Part 4

1329 Words
" Diki sayang, ada gosip hangat katanya kamu jalan sama gadis cantik ya?" Mami Ratih langsung mengajukan pertanyaan kepada anak bungsunya yang baru saja tiba. " Mami tahu darimana?" Tanya Diki pura-pura. Iya yakin Dany dan Heni yang memberi tahu masalah itu, beberapa waktu lalu mereka kan sempat makan bersama. Diki lalu duduk di samping ibunya bermanja-manjaan. Ia baru pulang dari kantor dan langsung mengunjungi rumah Mami tercintanya. Dany sudah lebih dulu keluar kantor katanya mau ke dokter anak mengantar istrinya yang akan mengimunisasi bayi kembar mereka. " Heni udah cerita banyak," seru ibu 5 anak itu. " Iya. Dia pacar aku" Diki jujur. Ia tak ingin menutupi hubungannya. " Aduh anak Mami sudah punya pacar. Minggu depan ajak ke sini ya! Mami mau kenalan." wanita itu tampak antusias. Terlihat kebahagiaan terpancar di wajahnya. " Janji hanya kenalan aja ya Mi?" Diki mengajukan persyaratan. " Iya. Emangnya kamu pikir Mami mau ngapain dia." wanita itu mengerucutkan bibirnya. " Jangan diajak masak!" pinta Diki. Pria muda itu tahu benar sifat Mami Ratih yang senang melakukan test masak kepada para gadis yang akan menjadi calon menantunya. " He..he..." sang Mami malah tertawa geli. *** Seminggu Kemudian. Kediaman keluarga besar Hadiwijaya tampak ramai sore itu karena sang tuan rumah kebetulan tidak bepergian. Dany, Heni, bayi kembar mereka dan Tasya juga sedang asyik di teras belakang menikmati teh. " Sore ini Diki mau ngajak pacarnya ke sini." Seru Bu Ratih. Ia tak sabar melihat gadis yang akhir-akhir ini jadi topik hangat pembicaraan. " Dara?" tanya Dany. " Om Diki punya pacar?" Tasya tidak percaya. " Iya." Heni mengangguk. " Alhamdulillah, syukurlah jadi dia ga kan gangguin teman aku." Tasya senang. " Itu mereka datang." Bu Ratih menunjuk ke arah mereka. " Mi, Pi kenalin ini Dara!" dengan penuh percaya diri Diki memperkenalkan kekasihnya yang bernama Dara itu. Gadis itu pun tersenyum semanis mungkin sambil menyalami semua yang hadir. " Hai sayang, sini duduk dekat Mami!" Bu Ratih menggeser posisi duduknya. " Dara kamu cantik ya." Puji Mami Ratih. Wanita satu ini memang sedikit lebay. Gadis itu tersenyum. Dara merasa bahagia karena keluarga Diki memperlakukannya dengan baik. Begitu pun Diki ia bahagia hubungan dengan kekasihnya mendapat restu. Mereka mengobrol kesana kemari. Bahkan Dara juga makan malam bersama keluarga Hadiwijaya. " Terima kasih ya Tante, Om." Pamit Dara kepada orangtua Diki. " Sama-sama. Sering-sering main ke sini ya!" ucap Bu Ratih. Tentu saja Mami Ratih sudah menyiapkan rencana untuk mengajak Dara terlibat urusan dapur. *** 3 bulan sudah Diki menjalin hubungan dengan Dara. Senang tentu saja senang. Dara sosok gadis ceria yang menyenangkan. Ia mudah bergaul dengan siapa saja. Semua keluarga Diki pun sudah mengenalnya dan tentu menyukainya. Pukul 8 Malam Dara masih berada di apartemen Diki. Malam minggu ini mereka tidak kemana-mana. Dara sengaja beberes di apartemen kekasih nya. Ia juga masak. Diki bersyukur, ternyata Dara masuk kriteria menantu idaman Mami Ratih. Pandai memasak dan mengurus rumah. " Honey, hmm aku mau hubungan kita lebih serius." Diki memulai pembicaraan seriusnya. " Maksudnya?" Dara menatap Diki. " Gimana kalau kita menikah." Sebuah kalimat yang sungguh-sungguh dilontarkan oleh Diki. " Wah, aku mau banget nikah sama kak Diki tapi tidak sekarang, aku kan belum lulus kuliah. Aku juga ingin berkarir dulu." Dara tentu saja menolaknya. " Aku mau dalam waktu dekat kita menikah." Keukeuh Diki. Pemuda itu hanya butuh kata setuju dari Dara sebelum mengatakan niatnya kepada Mami Ratih. " Maaf kak aku belum siap." Dara terlihat bingung. " Kamu jangan khawatir aku sudah mapan aku bisa memenuhi semua kebutuhan rumah tangga kita nanti." Diki dengan berani menegaskan. " Kenapa Kakak ngajak cepet-cepet nikah sih kan kita baru beberapa bulan pacaran?" tanyanya. " Kalau kakak menginginkan sesuatu aku bisa bantu kok." Ia mengerling jahil sambil tangannya bergerak nakal. " Stop Dara, aku serius dan maaf aku bukan lelaki brengsek." Diki kaget dan  menyingkirkan tangan gadis itu. Ia berdiri. " Kak, kita kan saling mencintai kita bisa melakukannya." tuturnya tanpa rasa malu. " Pergi dari sini, mulai hari ini kita putus kecuali kamu mau menikah denganku bulan depan. Aku ga mau berbuat dosa!" teriak Diki,emosi. Akhirnya Diki memutuskan Dara. Untuk pertama kalinya dalam sejarah percintaan nya Diki yang duluan menyatakan kata PUTUS. " Oke. Kita putus!!" Dara lalu pergi meninggalkan Diki seorang diri. Tanpa penyesalan. *** " Lo putus? padahal kalian serasi lho." Vicky yang sengaja datang ke apartemen Diki sedikit terkejut. " Dia ga mau diajak nikah." jawab Diki. " ya iyalah diakan masih kuliah. Lidya aja belum siap. Lagian pacaran baru 3 bulan udah ngebet mau nikahin dia." Vicky mengemukakan pendapatnya. " Gua cuma mau jaga kehormatan lagian gua kan dua bulan lagi kan 25 tahun. Udah siap menikah. Gua ga tahan pacaran lama-lama sama dia. Dara cukup agresif juga." jujur Diki. Dia masih ingat bagaimana Dara yang sering berusaha menggoda imannya. " Lo nya aja yang ga bisa nahan diri." Vicky asal bicara. "Dara sama Lidya beda. Lidya mah kalem. terus mas fikrinya streng jadi dia ga macam-macam. Kalau Dara bisa lihat sendiri lah. Gua ajak nikah eh ga mau. Banyak alasan." Diki kesal namun ia bersyukur lolos dari perbuatan asusila yang hampir saja terjadi. " Ya udah mungkin belum jodoh. Tunggu aja, cewek di dunia ini masih banyak." Vicky menghibur Diki. " Jadi inget Dany kok dia keren ya hubungan sama cewek nya selalu langgeng. Walau akhirnya kandas." Diki malah teringat abangnya. " Ha..ha..3 kali pacaran." Ucap Vicky. " 4 kali." Sela Diki. " Satu di SMP, Satu di SMA, satu waktu kuliah di Amrik." Vicky menyebutkan. " Terakhir mbak Heni." Diki mengoreksi. " Sama mbak Heni ga pacaran kali." Vicky membuka rahasia. " Apa Maksudnya?" Diki tidak faham. Vicky cukup kaget melihat Diki seolah tidak tahu tentang Dany. " Mereka dulunya nikah kontrak." Akhirnya Vicky membocorkan. "'Gua kagak ngerti nikah kontrak kaya gimana?" Diki menampakkan wajah seriusnya. " Mami lo tuh mau banget jodohin Dany sama mbak Heni. Tapi merekanya kagak mau. Akhirnya buat nyenengin Mami Papi lo mereka bikin kesepakatan. Nikah kontrak 6 bulan. Eh ga tahunya malah ngelanggar kontrak. Kakak ipar lo yang cantik itu hamil." Vicky berkata setengah berbisik takut ada yang menguping padahal di ruangan itu hanya ada mereka berdua. " Dihamili Dany?" Tanya Diki bodoh. " Ya iyalah. Lagian mana tahan tinggal serumah, tidur sekamar, kerja sekantor sama cewek cantik en seksi macam dia. 24 jam bareng terus" " Masa sih, tapi mereka gak pernah cerita." Diki berlaga bodoh. " Ya ga akan lah. Itu kisah rahasia mereka. Cuma mas fikri dan gua saksinya. Ternyata nikah kontrak itu yang ngatur Mami Papi lo juga." Vicky membeberkan dengan jelas. " Kisah cinta yang aneh." Gumamnya " super aneh." timpal Vicky " Tapi kayanya Dany cinta mati sama mbak Heni." seru Diki. Terkadang ia merasa iri dengan kemesraan mereka berdua. " Banget." " Mereka pasangan serasi. Mbak Heni juga ga kelihatan tua-tua amat." Diki tampak kagum kepada Heni. " Gua ga nyangka pernikahan mereka akan berlanjut." Seru Vicky yang jadai saksi lika liku perjalanan pernikahan kakak kandung Diki tersebut. " Lo jangan bilang ke Dany soal ini, ntar gua dihajar sama dia. Lo kan tahu sendiri gimana abang lo kalau lagi ngamuk." lanjut  Vicky. Ia bergidik ngeri membayangkan pukulan Dany. " Tenang aja gua mau pura-pura ga tahu aja. Gua juga ga berani nanya. Ntar bukannya dijawab malah kena bogem." Diki terbahak-bahak. Dany memang sadis. **** Berita putusnya Diki dan Dara langsung tersebar di keluarga Hadiwijaya. Sang Mami yang sudah kadung jatuh hati pada Dara sangat menyesalinya. " Iya Mi aku sama Dara putus." Jawabnya " Mami pikir kalian bakalan ke pelaminan. Padahal Mami suka sama dia" Mami Ratih juga sedih. " Dianya belum siap Mi. Belum siap diajak nikah." Diki tampak sedih. Untung tidak sampai menangis. Dalam hati Diki masih bingung juga dengan sikap Dara yang waktu diputuskan tampak tidak menyesal atau menghubunginya lagi. Padahal mereka saling mencintai. " Sabar ya sayang, nanti Mami cariin gadis cantik buat kamu. Anak teman-teman Mami banyak yang cantik." Serunya. Wanita itu berusaha menenangkan putra nya yang sedang patah hati. *** TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD