Chapter 3 - Murid Baru

1559 Words
Chapter 3 - Murid Baru Mentari telah tersenyum merekah. Pagi ini terlihat sangat cerah. Secerah bunga matahari yang berjejer rapih di sekolah internasional ini. Aflatos International High School, sekolah menengah atas yang berbasis internasional. Sudah tidak di ragukan lagi. Semua siswa-siswi di sini sangat mahir Berbahasa asing. Terutama bahasa Inggris. Sejak tadi sekolah sangat ramai. Pastinya sudah tahu, kalau hari ini adalah hari pertama aktor muda itu masuk kelas. Kira-kira kelas siapa yah yang beruntung? Fabio berjalan bersama guru menuju kelas yang nantinya, akan menjadi kelasnya. Saat Fabio baru masuk kelas. Kelas menjadi ribut, karena beruntung akan sekelas dengan Fabio. "Ayo Fabio perkenalkan namamu," ucap Franada atau yang lebih sering di panggil Miss Nada. Kebetulan dia adalah guru bahasa Inggris di sekolah ini. "Hallo my name is Fabio Gunawan..." Fabio memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Inggris dengan fasih. Aura ketampanannya membuat seisi kelas menjadi ricuh dan ramai. Fabio memang sangat berkarisma. Ia membuat para siswi terpesona. Ada yang sampai berteriak-teriak dan berkedip kecentilan. Siapa yang tidak bangga kelasnya kedatangan murid baru tampan seperti Fabio. Fabio itu aktor idaman para perempuan. Sifat friendlynya membuat para perempuan sangat mengidolakan Fabio. Fabio selalu ramah pada siapapun. Tidak hanya dalam film saja peran protagonis ia mainkan. Namun aslinya juga memang sangat baik. Memang ada beberapa yang membencinya. Tapi lebih banyak yang menyanginya. Di sisi lain di tempat yang sama. Merlin menepuk jidatnya, sedikit panik. "Ya ampun tuh cowok sekelas sama gue, mau taro di mana muka gue," bisiknya pada Gloria. "Engga apa-apa kali. Kan enak sekelas sama aktor favorit gue," yang jawab malah Novia. Dia memang fansnya Fabio Gunawan. Secara ketahuan banget dari cara ia berbicara. Tapi aneh yah kok Merlin tidak kenal dengan Fabio. Padahal Fabio itu sudah sangat di kenal. Ia aktor yang baru naik daun akhir-akhir ini. Mungkin yang Merlin tau hanya menjadi figuran saja. Tanpa memperdulikan aktor atau aktis yang ada di sekelilingnya. Dasar artis serabutan. Kurang teliti nih. Seharusnya Merlin senang karena bisa sekelas dengan Fabio. Itu artinya ia bisa mencari cara jadi artis dari Fabio. Betul kan? "Gloria, bisakah kamu pindah tempat duduknya? Biar Fabio duduk di depan di samping Merlin," pinta Miss Nada. Waduh! Apa lagi ini? Masa Fabio di suruh duduk sama Merlin sih? Aduh muka Merlin mau taro di mana? Ia malu banget sama kejadian kemarin. Gloria manut saja dengan perintah guru bahasa Inggrisnya itu. Engga apa-apa deh dia pindah. Gloria duduk bersama Novia kembarannya. Tepatnya di belakang tempat duduk Merlin. Fabio berjalan ke arah tempat duduk yang akan menjadi tempat duduknya. Sementara Merlin menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Mimpi apa dia bisa duduk sama aktor terkenal kaya Fabio. Tapi bukan karena terkenalnya sih. Merlin masih malu karena kejadian kemarin. Kalau sampai fansnya Fabio tau, Fabio kemarin di siram Merlin pake air pel. Auto pada ngamuk semua. Bisa jadi bahan bulan bulan nih Merlin. Setelah Fabio duduk pelajaran di mulai. "Hei! Kamu kan?" Fabio mencoba mengingat ingat di mana ia pernah bertemu dengan Merlin. "Si keren itu!" "Udah udah sana! Perhatiin tuh bu Nada!" Merlin mencoba mengalihkan perhatian Fabio. Secara dia masih malu sana kejadian kemarin. Padahal mukannya udah Merlin tutup. Tapi tetep aja Fabio kenal. "Ya ampun ganteng banget Fabio," celetuk Yuliana kepada teman sebangkunya Nuniek. Mereka memang selalu kecentilan. Terutama Afrida ketua gank mereka. Sayangnya sepertinya hari ini dia tidak masuk kelas. "Duh ngapain deh dia ke kelas kita. Pasti bakalan banyak cewek-cewek kecentilan deh," ucap Rosita setengah berbisik pada Ainun dan Erinda yang tepat berada di bangku belakang Rosita. Secara Rosita kan sukanya aktor Dimas Anggara, bukan Fabio Gunawan. Tapi, jika di lihat. Fabio sama gantengnya kok seperti Dimas Anggara. Selesai memberikan materi dan PR alias pekerjaan rumah. Miss Nada pergi meninggalkan kelas. Dan tak lama bel jam istirahatpun berbunyi. Seketika semua siswi mendekati bangku Fabio. Bukan hanya siswi saja. Tapi ada juga siswa. "Fabio Fabio ko bisa ganteng sih?" pertanyaan bodoh keluar dari Yuliana. Fabio hanya senyum saja. Ya ganteng lah, kan cowok. Masa cowok cantik. Kadang kadang suka aneh sama pertanyaan fansnya Fabio. "Fabio aku mau selfie sama kamu dong," pinta salah satu siswi lainnya. "Aku dulu dong. Aku dulu," serobot Nuniek tidak sabaran. "Iya, boleh. Sabar yah satu-satu," ujar Fabio santai. Fabio melayani satu satu kemauan fansnya. Disebelahnya Merlin medelik sebal. Apa spesialnya sih ni cowok? Ko bisa jadi aktor? Bagusan gue kali, rutuknya dalam hati. Merlin harus cepat pergi dari tempatnya. Menyebalkan sekali kalau harus terus di bangku. Saat Merlin akan pergi, Fabio menahan lengannya. "Mau ke mana Mer?" tanyanya. "Mau tau aja sih. Kepo banget! Udah sana urusin fans-fans lo yang kecentilan," tandasnya sambil melepaskan tangan Fabio dari tangannya. Merlin tidak mau berlama-lama lagi di sana. Ia langsung ke keluar kelas. "Kaaaa Meeerrrlllinn!" panggil seorang perempuan yang di kucir dua. Sepertinya Merlin mengenalnya. "Apaan sih Mey? Jangan buat hari gue bad mood lagi. Oke?" balas Merlin dengan malas. "Hai kak Merlin," sapa salah satu temannya yang berambut lurus. "Hai kakak!" sapa teman Meylia sambil menjabat tangan Merlin. "Ya ya ya. Ada apa sih?" "Kak, kenalin Fellysa dan ini Nilam teman aku. Nilam itu fans banget loh sama kakak," Meylia memperkenalkan teman-temannya pada Merlin. Merlin menjabat satu per satu tangan teman adiknya itu dengan malas. "Kakak boleh selfie bareng ga? Terus aku boleh minta tanda tangan?" ujar Nilam. Merlin langsung tersenyum. Senyumnya bak mawar yang baru saja merekah. Baru kali ini ia di minta selfie dan tanda tangan dari fansnya. Secara dia masih artis serabutan. "Oh boleh-boleh," kemudian mereka saling berfoto-foto ria. Setelah puas berfoto, Merlin mengakhirinya dengan menandatangani buku yang di bawa Nilam. Moodnya Merlin memang selalu berubah-ubah. Kalau menyangkut soal orang yang ngefans sama dia. Moodnya berubah menjadi bagus. Ia jadi senang dan sering tersenyum. Secara dia hanya artis figuran. Tentunya belum banyak orang yang mengakuinya sebagai artis. Beruntungnya masih punya fans. Bagaimana nanti yah kalau Merlin udah jadi artis terkenal. Pasti Merlin akan senang sekali. Semoga Merlin kalau sudah terkenal selalu ramah dan tidak sombong yah. Seperti Fabio. "Oke kakak duluan yah!" Meyliapun berlalu, meninggalkan Merlin yang mulai senyam senyum. Ia bangga mempunyai fans. Meski cuma satu sih. Hhehe ******** "Apa? Jadi kak Fabio itu kakak lo?" pekik Meylia tidak terkontrol. "Ssttt.. Iya Mey, jangan ada yang tahu. Kemarin mama larang gue buat ngaku, kalo gue ini adiknya kak Fabio. Mama bilang anggap aja kita saling engga kenal," ucapnya sambil medekap mulut Meylia dengan kedua tangannya. "Waaaah aku punya temen adiknya artis dan aktor nih. Hebat!" puji Nilam. "Tapi kenapa kaya gitu? Kalian resmi adik kakak kan? Sorry maksud aku. Kenapa Mama kamu sampe larang kamu kaya gitu?" Meylia sangat berhati-hati sekali bertanya pada Fellysa. "Mama sama papah udah lama bercerai. Setelah mama melahirkan aku. Papah langsung bawa aku. Aku hidup bersama papah selama lima belas tahun ini. Awalnya papah selalu bilang kalo mama kandungku sudah meninggal. Tapi, almrhum kakek kasih tahu aku , kalau model bernama Paramitha itu mama aku. Dan kak Fabio Gunawan itu kakak aku. Persis nama papah kan? Dokter Gunawan Suryo Atmaja. Kata kak Fabio. Sengaja ia pake nama Gunawan di belakang namanya. Tapi, sampai sekarang. Mama tidak mau mengakui aku sebagai anaknya. Begitu pula papah. Ia tidak mau mengakui kak Fabio sebagai anaknya," Fellysa bercerita. "Sabar yah Fell, ternyata lo punya cerita yang engga biasa di hidup lo. Gue yakin ko suatu saat nanti. Nyokap dan bokap lo pasti bersatu lagi," ucap Meylia memberi semangat. "Amiin," ucap mereka bebarengan. Meylia tidak menyangka Fellysa ternyata adiknya Fabio. Aktor muda terkenal yang menjadi pujaan remaja cewek. Termasuk dirinya. Masalah pribadi Fabio memang jarang terekspos kamera. Fabio tidak pernah mendapatkan kabar miring tentang dirinya. Sebetulnya Meylia juga ingin menjadi aktris. Tapi ibunya malah mendukung Merlin kakaknya. Padahal kalau Meylia ikut jejak kakaknya kan engga apa-apa. Tapi ibunya malah meminta Meylia jadi dokter. Haissshhh nasibnya. Sama seperti Fabio. Bedanya Fabio ingin jadi dokter, eh malah jadi aktor. Meylia yang ingin jadi aktris malah di suruh jadi dokter. Beruntung banget Merlin kakaknya yang ingin jadi aktris di dukung penuh oleh ibunya. Rasa iri itu selalu ada di dalam hati Meylia. Tapi meskipun iri. Ia tetap menyayangi kakak perempuannya. Semoga saja kelak ketika Merlin menjadi artis. Meylia bisa meminta izin pada ibunya agar bisa mengikuti jejak kakaknya. Meskipun nanti akan agak sulit mendapatkan izinnya. ******** "Merlin!" panggil seorang cowok. Ia menghapiri Merlin yang sedang berada di taman sekolah. Cowok itu adalah Fabio. Ia sepertinya habis lari-larian. Terlihat dari nafasnya yang ngos-ngosan. "Ada apa sih? Lagian ngapain lo ke sini? Bukannya lo sibuk sama fans lo?" protes Merlin pada Fabio. Secara Merlin itu baru kenal sama Fabio. Tapi kenapa Fabio nguntit dia terus. Heran jangan.. Jangan.. Fabio pengagum rahasianya. Pikiran Merlin mulai berhalu lagi. "Ada tempat aman ga? Yang kira-kira orang engga tau? Gila ampir sesekolahan ngikutin aku kemana-mana. Bahkan tadi aku ke toilet. Ada cewek yang nekad masuk buat selfie sama aku. Please bantu aku," Fabio memelas. "Faaabiiooo!!" pekik histeris cewek yang tidak berada jauh dari tempatnya. "Ayo!" tanpa berpikir panjang Merlin menarik lengan Fabio. Secepat mungkin mereka berlari menghindari fans Fabio. Ada sedikit perasaan senang di hati Fabio. Meskipun entah ke mana Merlin akan membawanya. "Lo diem di sini aja yah. Jamin aman. Ini tempat aman gue," tangan Merlin masih mengenggam tangan Fabio. Respek ia melepaskannya. "Sorry," "Engga apa-apa ko. Well, jadi ini tempat aman kamu? Indah banget. Dari rumah pohon ini keliatan banget indahnya," Ya, Merlin memang membawa Fabio ke rumah pohonnya. Rumah pohon itu memang tidak sengaja ia temukan. Ia bersyukur dengan hobinya yang suka memanjat. Tapi kan, bukanya ini tempat rahasianya? Kenapa harus Merlin bocorkan ke Fabio? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD