bc

SHOULD WE

book_age12+
53
FOLLOW
1K
READ
friends to lovers
goodgirl
sweet
bxg
female lead
campus
friendship
shy
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II -- All The Young

haruskah ia kembali?

sebenarnya dulu hingga sekarang apa yang sebenarnya dia rasakan?

jenis perasaan seperti apa yang menghantuinya bertahun-tahun ini?

apakah ini hanya rasa penasaran ataukah cinta sebenarnya?

chap-preview
Free preview
Prolog
He was late. Konsekuensi terbesar dari keterlambatannya. Dia kehilangan orang yang dia cintai karena terlambat berani, terlambat menyadari, terlambat mengerti, dan terlambat melakukan sesuatu. “Maaf, Jika kamu kembali beberapa bulan lalu mungkin aku bisa menerima dan memandangmu sebagai kesempatan untuk menumbuhkan perasaan yang sudah lama nyaris mati. Tapi kini kamu terlambat, lagi, selalu terlambat. Aku sudah bertunangan dengan orang lain. Hari di mana aku menerimanya untuk menyematkan cincin ini di jari manisku adalah hari saat aku membunuh segala perasaan yang pernah ada buat kamu. Dia bukan sosok sempurna yang baik dalam segala hal, dia bukan pria baik-baik yang tak pernah membuatku menangis, dia banyak kurangnya. Tetapi dia datang memberi harapan juga berharap untuk bersamaku menjadi lebih baik, bersama-sama kita menjadi lebih baik. ....Maaf, kamu terlambat. Jika banyak hukuman yang diberikan untukmu saat kamu terlambat tidak membuatmu jera maka mungkin setelah ini terjadi kamu akan jauh lebih menghargai waktumu. Maaf, terima kasih sudah pernah menjadi sosok favoritku. Terima kasih teman.” Peluh membasahi pelipis laki-laki yang tengah terkesiap dengan posisi berbaring di sebuah ruangan yang temaram. Deru nafasnya memburu, degup jantungnya berpacu masih mencoba mengumpulkan kesadaran dia pun bersandar di headboard. Menyisir rambutnya yang basah karena keringat ke belakang. "Ini mimpi. Ya ini mimpi" batinnya meyakinkan diri sendiri. Dia pun menangkup wajahnya sendiri memastikan bahwa dia telah terbangun dari tidur dengan mimpi buruknya. “s**l!!” umpatnya merutuk mimpi buruk itu. Ia bergegas ke arah kamar mandi untuk membasuh mukanya. Mimpi tentang gadis itu memang hadir sesekali. Ah tidak gadis itu menghantui pikirannya sejak terakhir kali dia melihatnya, tepatnya empat tahun terakhir. Namun yang baru saja ia mimpikan rasanya jauh lebih nyata. Tatapan kecewa itu terlalu nyata dan perasaan menyesal itu masih terbawa bahkan hingga dia tersadar. Kalimat terakhir yang dikatakan gadis dalam mimpi itu seolah memberikan tamparan keras untuknya hingga ia kelimpungan sendiri. "Apa dia bilang?? terima kasih teman? teman? hahaha sungguh dia tidak pernah mau dianggap teman. tidak" kalimat yang hanya dia katakan dalam hatinya itu menerbitkan senyuman kecut di bibir laki-laki yang beranjak dewasa itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook