Charis menyentuh tanda merah besar yang masih terlihat jelas di lehernya. Gadis itu menarik napas panjang, meredam jengkel bercampur marah yang masih terasa di dadanya. Pagi ini adalah hari pertamanya sebagai anak magang di Basutara's dan sekarang ia terpaksa menghabiskan waktu hanya untuk menutupi tanda yang ditinggalkan Kastara tanpa terlihat mencurigakan. Selama ini Charis merasa Kastara akan selalu menganggapnya sebagai anak-anak. Karena Kastara lebih bersikap layaknya saudara, daripada seorang suami. Namun bukan berarti Charis tidak pernah memprediksi akan datang waktu semacam ini. Tapi, bukan berarti Kastara harus melakukannya ketika keesokan harinya ia harus menghadapi hari penting! Charis menghela napas. Ia mungkin bukan gadis polos yang memimpikan ciuman pertama diiringi suasa

