Keyakinan

1085 Words
Sudah di kantor namun sejak tadi belum juga sampai. Rupanya wanita badung itu tengah bertengkar hebat dengan tamu kantor lainnya. Alex bahkan sampai harus turun tangan sendiri dan menemui sari yang saat ini tengah bertengkar dengan wanita karir cantik yang sejak tadi terus saja membentaknya dan menghina penampilannya. "Aku bilang aku tidak bersalah, Kenapa aku harus minta maaf ? Kau saja yang minta maaf jika kau memang tetap kukuh ingin mengatakan maaf." Perintahnya. Bukan pribadinya yang merupakan gadis lemah, Sari tidak akan mau begitu saja mengatakan maaf apalagi jika dia memang tidak benar-benar bersalah. Alex menghampiri mereka begitu pintu lift yang di tumpangi nya sudah mendarat dengan sempurna. Dia langsung menghampiri kedua wanita tersebut. Tanpa bisa lagi menahan lebih lama gejolak amarah di hatinya. Tangannya sudah mencengkram erat bagian kerah di lehernya. Sambil berjalan, Alex mengendorkan dasi miliknya kemudian menyeret sari ke sisi tubuhnya. "Apa yang kau lakukan ? Belum sehari bekerja sudah membuat ulah dengan calon klien ku ? Bagus sari. Kau memang benar-benar gadis yang luar biasa." Pujinya setengah menghina. Alex mendesis. Dia mencengkram erat pergelangan tangan sari. Sudah cukup kesabarannya terus di uji, Kali ini Alex akan menunjukan sisi paling buruk dirinya. Dia membentak sari dan menghinanya di hadapan umum. "Keluar dari perusahaan ku dan renungkan kesalahan mu selama ini !" Perintahnya. Dengan satu jarinya, Alex semudah itu mengusir sari. Tanpa bertanya lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi dengan kedua perempuan itu. Sari pun terlihat menunduk, Matanya sudah terlihat berkaca-kaca, Namun harga dirinya terlalu tinggi untuk dia mengatakan jika dia sedang terluka. "Aku tidak bersalah." Pungkasnya tetap saja kukuh tidak mengakui jika dia lah yang bersalah seperti yang di ucapkan perempuan seksi tadi. Bukannya masalah ingin mempersulit atau apa ? Ajaran kedua orangtuanya selalu mengatakan jika memang dia tidak bersalah, Maka sari bisa membela dirinya sendiri secara mati-matian, tidak peduli seluruh dunia akan menentangnya atau menghinanya sekalipun, selama dia belum membersihkan namanya dengan baik, sari tidak boleh pergi ! Dia harus menghadapi segalanya, sampai seluruh masalahnya terselesaikan. "Aku tidak peduli kau bersalah atau tidak. Kau datang ke sini untuk bekerja. Aku adalah bos nya, Seharusnya kau datang ke ruangan ku bukannya mengamuk seperti perempuan kampungan di tempat ini ! Ini bukan pasar, Meskipun aku tahu kau datang dari kampung, Tapi cobalah untuk bersikap lebih sopan, Jangan mempermalukan aku dengan sikap urakan mu yang seperti ini." Tekannya. Benar-benar perkataan Alex begitu tajam, dan menusuk pedih harga dirinya. Meskipun kedua orang tua sari adalah orang yang keras. Tapi mereka tidak pernah sekalipun menghina dia apalagi mempermalukannya di depan orang banyak. "Aku tidak bersalah. Aku benar-benar tidak bersalah. Kau akan menyesal karena sudah menghinaku di depan mereka semua." Balasnya. "Aku akan pulang, Aku tidak ingin berada di tengah-tengah orang busuk seperti kalian semua." Belum sempat Alex memegang siku di lengannya, Sari sudah lebih dulu berbalik, Dia mencopot terlebih dahulu hells di kakinya, Satu hells dia lemparkan ke arah sang wanita sementara satunya lagi ia lemparkan ke arah kepala Alex. "Aku benci kalian semua." Kutuk nya. Menghentakkan kaki seraya berlari, menabrak siapapun orang yang menghalangi jalannya. Air matanya sudah terlihat menetes. Sari menangis meraung-raung, Niat hati ingin mengubah nasib dengan ikut bekerja di Jakarta, Siapa yang sangka jika belum apa-apa saja dia sudah di hina dan di perlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Ibuu, Bapaak. Sari mau pulang, Sari tidak suka tinggal di Jakarta. Mereka semua jahat buk. Mereka tega menghina sari hanya karena sari datang dari desa." Ratapnya sambil menangis sesenggukan. Tanpa memperdulikan lagi rambu-rambu lalu lintas di depannya, Gadis itu terus saja melaju, Sari melewati apa saja yang ada di depannya, Dia menangis dan meraung-raung menyebabkan kekacauan di seluruh kota. *** Alex membukukan badannya, merasa menyesal dengan sikap sari yang kurang ajar pada tamu pentingnya. Dia meminta maaf. Perempuan tersebut tentu saja merasa tersanjung, Melihat Alex yang sekeras baja membelanya mati-matian di hadapan semua orang. Pria tersebut bahkan tidak menanyakan alasannya mengapa mereka bisa bertengkar dan mengusir sari tanpa sedikitpun pembelaan. "Saya minta maaf sekali lagi untuk kekacauan yang karyawan saya buat. Dia masih belum mengetahui dengan betul tugas dan kewajibannya di tempat ini. Semoga nona Reni tidak tersinggung dengan kelakuannya." Mohon Alex setelah sari melarikan diri tanpa mendengarkan sedikitpun penjelasan yang di lontarkan oleh lawan bicaranya. Sambil membuka tangan, Alex mempersilahkan wanita cantik itu untuk mengikuti langkahnya. Dia membawa Reni ke dalam ruangannya dan mulai membicarakan urusan bisnis mereka yang sempat tertunda. "Sudah sepakat. Saya tidak sedikitpun terganggu dengan insiden memalukan tadi. Melihat sikap cekatan dan profesionalisme anda dalam bekerja serta membela pihak yang benar saya sudah sangat puas dan merasa tersanjung Tuan Alex. Semoga ke depannya kerjasama kita dapat berjalan dengan baik. Mungkin sesekali saya akan lebih sering datang ke sini. Mengingat proyek yang akan kita jalankan akan berjalan beberapa bulan lagi, saya harap kejadian tadi tidak terulang kembali dan tuan Alex tetap menjadi yang saya kenal hingga saat ini." Finalnya. Dengan nada bicara yang lembut namun masih terdengar sangat profesional. Perempuan itu menjabat tangan Alex, Dia memutuskan kontrak kerja sama mereka akan terus berjalan bahkan beberapa rencana sudah sempat mereka bahas tinggal penindaklanjutannya saja yang perlu mereka lakukan di sela-sela pekerjaan tersebut. "Mungkin kita bisa membahas sisa obrolan kita yang tertunda dengan makan malam atau makan siang santai di hari selanjutnya. Bagaimanapun saya perlu mengetahui kabar selanjutnya mengenai proyek kerja sama kita ini nanti akan berjalan seperti apa." Menyelipkan sedikit modus. Tentu saja Alex tahu dan tidak pernah keberatan untuk melayani apapun permintaan rekan kerjanya. "Selama itu meringankan kerja sama kita, saya rasa saya tidak akan pernah keberatan untuk melakukan serangkaian makan malam dengan anda." Sambutnya. Menyambut hangat uluran tangan wanita seksi di depannya. Selama uang masih menjadi segalanya di muka bumi ini, maka Alex tidak akan pernah sekalipun keberatan dengan usulan atau permintaan setiap rekan bisnisnya. "Kita akan bertemu kembali di lain hari. Senang berbisnis dengan Anda Nona Reni." Lanjutnya lagi. Di balas anggukan pasti oleh wanita cantik di depannya. Kedua orang tersebut berpisah, Alex meminta asistennya untuk mengantarkan tamu istimewa mereka. Sementara dia kembali duduk dan kembali lagi untuk menekuni pekerjaannya yang tadi sempat tertunda. Tidak ada satupun celah di pikirannya, Mengkhawatirkan bagaimana kondisi sari. Meskipun dia tahu sari tidak sepenuhnya bersalah di pertengkaran tadi. Namun Alex mempunyai keyakinan lain pada perempuan itu. Sari itu berbeda, Daya otoritas dan daya pikir yang sedikit berbeda dari kebanyakan perempuan lainnya. Biarkan dia berfikir, jika dia sudah puas. Alex yakin meskipun perempuan itu tidak mengetahui dimana letak rumahnya, Namun sebelum jam 09 malam, Alex yakinkan pada samua orang yang meragukan daya pikirnya, Sari akan pulang sebelum Alex sampai lebih dulu di rumahnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD