Ch.3 Ying You Sect

750 Words
Sesaat kemudian terdengar suara deheman. "Ehm ..!, Maaf jika saya mengganggu tetapi putri harus istirahat karena luka pada tubuh putri belum sepenuhnya pulih." Kata seorang pria paru baya kira-kira mencapai umur kepala empat puluhan itu. Pria paru-paru memakai hanfu berwarna putih senada dengan rambut dan jenggotnya mulai memutih. “Ah benar-benar putri kau harus istirahat” kata Yin Li sambil membaringkan Liu Xiao Lan. "Maaf kalau boleh saya tanya siapa anda dan saya ada dimana sekarang?" Tanya Xiao Lan. "Maafkan saya karena tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu tuan Putri" kata pria paru baya itu. "Saya salah satu guru di sini, nama saya Tao Xu, Anda di diperguruan saya, Sekte Ying You" "Dan bagaimana saya bisa ada disini?" Tanya Liu Xiao Lan lagi. "Putri dia adalah orang yang menyelamatkan anda dari pembunuh yang mengincar nyawa anda beberapa hari yang lalu" sahut Yin Li sambil menyekah air matanya. "Eh! Benarkah! Kalau begitu saya bertrim kasih pada anda guru Xu" balas Liu Xiao Lan dengan hormat. "Tidak perlu sungkan putri, hanya kebetulan saja takdir mempertemukan kita" jawab guru Xu merendahkan diri. "Tidak perlu terlalu formal guru Xu saya tidak enak mendengar anda memanggil saya seperti itu" kata Liu Xiao Lan menggantung. "Panggil saja saya nona Lan itu lebih baik bagi saya lagi pula untuk saat ini, jangan sampai orang lain tahu bahwa saya adalah seorang putri" lanjutnya lagi. "Terima kasih nona Lan dan aku mengerti maksudmu" kata guru Xu itu. "Ah iya berapa lama saya pingsan?" Tanya Xiao Lan. "Kamu pingsan selama 3 hari putri" jawab Yin Li. "Ah! Oh ya Yin Li kumohon jangan panggil aku putri lagi untuk sementara, kau sudah aku anggap sebagai sahabatku sejak dulu dan ini juga demi menjaga identitas kita. Apa kau mengerti?" Kata Xiao Lan lembut. "Ta ... tapi .." Belum sempat Yin Li melanjutkan kata-katanya Xiao Lan langsung memotong ucapan Yin Li. "Eem tidak ada tapi-tapian disini bukan istana jadi jangan takut. Kau sudah ku anggap sebagai sahabatku sendiri" kata Xiao Lan sambil menggoyangkan telunjuknya didepan wajahnya. Yin Li Hanya bisa pasrah mendengar penuturan tuannya itu dan menganggukan kepala tanda setuju. Hening "Nona tolong istirahatlah tubuhmu masih lemah" kata guru Xu memecah keheningan yang terjadi. "Baiklah aku akan beristirahat" kata Xiao Lan kemudian kembali berbaring untuk tidur. Kemudian mereka meninggalkan Xiao Lan untuk beristirahat. Pagi pun menjelang, tak terasa sudah 2 hari Xiao Lan beradah di perguruan Ying You Sect. Menghabiskan waktu untuk mengistirahatkan tubuhnya yang masih lemah. Geni atau yang di kehidupan ini bernama Liu Xiao Lan masih belum dapat mencernah apa yang sebenarnya terjadi dan Ia alami. Ia tak menyangka jika malah jatuh kedunia yang asing ini meskipun telah melihat seluk beluk dunia ini melalui ingatan yang dimiliki oleh putri Liu Xiao Lan. Ia masih sulit untuk mencernahnya. Dunia ini sangat kejam gambaran yang diberikan oleh Geni. Disini orang yang kuat akan dihormati dan yang lemah akan ditindas seperti yang dialami oleh putri Liu Xiao Lan. Sungguh lagi-lagi sistem kasta yang menyebalkan. Ia menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya. Saat Ia mengusap wajahnya ada yang aneh dengan wajah ini. Ia pun mengambil cermin perunggu yang kebetulan ada di atas meja dekat ranjang itu. Saat Ia bercermin Ia sungguh kaget bukan kepalang bagaimana permukaan wajah ditumbuhi oleh semacam jerawat yang besar-besar. (Bisa kalian bayangkan betapa buruknya itu). Ia memperhatikan dengan seksama dan memeriksa denyut nadinya. Sekarang dia tahu alasan kenapa wajahnya bisa seperti ini. Liu Xiao Lan seharusnya sudah mati sejak lama. Tapi sepertinya tubuhnya melawan melawan racun itu tapi tidak berhasil mengeluarkannya dari tubuh itu malah tertumpuk di wajahnya. ' Kau hebat juga Liu Xiao Lan ' batin Geni. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Di dalam ruangan yang cukup indah tetapi juga cukup tertutup untuk membicarakan hal penting yang rahasia. Disana terdapat seorang pria paru baya sedang duduk sambil meminum teh dengan santainya. Dia mengenakan Hanfu berwarna kuning pucat. Dia nampak seperti baru berumur lima puluh tahunan. Rambutnya yang sudah memutih tidak patah aura agung yang di pancarkannya. Kemudian seseorang membuka pintu dan masuk. Orang itu tak lain adalah guru Xu. "Hormat hamba Guru!" Guru Xu memberi hormat. "Hn. Bagaimana keadaannya?" Yang diketahui adalah seorang Guru. "Menjawab Master. Keadaanya mulai memperbaiki dan Ia mulai berbicara" jawab guru Xu. "Terus lihat perkembangannya dan laporkan kepadaku" kata orang yang dipanggil Master itu. "Baik Master" timpal Guru Xu. Kemudian ia berjalan kearah jendela yang menampilkan pemandangan hutan alami. ' Sebentar lagi! Sebentar lagi seorang monster akan lahir! ' "Perlakukan dia dengan baik, kau boleh pergi," perintah Master itu. "Baik Master. Hamba undur diri" kata guru Xu lagi kemudian berbalik pergi. ❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD