Vampire's Belonging ~ Dua

761 Words
"Katie," bisik seseorang yang ada di belakangnya membuat tubuhnya tertegun. Wanita yang di panggil Katie itu tak menghiraukan bisikkan dari orang tersebut. "Kamu berbeda sekarang," ucap orang itu. "Minggir," ucap Katie saat akan beranjak dari tempatnya dan orang itu menghalangnya. Di tariknya tangan wanita itu pergi dari ruang ball room. "Lepaskan tangan kotormu dariku!" teriak Katie membuat orang itu makin tersenyum senang. "Aku mau membuatmu kembali kepadaku, Kat." "Jangan panggil dengan nama itu! Aku sudah tidak sudi kembali lagi kepadamu, Xafier! Dalam mimpu saja!" Xafier, pria itu ketawa mendengar ucapan Katie. "Aku tahu kamu membenciku sekarang. Tapi jangan lupa... Kamu pernah jatuh ke dalam pesonaku. Apalagi, cinta dan benci bukannya beda tipis saja?" Katie berdecih jijik. "Dulu memang aku menyukaimu. Tapi sekarang, jangan harap!" Xafier senyum miring mendengar ucapan Katie. "Aku masih mencintaimu, Kat. Kamu manis." Katie mendengus jijik kemudian menamparnya. Xafier ketawa karena tamparannya bukan sakit. Malah geli di pipinya. "Kamu lebih jijik dari yang aku pikirkan, Xafier!" ucap Katie kemudian melenggang pergi. ✪  ✪  ✪ Dannis mengikuti aroma manis seperti madu milik Katie bercampur aroma miliknya itu sampai di depan sebuah ruangan.  Jujur Dannis sangat suka aroma dalam tubuh wanitanya itu. Sangat unik, manis campur dengan aroma kekayuan miliknya. Fresh and sweet. Di putar kenop pintu ruangan itu dan masuk ke dalamnya. Di lihat wanitanya itu sedang melamun. Dannis mendekatinya lalu melingkarkan tangannya ke pundak wanita itu. "My girl." Katie tersadar dari lamunannya. Dia menatap Dannis dengan bingung. "Kamu kenapa?" tanya Dannis khawatir. Tangan Dannis perlahan beranjak menyetuh pada wajah Katie. Katie menatap Dannis dengan tajam lalu menepis tangannya. "Bukan urusanmu!" Dannis kembali memegang tangan Katie saat ia menepiskan tangannya. "Kakak!! Foto!!" seru Cory membuka pintu. Matanya membulat sempurna saat menangkap Dannis memegang tangan Katie dan wajahnya sangat dekat dengan Katie. Seperti Dannis ingin mencium Katie. Katie spontan bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan. ✪  ✪  ✪ "Katie, pindahkan mejanya ke sebelah sini." Katie mengangguk patuh. Katie mengangkat meja kecil untuk menaruh gelas. Tanpa Katie sadari sedari tadi Dannis memerhatikan gerak-geriknya. Saat siap memindahkan mejanya dan menyusun gelasnya seperti piramida. Kakinya Katie kesenggol kaki mejanya. Prank! Semua mata menatap ke arah Katie. Managernya langsung menghampirinya. "Kamu bagaimana sih?! Ini namanya profesional?! Namamu siapa?!! Biar aku pecatkan kamu secepatnya! Siapa namamu?!" teriak managernya membuat Katie diam menunduk. "Ka-katie, Pak." jawab Katie yang masih menundukkan kepala dengan bata. Air matanya sudah hampir pecah karena ini pekerjaan yang paling di sukainya. Katie tidak mau di cepat. Dannis tidak suka kalau wanitanya itu di bentak-bentak. Dia mendekati wanitanya itu yang ada di atas panggung. "Aku akan membayar semua rugi kepadamu," ucap Dannis dingin saat sudah sampai di atas panggung. Mamanya Dannis menatap Dannis dengan bingung. Dan Cory malah menatap Dannis dengan geleng-geleng kepala. "Yes?" tanya managernya dengan tidak yakin. "Semua rugi yang telah dia buat. Aku akan membayarnya," ulang Dannis. Katie menatap Dannis dengan tidak percaya. "Baiklah. Kamu kembali kerja sana!" perintah managernya ke Katie. Dannis menahan tangan Katie. "Dia tidak bekerja denganmu lagi. Dia sekarang milikku." Katie membulatkan matanya tidak percaya. "Aku tidak mau!" tolak Katie. Tentu saja Katie tidak mau. Bagaimana Katie mau keluar dari kerja impiaanya? "Kamu kerja denganku!" ucap Dannis tak terbantahkan. ✪  ✪  ✪ Katie menghentakkan kakinya dengan kesal sampai ke parkiran. "Kau ... kau siapa sih? Sampai suka-suka kamu mengaturku?!" teriak Katie dengan marah. "Dannis. Dan aku milikmu." Katie mendengus. "Yang penting sekarang kenapa aku harus bekerja denganmu?! Memangnya kau siapa?!" "Dannis." Wajah Katie memerah karena marah sekaligus kesal dengan Dannis. Dan itu berhasil membuat Dannis ketawa dalam hati. Sebenarnya Dannis hanya ingin mengerjai Katie. "Arghh!! Terserah kau lah!" ucap Katie akhirnya karena ia lelah bicara dengan Dannis. Cup! Dannis mengecup pipi Katie sekilas. Membuat Katie tertegun karen tindakan Dannis itu. "I love you." Dannis berbisik di telinga Katie dan melenggang pergi ke tempat parkiran mobilnya. Katie juga beranjak pergi dari tempatnya dari parkiran ke halte bus. Tinn! Tiiinn!! Bunyi klakson membuat Katie bingung dengan pemilik mobil bermerek ferarri. Kaca jendela hitam dari mobil itu turun. "Naiklah! Aku antar." Katie memutar bola mata jengah saat melihat siapa orang tersebut. Dannis. Katie tak menghiraukan perkataan Dannis dan tetap menunggu bus. "Naik atau aku gendong?" Pertanyaan itu sukses membuat Katie lekas beranjak naik ke mobil. Dannis tersenyum kemenangan. Kemudian mengenggam tangan Katie membuat Katie tersentak kaget. "Apa yang kau lakukan?" tanya Katie. "Tentu saja menggenggam tanganmu. Kenapa kamu suka berbicara tidak formal denganku? Aku tidak suka itu." "Lalu kenapa kau harus peduli?" sahut Katie sambil mengangkat kedua bahunya. "Tentu saja aku peduli!" Entah kenapa perkataaan itu membuat Katie merasa senang. Katie berdeham. "Terserah kau deh." ✪  ✪  ✪
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD