Chapter 2 - Pertemuan Pertama

1533 Words
Chapter 2 - Pertemuan Pertama Usai shooting, Fabio dan ibunya langsung pergi menuju sekolah baru yang nantinya akan menjadi sekolah Fabio. Dari luar sekolah terlihat sangat padat oleh siswa-siswi berseragam putih abu-abu. Nampaknya mereka sangat antusias menunggu kehadiran aktor muda ternama di sekolahannya. Fabio turun dari mobil silver kesayangannya dengan di sambut sorak sorai siswa-siswi yang sedari tadi menunggu ke datangannya. Bodyguard Fabio langsung membentengi langkah Fabio dan ibunya. Dengan tenang Fabio melangkah sambil memberikan senyuman pemikat hati. Giginya yang berderet rapih tanpa celah membuat ke tampanannya semakin bertambah. Bagaikan cahaya yang menyilaukan hati. Itulah Fabio menurut fansnya. Sesampainya di ruang kepala sekolah. Mitha langsung berbincang dengan ibu Jasih. Mitha membicarakan tentang maksud kedatangannya ke sekolah ini. "Dengan senang hati bu saya terima anak ibu. Tenang saja, masalah absen jangan di khawatirkan. Yang penting shootingnya dulu saja di utamakan," ucap ibu Jasih pada Mitha. Loh! Kok aneh yah kepala sekolah mengizinkan siswanya bolos demi shooting? "Mah, aku mau ke toilet dulu," bisik Fabio. Setelah itu Fabio membiarkan ibunya berbicara dengan ibu Jasih kepala sekolah. Fabio berjalan ke luar ruangan kepala sekolah. Di luar Fabio langsung di awasi ketat oleh bodyguard bertubuh besar dan berotot. Sekolah tidak begitu ramai seperti tadi. Sepertinya para siswa sudah mulai masuk kelas untuk belajar. "Aku mau ke toilet. Tuh liat kan di ujung lorong. Jadi kalian engga perlu ikut," sebetulnya Fabio paling anti di awasi oleh bodyguardnya. Apalagi kalo ke toilet. Ibunya Fabio memang lebih memperketat keamanan Fabio semenjak kejadian kecelakaan di sekolahnya yang dulu. Awalnya Fabio memang sedang bercanda dengan Leon teman sekelasnya. Karena saking senangnya bercanda. Sampai menuruni anak tangga pun mereka saling timpuk dan dorong-dorongan. Dan terjadilah kecelakaan itu. Fabio terjatuh dengan posisi kepala lebih dulu. Untung saja Fabio masih bisa tertolong. Leon sangat menyesal atas kejadian yang menimpa Fabio. Tapi Mitha tidak bisa memaafkan kesalahannya. Beberapa kali Leon mengunjungi Fabio ke rumah sakit untuk menengok. Tapi Mitha dengan tega mengusirnya. Semenjak saat itu, Fabio dan Leon tidak pernah bertemu lagi. Byyyuurrr!!! Air bekas pelan membasahi seluruh tubuh Fabio. Respek bodyguard Fabio langsung menghampiri Fabio. "Ya ampun maaf! " teriak gadis yang baru saja menyiram Fabio dengan air pelan. "Heh kamu!" tunjuk salah satu dari tiga bodyguard Fabio. "Udah pak aku engga apa-apa," Fabio melerai. "Beraninya kamu. Siapa nama kamu?" bodyguard bewokan itu ikut bicara. "Me.. Merlinda pak, maaf banget aku engga sengaja. Lagian ngapain ni cowok ke toilet cewek," lah malah Merlin yang kelihatan galak. Fabio celingukan dan benar saja Fabio tepat berada di toilet cewek. "Udah pak saya engga apa-apa, maaf yah siapa?" "Merlin," singkatnya. "Ah iya Merlin. Aku baru di sini jadi belum tahu," Merlin memperhatikan Fabio dari atas sampai bawah. Sepertinya cowok yang ada di hadapannya ini bukan cowok sembarangan. Ah perduli amat. Harinya, hari ini sudah cukup kusut. Gara-gara semalam Merlin ikutan chasting sampai larut malam. Ia harus ke siangan masuk sekolah. Sebagai hukumannya, Merlin harus membersihkan semua toilet siswa dan guru. Tadinya Merlin memang dongkol, karena menerima hukuman ini. Jadi ia buang sembarangan saja air bekas pelan yang sudah di pakai cleaning service tadi pagi. Hukumannya belum di mulai. Malah ada petaka lagi di hadapannya. "Iya sih paham murid baru. Tapi engga bisa apa ngebedain mana toilet cowok dan mana toilet cewek. Kan kebangetan. Noh liat terpampang gede kaya gini. Yang ini toilet cewek. Dan yang onoh toilet cowok. Noh di ujung deket toilet guru," tandasnya sambil menunjuk ke arah toilet cowok. Benar tidak tahu malu Merlin ini. Dia yang salah. Eh malah dia yang nyolot. "Ya Ampun Fabio," pekik cewek yang baru saja datang. Mungkin ia ingin masuk ke toilet juga. "Ya ampun Mer apa yang lo lakuin?" tanya cewek satunya yang wajahnya mirip dengan cewek yang tadi menyebut nama Fabio. "Novia, Gloria kenapa kalian di sini? Nah terus kenapa lo kenal sama ni cowok?" Merlin terlihat bingung. "Oke aku duluan yah. Terimakasih buat kesan pertama di sekolah ini. Kamu keren!" loh bukannya marah Fabio, malah bilang Merlin keren. Setelah itu, Fabio pergi bersama tiga bodyguard membuntutinya dari belakang. "Gila lo Mer, elo engga tau siapa dia?" ulang Novia. "Emang ada apaan sih? Emang siapa dia? Mana gue tau. Lagian gue lagi kesel. Dia dateng. Ya salah sendiri dong jadi aja ke siram air bekas pelan," ucap Merlin polos tanpa rasa bersalah pada Fabio. "Etdah, elo beneran engga tau siapa dia? Ni yah gue kasih tau. Cowok itu namanya Fabio Gunawan. Aktor muda ternama. Lo tau kan? Dia itu yang main film hollywood, di film Fast Hunter. Lo siram lagi dia pake air pelan. Aduuuh sayang banget muka gantengnya jadi kotor," terang Novia sambil merengek manja. "Fast Hunter? O.. Oh.. Jadi dia," Merlin tergagap. "Duh katanya lo calon artis. Masa artis ternama aja kaga tau Mer, lagian lo kemana sih semalem? Ko bisa telat?" tanya Gloria. "Gue ikutan chasting. Tapi gagal lagi. PHnya tuh kudu pake kacamata setebel jok bus biar bisa liat bakat gue. Gue berbakat gini masa engga lolos," celoteh Merlin menceritakan kronologi semalam. "Masa gue di bilang actingnya di buat-buat..." dan cerita Merlinpun memanjang. Dengan setia Novia dan Gloria mendengarkannya pasrah. Novia Lavenia Kusuma dan Gloria Lavenia Kusuma adalah sahabat dekatnya Merlin. Mereka berdua kembar identik. Kadang Merlin saja masih sulit membedakan mereka berdua saking miripnya. Si kembar dan Merlin bagai bumi dan langit. Si kembar bisa terbilang orang yang berada. Orang tua mereka pengusaha sukses di bidang tekstil. Sedangkan Merlin, ia hanya seorang anak dari ayah yang pengangguran. Bukannya bekerja, ayahnya malah asik berjudi dan mabuk-mabukan. Imbasnya ibunya selalu di paksa bekerja sebagai buruh. Kebetulan sekali Laras Camira, ibunya Merlinda Camira. Bekerja di salah satu perusahaan tekstil milik orang tua si kembar. Merlin mempunyai satu adik bernama Meylia Camira. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Laras memaksa Merlin untuk menjadi artis. Katanya demi mengangkat derajat status sosial mereka. Merlin memang terobsesi menjadi artis. Bukan karena ingin menaikan status sosial keluarga. Tapi beracting di sebuah film memang impiannya sejak kecil. Tapi, ya mungkin belum rezeki. Merlin sampai sekarang hanya menjadi artis serabutan. Yang cuma nonggol di televisi barang dua atau tiga detik saja. Menjadi figuran dan chasting sana sini sudah ia lakukan demi impiannya. ********* "Bilang sama mama, siapa yang siram kamu pake air bekas pelan ini?" todong Mitha saat melihat anak kesayangannya basah kuyup. "Itu nyonya ada cewek.. Auww!! " Sebelum menyelesaikan pembicaraannya. Bodyguard itu di injak kakinya oleh Fabio. "Engga ko. Engga ada apa-apa mah. Yuk pulang aja. Kita kerumah dulu aja. Aku mau mandi dulu. Engga enak kan mau datang ke meeting Fast Hunter, bau kaya gini," "Kak Faabiiioo!!" teriak cewek yang berlari ke arah Fabio. "Fellysa, loh kamu ngapain ke sini?" tanyanya ramah. "Kakak ini lupa yah. Ini kan sekolah aku tahu. Mah, kak Fabio jadi kan sekolah di sini?" tanya Fellysa yang ternyata adalah adiknya aktor muda itu. "Emmm.." Mitha hanya berdeham saja tanpa berkata. "Mama, jangan gitu ah. Oh ya udah. Sekarang ikut kakak yuk! Kita pulang bareng," Fabio memang sudah tidak aneh melihat tingkah ibunya pada Fellysa. Entah apa yang salah pada diri Fellysa. Tapi sepertinya ibunya sangat membenci Fellysa. "Eh jangan! Biar kamu nunggu jemputan kamu aja. Kak Fabio harus cepat-cepat," larang Mitha. "Mama, Fabio engga apa-apa ko. Yuk Fell!" sebelum mendapatkan protes lagi dari ibunya. Fabio langsung menuntun Fellysa masuk ke mobilnya. Sesampainya di rumah. Fabio langsung mandi dan berganti baju dengan setelan yang cukup rapih. Mitha masuk ke kamar Fabio tanpa mengetuk pintu dulu. Respek Fabio terkejut. Untung saja dia sudah memakai busana. Kalau tidak... No! Jangan dibayangkan. "Mama kok engga ketuk pintu dulu sih mah. Untung Fabio udah di baju," "Ngapain sih kamu bawa dia ke sini?! Udah jelas dia tinggal bersama papahmu. Jadi engga usah kamu bawa dia lagi ke sini," todong Mitha tanpa mengiraukan perkataan Fabio sebelumnya. "Aduh mama, Fellysa kan adik Fabio juga. Anak mama juga. Ya, engga ada salahnya dong kalo aku ngajak pulang bareng Fellysa. Lagian Fabio belum ngerti deh sampe sekarang. Kenapa sih mama cerai sama papah?" selidik Fabio. "Dia itu udah pilih papahmu. Engga usah bawa Fellysa ke rumah ini lagi! Dan kamu engga perlu tahu urusan dewasa!" bentak Mitha. Baru kali ini Fabio melihat ibunya semarah itu. Apa yang sebenarnya terjadi? Setahu Fabio, orang tuanya bercerai saat usianya genap tiga tahun. Fabio masih terlalu kecil saat itu. Papah Fabio membawa Fellysa kecil saat itu. Berarti bukan Fellysa yang memilih. Tapi, papahlah yang memilih Fellysa. "Ya sudah mah, nanti kedengaran sama Felly. Engga enak juga kan?" "Biar dia dengar! Pokoknya ini terakhir kalinya dia menginjakan kaki di rumah ini!" Mitha makin mengeraskan suaranya. Sengaja sekali agar terdengar oleh Fellysa. Fabio hanya menarik napasnya dalam-dalam. Fabio berharap Fellysa tidak mendengarnya. Perkataan Mitha pasti akan terdengar sangat menyakitkan bagi Fellysa. "Yang mama anggap anak itu cuma kamu. Kamu anak mama satu-satunya. Fellysa dan papah kamu, sudah mama anggap MATI!" "Mah cukup!" pekik Fabio. Kali ini ibunya sudah kelewatan. Dan baru kali ini juga Fabio membentak ibunya. "Cukup mah. Please hargai perasaan Felly!" tanpa menunggu ibunya berbicara, Fabio keluar dari kamarnya. Di luar sana, tepatnya di ruang tamu. Fellysa sedang duduk sendiri. "Fell, ayo kakak antar ke rumah kamu!" ajak Fabio ramah. Fabio menoleh ke arah Fellysa. Terlihat sekali Fellysa menyeka ujung matanya. Matanya terlihat sembab. Mungkin ia tadi menangis. Malangnya adikku, batin Fabio. "Ayo Kak!" seru Fellysa bersemangat. Padahal Fabio tau, Fellysa baru saja menangis. Fabio ini seorang aktor. Jadi ia tidak mudah untuk di bohongi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD