bc

The Cold Twins

book_age16+
20
FOLLOW
1K
READ
possessive
playboy
arrogant
goodgirl
CEO
drama
bxg
office/work place
enimies to lovers
chubby
like
intro-logo
Blurb

Banyaknya masa kecil yang kurang menyenangkan membuat si kembar harus selalu bersikap dewasa dalam segala Hal. Sejak ditinggal Sang Ayah mereka lah yang harus selalu membuat Ibu dan adik mereka bahagia. Ada rasa sakit yang harus ditutupi mereka demi kebahagiaan orang lain. Hingga mereka menemukan gadis yang membuat mereka tertarik. Tapi, siapa sangka kedua kembar Itu malah menyukai satu wanita yang sama. Hingga Salah satu Dari mereka harus mengorbankan perasaannya dengan kebahagiaan pasangan tersebut.

chap-preview
Free preview
Diam Itu Emas
"Jika tidak penting dia tidak akan banyak bicara. Itulah prinsip mereka." ***    Hilya tidak menyangka anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. Merekalah yang menemani Hilya beberapa tahun belakangan ini. Sejak ditinggal suaminya, Hilya sama sekali tidak berniat untuk menikah lagi. Selain dia takut kecewa, dia takut ketika dia mulai sangat mencintai pasangannya dia akan dipisahkan kembali.   "Ibu ... Aku bulan depan udah mau sweet seventeen dirayain ya, bu." Mereka baru selesai makan pagi. Si kembar yang sudah beranjak dewasa juga sudah bekerja di perusahaan Ayahnya Reyhan dulu. Setelah meninggalnya Reyhan, Hilya yang menggantikan pekerjaan Reyhan dibantu Ratna yang sampai sekarang Masih selalu berada di sisinya untuk menemaninya.   "Dirayain emang kamu anak kecil," ledek Eldan. Lisa mengerucutkan bibirnya kesal. Satu-satunya pelariannya adalah Ethan. Kakak pertamanya yang pasti akan selalu membela dirinya apabila Kakak kembar keduanya Itu meledeknya.   "Kak Ethan, Itu Kak Eldan ngeselin banget. Orang aku udah gede."   "Mana ada udah gede kemaren diputusin cowo nangis," saut Eldan lalu tertawa setelah puas meledek adiknya.   "Dari pada Kakak muka kok jiplak, Kak Ethan enggak kreatif amat," ucap Lisa membuat Hilya sang Ibu yang sedang merapihkan makanan di meja pun lantas tertawa mendengar ucapan dari Lisa.   "Heh. Enak aja kamu belajar IPA engga sih. Namanya kembar ya, mirip lah mukanya." "Halah ngeles aja. Wajar sih, Kak Ethan ganteng jadi mungkin pas Kakak di dalem perut iri lihat ketampanan Kak Ethan."   "Mana ada kayak teori kayak gitu. Aneh-aneh aja." "Adalah teori Lisa mah menarik-menarik enggak kayak Kakak. Sok Dingin di luar, Ew. Situ es batu?" sindir Lisa. Ethan hanya tersenyum tipis.   "Kamu mau apa?"    "Aku mau dirayain. Terus aku juga lagi deket sama cowo–"   "ENGGAK!!!" Lisa melongo karena terkejut mendengar kedua kakaknya yang kompak melarangnya. Dia belum selesai bercerita tapi kakak kembarnya dengan kompak melarangnya. Hilya hanya tersenyum melihat mereka.   "Kak ihhhh ... aku belum selesai ngomong udah dipotong."   "Enggak, Lisa. Kamu Belum waktunya pacar-pacaran. Kemarin kamu deket sama cowo ujung-ujungnya apa? Nangis-nangis 'kan?" ucap Ethan tenang sambil memandang Lisa serius. Lisa hanya mengerucutkan bibirnya kesal.   "Bu...."   "Lisa kalau kamu dirayain boleh tapi enggak kalau kamu minta persetujuan buat deket cowo."   "Aku enggak minta persetujuan, Kak Ethan aku bilang aku lagi deket sama cowo, 'kan Belum tentu berarti pacaran. Makanya, Kakak cari cewe gih, biar tahu rasanya mencintai lawan jenis."   "Idih kamu Masih kecil sok-sok an bahas cinta."   "Yeh ... Kak Eldan ngeselin, deh. Kali-kali bantuin aku gitu sebagai kakak yang baik ngeledekin mulu heran."   "Lisa ayo berangkat udah siang. Kamu sebentar lagi 'kan juga udah mau kuliah. Mending fokus belajar biar dapet kuliah yang bagus."   "Kalau aku mau kuliah di luar negri enggak papa?"   "Enggak, Papa nanti kita urus kepindahan kita sekeluarga ke sana," jawab Ethan sambil mengetikkan dasinya.   "Lah kok sekeluarga, enggak Lisa aja?"   "Enggak akan kakak biarkan kamu sendiri apalagi di Negara orang. Jangankan, Kakak, Ibu juga pasti enggak setuju 'kan, bu?" tanya Ethan kepada Ibunya.   Hilya mengangguk, "Ibu enggak mau biarin kalian sendiri. Di mana pun kalian berada Ibu akan selalu ada buat kalian. Kalaupun emang kamu mau kuliah di luar negri bener kata kakak kamu, kita sekeluarga akan pindah ke sana. Ibu enggak mau pisah dengan Salah satu Dari kalian." Lisa jadi jadi sedih dia mendekat ke arah Ibunya, dia paham tidak mudah menjadi ibunya yang membesarkan anak-anaknya sendiri. Lisa memang tidak tahu pastinya apa saja yang dialami Ibunya tapi Lisa tahu dia sudah ditinggal ayahnya sejak dia Masih kecil. "Maafin, Lisa ya bu. Lisa buat Ibu sedih terus."   "Enggak kok. Ibu enggak sedih. Kamu mau kuliah di luar negri emangnya?"   "Belum kepikiran sih aku, bu. Tapi, ya lihat aja nanti, deh."   "Udah enggak ada yang mau diobrolin 'kan. Yuk berangkat nanti kamu kesiangan,"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.3K
bc

My Secret Little Wife

read
97.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook