Part 1

677 Words
Diandra scarlett edison New york,bandar udara internasioanl john f kennedy "Jonatan" "hey,kau benar-benar menjeputku" "Hem" aku memutar bola mataku malas mendengar perkataan jonatan. "Aku membawa pesanan yang kau inginkan,banyak. Sangat banyak" "Benarkah" "Hem. Tapi dengan satu syarat" "Aku tau kau tidak akan memberikan nya secara Cuma-Cuma b******k!" Aku mulai kesal dengan jonatan dan membalikkan badanku untuk berjalan meninggalkannya. Dengan persaan kesal aku mempercepat langkahku. "berhentilah diandra,ayolah aku hanya sedikit menggodamu baby." Aku mulai tersenyum tipis dan seketika itu aku berhenti,memutar badanku ke arah jonatan. Aku baru tersadar,ternyata jonatan tidaklah sendiri. Pria itu,pria yang berada disamping jonatan dan menatap kearahku. Tatapan yang sangat tajam, tatapan yang seakan akan ingin merobek jantungku menyelinap masuk kedalamnya. Mata hijaunya mata yang sangat kurindukan,mata yang pernah membuatku jatuh dan hancur.hancur dalam perasaan ku sendiri. Dia kembali,kembali dengan penampilan yang berbeda. Ya dia bukan lagi pria yang memakai seragam SMA,pria ini sangat terlihat berbeda dengan setelan jas yang pas membuatnya semakin terlihat tampan. Bukan hanya tampan tapi sangat tampan. Kau sudah kembali..? "aku hanya menggodamu baby"jonatan terkekeh melihat perubahan wajahku dan berjalan menghampiriku yang sama sekali tidak bergerak. Tubuhku seakan membeku melihat siapa sosok yang dibelakang jonatan. Oh god! benarkah ini rencanamu. "berhenti memanggilku seperti itu jo. Itu sangat menjijikan." Jonatan meraih pundakku dan membalikkan badanku mengisyaratkan ku untuk melanjutkan perjalanan kami keparkiran mobil. "bisakah kau menciumku baby sebagai sambutan selamat datang kakakmu heh?bukankah kau merindukanku,oh jangan bilang kau sudah bertemu dengan pria tampan selain aku,itu sangat tidak menyenangkan baby,baru seminggu aku meninggalkanmu kau telah menemukan pria tampan selain aku. Heh?" "Tutup mulut sialanmu itu dan berhentilah bermimpi"jawabku dengan rasa kesal yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku memutari mobil menuju ke arah kemudi. Tanpa melihat kearah jonatan yang terpingkal melihat kekesalanku. "lihatlah dia william. Dia lah wanita yang aku ceritakan tadi,wanita yang sedingin es." "berhentilah jo,dan cepatlah masuk" Jonatan membuka pintu mobil yang berada dibelakangku. Tunggu william ikut didalam mobilku. Benarkah,oh god rencanamu benar benar membuatku terkejut. ** "Makan malam apa yang kau buat untukku dan william?" "hem"aku mengkat dagu menunjuk kearah meja makan. "Oh no."jonatan mulai terlihat kesal,itu terlihat saat kedua tangannya yang berada diatas kepalanya. Dan berdecak"sial kau diandra" Aku hanya terkekeh mendengar suara jonatan yang berdecak kesal. Tanpa bergerak dari sofa aku tetap fokus melihat layar tv dihadapanku dan tetap mengunyah makan malam favoritku. Nasi dengan sambal kesukaanku. "Maafkan aku will sepertinya ini akan membuat makan malammu menyeramkan, tanpa ada pasta dan roti selai" "No problem,aku bisa memakan ini semua"william menjawab dengan sedikit memaksakan sendok makanannya kedalam mulutnya. Selamat makan bastrad...!! Sekuat tenaga aku menyembunyikan senyumku. Senyum kemenangan,kemenagan karena telah berhasil membuat jonatan mengumpat kesal. Membuat william memakan masakanku. Masakan indonesia yang selalu membuatku kangen terhadap tanah kelahiran ku itu. Masakan nasi dengan sambal hijau siap saji superpedas dengan lalapan ayam dan telur dadar memang sangat menggoda. Ya sambal hijau siap saji yang aku pesan dari jonatan. Meski aku tau jonatan tidak begitu suka pedas dan william yang memiliki trauma akan rasa pedas. Ya aku masih ingat bagaimana william yang harus dilarikan kerumah sakit karena memakan sambal kesukaanku. Tepatnya kejadian itu terjadi beberapa tahun yang lalu. "oh shit..!!berhentilah will,wajahmu sudah terlihat memerah" "tenanglah jo,ini benar-benar sangat enak,bisakah kau memberikanku s**u segar agar rasa pedas ini segera menghilang dari mulutku" "well!ambillah sendiri"jawaban jonatan sontak membuatku berputar melihanya. Mata william dan jonatan menatapku tajam. Seakan tau apa yang ada diotak m***m jonatan,segera kusilangkan tanganku keatas menutupi bagian dadaku. Aku menatap jontan dengan tatapan membunuh. Jonatan terkekeh melihat raut wajah yang menunjukkan kemarahanku dan tatapanku yang seolah tidak membuatnya takut sama sekali. "kubunuh kau jonatan!benarkan itu yang ada diotakmu baby,oh god kenapa aku mempunyai adik yang begitu dingin sedingin keperawananya" "thanks brother atas pujiannya" Gelak tawa mereka terdengar semakin keras melihat raut wajah lesuku. "Will bisakah kau membuat adikku mencair,cairkan hatinya"ada jeda sedikit dalam perkataan jonatan"Dan cairkan juga keperawanannya" Emosi yang sedari tadi aku tahan sudah mulai memudar seperti api yang sudah tidak bisa terbendung lagi ditambah rasa malu yang tidak bisa aku sembunyikan lagi"jonatannnnnnnnnn" Oh kau sunguh b******k kau jonatan!"! Semoga kalian suka ya... Mohon bantuannya...koreksi jika kalian merasa ada yang salah
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD