Part 34 Rahasia Queen Terbongkar

1298 Words
Tanpa disadari oleh Queen, Sean mengetahui siapa Queen sebenarnya. Karena tanpa disengaja penyamaran Queen terbongkar saat tidur. Kaca mata yang dipakai oleh Queen terlepas. “Kenapa dia harus menyamar seperti ini. Apa sebenarnya yang dia inginkan. Dia dulu menghilang saat aku mencarinya. Sekarang dia sudah di sampingku,” batin Sean sambil menatap Queen yang masih pulas tertidur. Sean duduk di samping Queen yang sedang tertidur. Menatap wajah Queen tanpa bosan. Wanita yang sudah mencuri perhatiannya untuk saat ini. Tanpa disangka-sangka ternyata sekretarisnya adalah gadis yang selama ini dia cari. Sean merebahkan tubuhnya di samping Queen. Merengkuh tubuh Queen ke dalam pelukannya. “Perasaan yang aku rasakan selama ini ternyata ini adalah alasannya. Karena kamu adalah gadisku. Satu-satunya wanita yang bisa mencuri perhatianku setelah mantan istriku,” batin Sean sambil mencium puncak kepala Queen. Sebelum Queen bangun dari tidurnya, Sean memasangkan kembali kaca mata Queen yang tadi terjatuh. ***** Sean kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Sambil sesekali menatap Queen yang masih terlelap. Sean menatap jam di tangannya sudah menunjukkan waktu jam sebelas malam. Sean sudah mulai lelah. Tapi pekerjaannya masih banyak. Queen terbangun dari tidurnya dan menatap Sean yang masih fokus dengan berkas-berkasnya. Queen turun dari tempat tidur dan menghampiri Sean yang sudah terlihat lelah. “Istirahatlah. Nanti bisa dilanjut lagi,” ucap Queen pada Sean. “Tidak bisa. Aku harus memeriksa semua berkas ini,” ucap Sean. Queen menghela nafas melihat Sean. Queen memegang bahu Sean. Sean menatap Queen dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. “Istirahatlah. Biar aku yang menyelesaikannya,” ucap Queen pada Sean. “Kamu bisa?” tanya Sean. Queen menganggukkan kepala kepada Sean. Dia tahu kalau Sean memang benar-benar sedang mengalami masalah dalam perusahaannya. Sean berdiri dari tempat duduknya dan menuju ke tempat tidur untuk merebahkan badannya yang sudah terasa capek. Queen duduk di kursi Sean. Dia mulai memeriksa berkas-berkas yang ada di depannya saat ini. Sean menatap Queen yang sedang fokus dengan berkas-berkas perusahaan miliknya. Sean mencoba menutup matanya dan Sean pun tertidur dengan pulas dengan perasaan nyaman yang sedang dia rasakan saat ini. Queen mulai memeriksa satu persatu berkas milik Sean. Queen benar-benar heran dengan apa yang sedang terjadi dengan perusahaan Sean yang ada di Milan saat ini. “Bisa-bisa perusahaan ini hancur kalau dibiarkan. Bagaimana mungkin sampai hal ini terjadi kalau bukan orang dalam perusahaan yang berbuat,” ucap Queen. Queen menghubungi sang papa untuk meminta bantuan kepadanya. Karena dia tidak mungkin melakukannya sendiri. Karena resikonya kali ini begitu besar. Baik untuk perusahaan Sean maupun perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan Sean. Queen menekan nomer sang papa. Tidak berselang lama panggilan pun tersambung. “Hallo, Pa,” sapa Queen pada Rio sang papa. “Hallo, Sayang. Bagaimana kabar kamu dan cucu papa?” tanya Rio pada Queen. Queen benar-benar terharu karena sang papa juga sudah menerima sang putra. “Baik, Pa. Hayden juga sehat. Dia sekarang sedang bersama mama. Queen sekarang sedang perjalanan ke Milan. Papa sekarang masih berada di Milan?” tanya Queen pada Rio. “Iyaa, Sayang. Papa masih ada pekerjaan di sini. Memang ada apa, Sayang? Sepertinya kamu sedang mengalami masalah,” ucap Rio pada Queen. Queen tersenyum mendengar perkataan sang papa yang selalu tahu apa yang sedang dia hadapi. “Papa selalu tahu tentang Queen,” ucap Queen pada Rio. Rio yang mendengar perkataan sang putri tidak bisa menahan tawanya. “Kamu ingin di bantu papa dalam hal apa kali ini,” ucap Rio pada sang putri. “Pa, tolong broker di Milan jalankan. Queen mau bermain-main sedikit,” ucap Queen pada sang papa. “Jangan melakukan hal yang akan membahayakanmu. Papa tidak ingin sampai kamu terjadi apa-apa,” ucap Rio pada sang putri. “Tenang saja, Pa. Queen bisa menjaga diri Queen sendiri,” ucap Queen pada sang papa. “Baiklah kalau begitu. Anak buah papa akan papa kerahkan kalau begitu. Nanti kalau kamu sudah sampai share lokasi kamu kirim ke papa,” ucap Rio. “Baik, Pa,” ucap Queen sambil mematikan panggilannya. Queen fokus kembali dengan berkas-berkas milik Sean. Sambil mencari data-data perusahaan Sean yang sudah dirubah dari sistem komputer yang sudah terhapus. Queen menghela nafas kasar saat menemukan nama mantan istri Sean yang ikut andil dari kehancuran perusahaan Sean kali ini. “Apa yang sebenarnya direncanakan mantan istri Sean kali ini? Kenapa dia dengan tega ingin menghancurkan perusahaan laki-laki yang katanya dia cintai. Dan kenapa juga wanita ini sampai mengucurkan dana untuk perusahaan pesaing perusahaan Sean. Semua ini begitu memusingkan dan terlalu bertele-tele,” ucap Queen dalam hati. Queen menatap Sean yang tertidur dengan pulas. “Sebenarnya aku tidak ingin masuk kedalam kehidupanmu lebih jauh lagi. Melihatmu seperti sekarang ini, mau tidak mau aku harus membantumu menyelesaikannya,” batin Queen. ***** Akhirnya Jet pribadi Sean landing di landasan pribadi milik Arabelle sang tante. Sean memang sengaja untuk mampir terlebih dahulu di rumah sang tante. Untuk beristirahat. “Kita ini mau kemana lagi?” tanya Queen pada Sean. “Ke rumah tanteku dulu untuk beristirahat sejenak. Besok baru kita ke perusahaan,” ucap Sean pada Queen. “Baiklah kalau begitu,” ucap Queen. Sean dan Queen memasuki mobil jemputan yang akan membawa mereka ke rumah Arabelle. “Tidurmu begitu nyenyak tadi,” ucap Queen memulai obrolan. “Karena aku sedang bersamamu. Jadi tidurku menjadi nyenyak,” ucap Sean. Queen menatap Sean yang sedang menatap dirinya. “Omonganmu jangan ngaco. Jangan sampai mantan istrimu menemuiku lagi dan mengancamku,” ucap Queen pada Sean. Sean mengerutkan dahi mendengar perkataan Queen barusan. “Maksudmu, Greysie?” tanya Sean pada Queen. Queen menganggukkan kepala ke arah Sean. “Apa sebenarnya keinginan Greysie, kenapa dia sampai mengancam Steffi segala. Apa dia sebenarnya masih mencintaiku dan takut kehilanganku?” banyak pertanyaan di benak Sean untuk Saat ini. “Memang ada mantanmu lagi selain istrimu yang mengancamku itu,” ucap Queen tersenyum sinis ke arah Sean. Sean yang melihat senyuman sinis dari Queen, dia cuma bisa menghela nafas kasar. Queen begitu kaget saat mobil memasuki sebuah gerbang rumah yang sangat dia kenal baik. “Kenapa kita disini?” tanya Queen. “Ini adalah rumah tanteku. Kakak dari mamaku,” jelas Sean. Queen menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. “Ya Tuhan, rencana apa lagi ini. Tante Arabelle adalah kakak dari ibu Sean yang tidak lain adalah tante Naraya adalah ibu dari Sean. Dan Gabriel adalah saudara dari Sean,” ucap Queen dalam hati. Sean menangkap ekspresi yang tidak biasa dari Queen saat memasuki gerbang rumah sang tante. Mobil pun berhenti di depan rumah. Sean turun dari dalam mobil dengan diikuti oleh Queen di belakangnya. Dengan menggunakan kode akses, Sean bisa membuka pintu sang tante. Sean masuk ke dalam rumah. “Kau ini kebiasaan kalau masuk ke dalam rumah,” ucap Arabelle mengagetkan Sean dan Queen. Sean dan Queen menoleh secara bersamaan karena kaget denga suara Arabelle yang tiba-tiba. “Tante mengagetkanku,” ucap Sean pada Arabelle. Arabelle tertawa mendengar perkataan Sean. “Hai, Queen. Kenapa penampilanmu jadi seperti ini? Apa kamu sedang menyamar untuk kali ini. Supaya papamu tidak menemukanmu lagi,” ucap Arabelle. Queen sukses tertunduk karena penyamarannya terbongkar karena mata jeli dari sahabat mamanya kali ini. “Tante Arabelle. Papa sudah mengetahui keberadaanku,” ucap Queen mencoba mengalihkan pembicaraan. “Oh, iya. Putramu begitu lucu. Mamamu sungguh menyebalkan. Karena membuatku iri untuk segera menimang cucu,” ucap Arabelle pada Queen. Sean yang mendengarnya di buat terkejut. Tapi Sean mencoba menutupi rasa ingin tahunya saat ini. “Terima kasih tante,” ucap Queen dengan sopan. “Sudahlah, istirahatlah dulu. Besok kita sambung lagi ngobrolnya,” ucap Arabelle pada Queen. Sean berjalan menggandeng Queen untuk memasuki lift menuju ke lantai atas. Tempat dimana kamar tamu berada. Setelah lift terbuka, Sean memberitahu kamar untuk di tempati Queen istirahat. “Kamarmu di sebelah sini. Dan aku berada di sebelahmu kamarnya,” ucap Sean. Queen menganggukkan kepala dan masuk kedalam kamar yang dia tempati untuk istirahat.

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD