bc

Aquila & Orion

book_age18+
3
FOLLOW
1K
READ
dark
curse
heir/heiress
secrets
like
intro-logo
Blurb

FOLLOW SEBELUM MEMBACA ❗❗❗Ternyata benar, cinta dapat membuat seseorang buta bahkan terbilang bodoh. Lihat saja Rara, berkali-kali menyatakan cintanya, berkali-kali pula ia ditolak.Menyerah? Ah mana mungkin! Bagi Rara, Rey adalah dunia nya. Mana bisa Rara hidup tanpa Rey meski hanya sehari saja. Dunia Rara akan hancur ketika Rey pergi, tapi bagi Rey, Rara hanya beban baginya.Setiap hari Rara akan menempel seperti prangko pada dirinya, menghindar? Mana bisa! Rara sudah seperti mata-mata bagi Rey."Rey, mau gak jadi suami Rara?""Gila Lo! Masih SMA bego!""Jadi, kalo udah lulus Rey mau gitu jadi suami Rara?""ENGGAK!""Ngomong enggak nya biasa aja dong, Rara kan jadi makin cinta.""Ra kalo g****k, g****k aja deh. Jangan jadi gila juga.""Ck, jangan ngomong kaya gitu, gini-gini Rara jodoh Rey!""Mimpi.""Iya, Rara emang lagi mimpi. Makanya Rey bantuin dong biar mimpi Rara jadi kenyataan.""Ogah!""Judes banget sih sama Rara, padahal Rara kan cantik.""Kata siapa Lo cantik? Jelek gitu!""Banyak loh yang bilang Rara cantik, cuma Rey doang yang bilang Rara jelek. Itu artinya Rey gak Mandang fisik, makannya Rara sukanya sama Rey.""Gila!""Siapa yang gila? Rara?""Gue! Gue yang gila Ra! Gue! Argh."____ikuti kisah selengkapnya langsung cusss baca ygy

chap-preview
Free preview
Bab 001
Rara & Reyhan Satu Terkadang menyakitkan ketika jatuh cinta pada sosok yang bahkan tak pernah berharap dengan kehadiran kita. ____Rara & Reyhan Sudah menjadi rahasia umum jika Rara--salah satu siswi SMA Tunas Bangsa yang kini duduk di bangku tingkat akhir itu mencintai Reyhan, teman satu sekolahnya. Secara terang-terangan gadis itu menyatakan cintanya, lucu nya Reyhan selalu menolak cinta Rara. Menyerah? Ah tidak mungkin. Rara mungkin sudah kebal akan tolakan menatah dari Reyhan, setidaknya dua belas tahun Rara mencintai Reyhan dan tentu saja cintanya hanya sepihak. Rara, gadis itu berjalan menghampiri Reyhan yang tengah menyantap makan siang nya bersama dua sahabat karibnya. Langkah Rara terlihat lebar dengan bibir yang tersenyum lebar hingga deretan giginya terlihat. Reyhan yang melihat kehadiran Rara langsung menghela nafasnya berat “Rey, ada Rara tuh.” Reno terkekeh setelahnya membuat Reyhan mendelik dibuatnya. “Rey!” Reyhan memutar bola matanya malas ketika suara Rara merusak indra pendengarnya. Cowok itu enggan menjawab dan lebih memilih melanjutkan memakan makan siangnya. Terlihat, gadis bertubuh mungil itu menghentakkan kakinya ke bumi “Rey! Rara tuh ngomong sama Rey! Bukan sama oksigen!” nada bicara Rara tampak kesal. Reyhan meletakkan sendok dan grapunya di atas piring lalu menatap Rara dengan tatapan datar, Rara meringis saat tatapannya bertemu dengan tatapan Reyhan. “Nah gitu dong, Rara kan jadi makin cinta.” kekeh Rara. “Ck, apa sih Ra? Lo gak bosen gangguin hidup gue?” Rara duduk tepat didepan Reyhan dan di samping Tian--sahabat Reyhan yang tengah asyik bermain game online di ponselnya. Reyhan berdecak “Ngapain duduk?” “Rara capek berdiri terus.” Benar-benar siang yang sial bagi Reyhan. Padahal sebelum Rara muncul dihadapannya, hidup Reyhan terasa sangat normal. Bahkan cowok itu berangkat lebih pagi dari sebelumnya hanya untuk menghindari Rara “Cepetan mau ngomong apa?” “Rey liat bolpoint Rara gak?” Reno tertawa renyah saat mendengar ucapan Rara barusan “Reno! Gak naik ketawa sambil makan!” ucap Rara. “Sorry, abisnya lo lucu.” Reno langsung meminum minumannya sebelum ia tersedak nantinya. Reyhan mengusap wajahnya kasar “Ra, lo gangguin gue cuma mau tanya bolpoin doang? Lo gak waras, bener bener gak waras.” “Rara tuh bukan pengganggu, Rara itu calon pacar Rey! Ya gak Tian?” Rara menyenggol Tian menggunakan siku tangannya. Cowok yang tengah fokus bermain game online itu hanya mengangguk dengan pandangan yang enggan lepas dari layar ponsel “Jadi, Rey liat bolpoin Rara enggak?” lanjut Rara. “Bolpoin punya lo ngapain tanya ke gue?” “Rara kan cuma tanya, jawabnya biasa aja dong! Calon imam gak boleh emosi sama calon makmum.” Reyhan menggelengkan kepalanya “Ren, gue punya dosa apa ya?” tanyanya pada Reno yang tengah memakan makan siangnya. “Rara sampe mau tanya ke tiga kali loh. Rey liat bolpoin Rara enggak?” “Ribet banget sih lo! Tinggal beli yang baru apa susahnya?” Rara menghela nafasnya “Rara baru beli tadi pagi, masa mau beli lagi? Kan Rara gak punya uang.” Rara meringis. “Kalo Rey punya uang lebih, Rara boleh minta gak?” lanjut Rara. Reyhan mengeluarkan selembar uang senilai sepuluh ribu rupiah dari kantung seragamnya “Nih, udah sana pergi!” Rara menerimanya dengan senang hati lalu langsung bangkit dari tempat duduknya “Makasih Rey.” timpal Rara. Baru satu langkah hendak berjalan, Rraa kembali membalikkan badanya mmebuat Reyhan yang hendak menyuapkan nasi kedalam mulutnya llau menghentikan aktifitasnya lalu menghela nafasnya kasar “Mau apa lagi?” tanyanya dengan nada tajam. “Rara mau tanya sat-” “Cepetan mau tanya apaan? Gue mau makan aja susah!” “Rey udah cinta be-” “Ribuan kali lo tanya kaya gitu ke gue! Gak bosen? Gue yang dengernya aja bosen!” potong Reyhan, Rara memajukan bibirnya lalu berdecak. “Rara bakalan tanya terus sampe Rey bilang iya ke Rara.” “Enggak akan dan gak mungkin! Sampe kapanpun jawaban gue tetep enggak!” “Jangan jahat-jahat dong. Rara ‘kan jadi makin cinta” kekehnya lalu langsung berlari pergi meniggalkan Reyhan dan dua sahabatnya. Tian mematikan ponselnya lalu memasukkanya kedalam saku celananya, menatap Rey dengan tatapan tajam “Apa?” tanya Reyhan. “Gara-gara cewek lo gue kalah tadi!” ucap Tian kesal. “Heh upil dugong, lo kalah karena lo gak jago main game!” sahut Reno. Reyhan mengacak rambutnya, ia lupa jika dirinya juga memiliki dua orang teman yang tak kalah stres dari Rara “Gak usah ribut! Cepet habisin makan siang kalian, bentar lagi bel.” :) Suasana kelas IPS-2 terlihat sangat ramai, tadi setelah bel panjang yang menandakan istirahat telah usai, Dika--ketua kelas mengumumkan jika dua jam kedepan tak ada guru yang masuk. Buk Solehah yang seharusnya mengajar tengah melahirkan dirumah sakit dan hanya menitipkan tugas ke Dika. Tentu saja hal ini menjadi sebuah anuggrah bagi penghuni IPS--2. Brak “AMARUDIN!!” Rara yang tengah menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya yang ia lipat langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar suara sahabatnya yang terdengar sangat nyaring memenuhi ruangan yang tadinya ramai kini langsung sunyi dibuatnya. Namanya Leoni--sahabat Rara. Gadis yang selalu memakai celana training dan menguncir satu rambutnya itu berjalan melewati beberapa siswa lainnya yang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Leoni, seorang bendahara kelas. Tadi sebelum istirahat gadis itu pergi untuk menemui wali kelas. Mungkin untuk menyerahkan uang kas bulanan kepada wali kelas. Tak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi hingga gadis itu tampak emosi. Amarudin--salah satu teman kelas Rara yang selalu membuat suasana kelas menjadi ramai langsung berdecak lalu bangkit dari duduknya setelah Leoni berdiri tepat di depan mejanya “Apa lagi sih? gue udah bayar kas tadi pa--” “Lo bayar kas pake duit mainan! Gila lo!” bentak Leoni. Amar menggark tengkuknya yang tak gatal “Dari man alo tau itu duit gue? Nuduh tanpa bukti fit-” Brak Leoni menggebrak meja membuat seisi kelas langsug menatap keduanya, Rara berdiri setalah melihat sahabatnya yang sepertinya benar-benar emosi kali ini. “Le, omongin baik-baik aja, jangan gebrak-gebrak meja. Tangan leoni nanti sakit.’” ucap Rara menarik lengan Leoni. Gadis yang lebih tinggi dari Rara itu menghardik tangan Rara. “Lo pikir gue buta? Liat! Ini tanda tanga lo!” sentak Leoni sembari memperlihatkan selembar uang mainan senilai dua puluh ribu tepat didepan wajah Amar. Cowok itu membulatkan matanya “Sumpah Le, gue gak tau! Tadi pagi gue dikasih nenek gue! Gue gak ngecek dan langsung ngasih ke elo.” “Sumpah Mar, lo kalo masih dendam sama gue ngomong dong! Jangan bikin gue malu! Gue sampe dimarahin pak Mulyo gara-gara lo!” Amar tampak terkejut, semua orang tau seperti apa pak Mulyo--wali kelas IPS 2 yang terkenal killer dan ditakuti hampir seluruh penghuni SMA Tunas Bangsa. Jika berhadapan dengan pak Mulyo itu artinya orang itu harus siap mental. “Sorry ra, suer deh gue gak tau! Besok gue bayar lo. Gue janji!” “Gak perlu! Gue gak butuh duit lo!” sentak Leoni lalu pergi begitu saja setelah meremas uang mainan itu lalu melemparnya tepat di wajah Amar. “Le, gue-” “Gue gak butuh omong kosong lo!” ucapan Leoni terdengar sangat jelas, bahkan semua orang yang ada didalam kelas mampu mendengarnya. Amar mengacak rambutnya kesal. Leoni berjalan keluar dari kelas, Rara langsung mengejarnya. Sudah menjadi rahasia kelas jika Leoni dan Amar tak pernah akur. Entahlah masa lalu seperti apa yang mereka lalui hingga keduanya saling membenci satu sama lain. Langkah kaki lebar Leoni berjalan menyusuri koridor melewati kelas yang terngah berlangsung KBM. Bahkan Rara tak sadar jika ia melewati kelas pujaan hatinya. Gadis itu terlalu fokus mengejar Leoni yang berjalan terlalu cepat hingga Rara harus berlari kecil untuk mengejarnya. ___ Oh iya, jangan lupa juga mampir ke cerita aku yang lain. See you next part Salman @sellaselly12

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.3K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.7K
bc

TERNODA

read
198.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook