, dan itulah yang membuat hal seperti ini terjadi. Steven dan Verlin tahu masalah itu, tapi tidak dengan orang lain yang ada di pesta, salah satunya Sandra. Wanita cantik ini masih menatap pria yang menodongkan pistol ke arah Steven dan Verlin yang memohon, agar ayahnya tidak dilukai, lalu ada Darren yang hanya diam saja, tidak peduli dengan apa yang terjadi. Sandra tidak lupa ketika Darren menarik Verlin ke pojok ruangan dan mengajak Verlin b******u. Sandra kira Darren akan membantu Verlin karena terlihat sangat dekat dengan Verlin, tapi ternyata tidak. Benar-benar b******k. “Aku akan membayar utangku dengan uang, bukan dengan menyerahkan putriku,” ucap Steven. “Tetapi bos kami mengingankan putrimu dan juga nyawamu.” Pria bernama Leo ini siap untuk menarik pelatuk pistolnya. Jadi ini tentang uang. Ini membuat darah Sandra kembali mendidih. Sandra benci melihat pria kurang ajar yang dengan mudah mengatakan menginginkan wanita ini dan wanita itu, seolah wanita adalah barang yang bisa diambil, lalu dibuang begitu saja. Sandra tidak bisa menerima hal seperti itu, hingga dengan cepat merebut pistol dari tangan Leo, lalu mengarahkan pistol itu ke kepala Leo. “Dia memang suka ikut campur. Benar-benar suka mencari masalah untuk dirinya sendiri,” gumam Darren. “Siapa kau? Berani sekali kau ikut campur. Kau tidak tahu siapa aku?” Leo terlihat sangat marah. “Leo, orang kepercayaan Erland Yeo. Aku tahu itu kau. Bosmu punya hubungan baik dengan Ayahku, Victor Hong. Suruh dia datang pada Ayahku untuk menyelesaikan masalah ini. Kau mengerti?” Sandra memperlihatkan sisi menakutkan yang ada dalam dirinya. Raut wajah Leo seketika berubah setelah mendengar nama Victor Hong. Tentu saja. Victor Hong bukanlah orang sembarangan. “Aku mengerti.” “Kalau begitu, pergilah,” ucap Sandra dengan nada dinginnya, lalu melempar pistol ke arah Leo. Sesuai perintah Sandra, Leo pun pergi bersama semua anak buahnya. Steven menyampaikan rasa terima kasihnya pada Sandra, begitu juga dengan Verlin. Steven tidak tahu apa yang akan terjadi jika Sandra tidak turun tangan tadi. Sandra telah menyelamatkan hidupnya dan Verlin Darren yang melihat Sandra mendapat pujian merasa semakin muak. Sandra hanya beruntung karena diangkat menjadi anak oleh pria yang merupakan pemimpin Black Mamba, jika tidak, maka Sandra bukanlah apa-apa di sini. Wanita tidak akan pernah berjaya dalam dunia hitam ini seperti para pria. “Ayo pulang. Ini sudah tidak menarik lagi untukku.” Sandra berjalan mendahului Delvin. “Kita belum selesai bermain.” Lalu, Darren bicara dan membuat langkah Sandra terhenti. “Kita akan terlibat dalam permainan yang lebih besar. Itu tidak akan lama lagi. Saat itu, kau, orang yang berani melibatkan anakku dalam taruhan menjijikkan itu, ingatlah, kepalamu akan ada di bawah kakiku. Tunggulah sebentar lagi.” Sandra bicara tanpa menatap Darren, lalu pergi masih dengan sorot mata yang terlihat sangat tajam dan diikuti oleh Delvin. Lagi. Darren lagi-lagi dibuat penasaran oleh apa yang sedang Sandra rencanakan sampai kepalanya bisa berada di bawah kaki seorang Sandra Park. Apa akan ada sebuah perang? •••• “Addy mengatakan kau melakukan tes DNA dengan anak kecil bernama Rachel, anak Sandra. Kau yakin dia anakmu? Bagaimana bisa kau tidur dengan Sandra?” Liana bertanya pada Darren yang saat ini sedang duduk dan minum bersamanya. Darren bercerita tentang kekacauan di pesta ulang tahun Steven, tapi Liana tidak tertarik dengan hal itu. “Kecelakaan. Ya, semacam itu. Begitulah caraku tidur dengan Sandra. Tentang Rachel ... aku hanya ingin tahu,” jawab Darren. “Hentikan sekarang. Kau hanya akan menjadi pengecut jika memanfaatkan anak kecil. Jika kau tidak ingin bertanggungjawab, setidaknya jangan menambah masalah dalam hidup Sandra. Dia sangat berbeda sekarang. Gadis lugu telah berubah menjadi wanita paling mematikan. Jangan membuat konflik yang akan membuat Sandra menjadi sosok yang lebih kejam. Kau sudah cukup mencari masalah dengannya.” Pandangan Darren kini hanya tertuju pada kakaknya, Liana. Sebelumnya, Liana tidak pernah peduli dengan apa yang ia lakukan. Tetapi sekarang, Liana sepertinya sangat ingin ikut campur. “Kakak takut padanya? Untuk apa takut pada ....” “Siapa yang takut? Kau hanya tidak tahu sesuatu.” Liana menyela ucapan Darren, lalu pergi. “Apa yang sedang coba dia katakan?” Darren bergumam dan sangat tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada kakaknya. •••• Sementara di kediaman Victor, Erland sungguh datang ke sana, ke rumah orang yang sebenarnya sangat menyebalkan, tapi harus dijadikan teman karena dia sangat kuat. Erland mengatakan bahwa Sandra sudah sangat keterlaluan, karena terlalu ikut campur dalam masalah yang tidak berkaitan dengannya. Victor diam-diam tersenyum mendengar ucapan Erland. Victor tentu sudah tahu apa yang terjadi, sebab Sandra dan Delvin sudah bercerita padanya. Victor bukanlah tipe pria yang suka memainkan wanita. Menunjuk wanita untuk menjadi miliknya seperti memilih sebuah barang bukanlah gaya Victor. Jadi, Victor sangat benci melihat pria seperti Erland ada di dunia ini. “Anakku melakukan hal yang benar. Wanita bukan barang yang bisa seenaknya kau tunjuk untuk menjadi milikmu, apalagi untuk mengganti utang. Biar aku yang membayar utang Steven. Dan, mari akhiri semua ini. Hubungan kita tidak sebaik ini,” ucap Victor, lalu memberi isyarat pada anak buahnya untuk pergi mengambil uang. “Apa yang kau katakan? Aku tidak ke sini untuk memintamu membayar utang Steven dan kita memang teman. Meski kita pernah berselisih di masa lalu, tapi sekarang ....” “Hentikan. Aku tidak mempercayai siapa pun sebagai temanku, apalagi seseorang seperti dirimu. Kau bersikap manis karena takut padaku. Aku tahu itu. Kau tenang saja, selama kau tidak mencari masalah denganku dan tidak menyentuh keluargaku, maka hidupmu akan baik-baik saja. Itu janjiku padamu.” Victor tersenyum pada Erland dan setelah itu anak buahnya datang membawa uang dalam jumlah yang banyak. “Masalahmu dengan Steven sudah selesai sekarang. Ada banyak wanita di luar sana yang bersedia menghabiskan malam denganmu, kau tidak akan sulit menemukannya. Pergilah” Victor mengusir Erland dengan nada halusnya. Sebagai seseorang yang berada di bawah Victor, maka tidak ada yang bisa Erland lakukan, selain menerima uang, melepaskan Verlin, kemudian pergi. Erland benar-benar menunggu seseorang untuk menghancurkan kekuasaan Victor dan memusnahkan Black Mamba. “Sandra benar-benar menunjukkan taringnya. Dia adalah sosok yang tepat untuk memimpin Black Mamba.” Victor terlihat bangga dengan apa yang dilakukan oleh Sandra hari ini, terlepas dari menang atau tidaknya Sandra dalam permainan kartu dengan Darren. Tidak apa-apa jika permainan kartu tidak selesai, karena nyawa Darren juga akan tamat sebentar lagi. Sandra yang berdiri beberapa langkah di belakang Victor mendengar pujian untuk dirinya. Itu adalah pujian yang bagus, bahkan sangat bagus. Tetapi, itu seperti menekan Sandra. Ada dua tanggungjawab berat di pundak Sandra, pertama, Sandra harus membalas budi terhadap sosok ayah yang menyelamatkan hidupnya hingga membuat dirinya dipandang sebagai manusia, kedua, ia harus bertanggungjawab sebagai ibu untuk Rachel. Sandra tidak yakin apakah kedua tanggungjawab itu bisa berjalan di jalan yang sama, atau tidak. Sandra bahkan tidak tahu akan seperti apa reaksi Rachel nanti jika tahu bahwa ibunya adalah anggota mafia dan seorang pembunuh bayaran. •••• Hari ulang tahun Sandra dan Rachel akhirnya tiba. Pesta mewah diadakan di sebuah tempat yang Sandra pilih. Meski ini juga ulang tahunnya, Sandra sebenarnya mengadakan pesta hanya untuk Rachel, karena itu Sandra mengundang semua anak-anak yang satu sekolah dengan Rachel dan memberikan Rachel gaun mewah yang ia belikan. Ini adalah pesta yang membahagiakan, tapi Rachel terlihat seperti tidak bersemangat. Sandra yang melihat kemurungan Rachel tentu merasa sedih. Sandra tahu apa yang membuat Rachel murung seperti ini, tapi Sandra tidak bisa melakukan apa-apa untuk membuat suasana hati Rachel lebih baik. Sosok ayah Rachel. Sandra tidak bisa membawa pria itu ke sini. “Rachel, ayo sapa teman-temanmu. Mereka semua datang untukmu, jadi, kau harus menyapa mereka.” Sandra berusaha membujuk Rachel. “Ayah sungguh tidak akan datang lagi? Di mana Ayah sebenarnya bekerja? Jika Ayah tidak bisa datang, kenapa tidak kita yang ke sana? Ayah Cherry bekerja di luar negeri, tapi sering pulang untuk bertemu dengan Cherry. Kenapa Ayahku tidak begitu?” Sandra menahan tangisannya saat mendengar kata-kata itu keluar dari bibir polos Rachel. Sandra tahu bagaimana perasaan Rachel, sebab ia juga pernah berada dalam posisi itu. “Maafkan ibu. Ibu ...” Sandra bahkan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Rachel sudah sampai tahap mempertanyakan keberadaan ayahnya, lalu tidak lama lagi Rachel sudah tidak bisa dibohongi. Apa yang akan ia lakukan jika saat itu tiba? “Aku ingin pergi ke tempat Ayah.” Rachel menatap Sandra dengan tatapan memohonnya. Sedangkan Sandra tidak tahu harus mengatakan apa sekarang. Delvin yang melihat Sandra ada dalam posisi tidak menyenangkan ingin membantu memberi pengertian pada Rachel, meski Delvin juga tidak begitu paham apa yang terjadi pada ayah Rachel. Tetapi langkah Delvin tertahan ketika mendengar kalimat yang mengejutkan dari orang yang bahkan tidak diundang ke pesta ini. “Ayahmu ada di sini.” Pemilik suara ini tersenyum dengan lebar pada Rachel dan ia membawa sebuah amlop coklat di tangannya. •••• Di tempat lain, Clara tengah menatap bocah tampan berusia 5 tahun yang menangis karena dilarang pergi ke pesta ulang tahun temannya. Bocah tampan bernama Bryan Jun ini mengatakan sudah menyiapkan hadiah istimewa untuk Rachel, tapi ibunya justru melarangnya ke sana. Bryan terlihat sangat kesal. Tentu ada alasan kenapa Clara tidak membiarkan anaknya pergi ke sana, yaitu karena ia sangat benci pada Sandra. Rachel adalah anak Sandra dan anaknya tidak boleh dekat dengan siapa pun yang berhubungan dengan Sandra. “Berhentilah menangis. Itu hanya ulang tahun. Apa itu sangat penting?” Clara bicara dengan nada kesalnya. “Apa yang terjadi di sini?” lalu datang seorang pria dengan pakaian khas kantor yang langsung membawa Bryan ke dalam pelukkannya. “Aku ingin pergi ke pesta ulang tahun Rachel, tapi Ibu melarangku.” Bryan mengadu pada ayahnya, Andrew Jun. Andrew langsung menatap Clara yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Ada apa denganmu? Kau sangat aneh.” Andrew terlihat marah pada Clara, lalu setelahnya kembali menatap Bryan. “Berhentilah menangis. Kau boleh ke sana. Ayah yang akan mengantarmu.” “Tidak. Aku yang akan mengantar Bryan ke sana. Ayo.” Clara mengambil Bryan dari gendongan Andrew, lalu pergi dengan langkah cepatnya. “Dia aneh belakangan ini,” gumam Andrew yang merasa aneh dengan Clara. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD