Part 2

887 Words
Sabtu 19.02 Angel tengah berada di sebuah resto mewah bersama kedua orang tuanya, dia mengenakan gaun selutut dengan potongan bahu sabrina yang membuatnya kurang nyaman, sepertinya mami memang berniat membuatnya berpenampilan seperti wanita dewasa. Jangan lupakan high heels sialan yang membuat Angel hampir terjatuh saat menaiki tangga di depan restoran tadi. Angel hanya menunduk seperti tak tertarik dengan keadaan di sekelilingnya, dia lebih tertarik pada ponsel ditangannya karena Aurora sedang melakukan live exor'dium dot di instagramnya.  Oh ya, Angel baru ingat. mungkin acara perjodohan ini yang membuat mami dan papi menentang keras keinginannya untuk menonton konser boygroup kesayangannya.  Bahkan mami sampai tidak perduli pada Angel yang melakukan aksi mogok makan yang dilakukan Angel sebagai wujud protes. "Mi, rencananya kelurga Marcello itu mau datang berapa abad lagi? Angel cape nih nunggunya. " "Bentar lagi Angel, kan janjian nya emang jam 19.30 sayang. " "APAAAA?" "suara kamu tuh bisa dikondisikan gak? Malu diliat orang, jangan tunjukkan kelakuan bar-bar kamu disini. " "Kalo emang janjiannya jam 19.30, ngapain kita disini dari jam 18.30 mi?" Ucap Angel dengan suara yang dia usahakan setenang mungkin, padahal dia ingin sekali berteriak sambil menggebrak meja. "Ya mami takut telat aja" ucap mami sambil memalingkan pandangannya ke arah pintu restoran. "Angel gak mau tau ya mi, kalo sampe keluarga Marcello itu telat 5 menit aja, Angel bakal pulang naik Grab," ucap Angel dengan nada mengancam. "Terserah, kalo keesokan harinya kamu mau jadi gembel," Balas mami tak mau kalah. Ucapan mami barusan membuat Angel kembali menunduk untuk fokus kepada ponselnya yang ada di tangannya, sementara papi hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku istri dan anak perempuannya yang memang hampir setiap hari berdebat karena masalah-masalah kecil seperti ini. "Selamat malam pak Danuarta, maaf membuat kalian menunggu. Ada sedikit kendala saat diperjalanan tadi" ucap seorang wanita paruh baya dengan sopan. Dilihat dari gaya berpakaian nya, jelas sekali bahwa dia bukan orang sembarangan. Oh ya, jangan lupakan seorang pria yang berdiri disampingnya dengan gaya yang tak kalah berkelasnya, lalu ada sekitar lima orang bodyguard yang berada tepat dibelakang mereka. Kedatangan keluarga Park membuat Angel menghentikan kegiatannya, dia menyimpan ponselnya didalam tas dan lantas meluruskan pandangannya untuk melihat anak dari keluarga Park yang akan dijodohkan dengannya.  Speechless Seperti itulah ekspresi Angel saat melihat pria yang duduk tepat di hadapannya saat ini, Angel menatapnya nyaris tak berkedip. "Kenapa bisa dia?  Ya tuhan kenapa bisa dia? " batin Angel. Kenapa pria itu tidak berubah sedikit pun, matanya, tatapannya, kharisma nya. Dan oh ya, senyuman sopannya tak berubah satu senti pun. Dia masih sama seperti pria yang Angel temui tiga tahun lalu, namun bedanya dia semakin terlihat dewasa dan lebih tampan tentunya. Seketika Angel menyesal kenapa dia tidak menuruti perintah mami untuk berdandan ke salon. Dia hanya menggunakan make up tipis hasil mencontoh dari tutorial seorang beauty vlogger yang dia yakini hasilnya tak maksimal karena Angel kurang mahir dalam mengaplikasikan nya. "Ini pasti Angel ya?" tanya wanita paruh baya tadi yang Angel yakini itu adalah Nyonya park, ibu dari pria yang ada di depannya ini. "Mami kamu pasti bohong, dia bilang kamu adalah gadis yang cantik" ucap nyonya park. Angel hanya terdiam, dia tidak sanggup untuk mengeluarkan suara untuk bicara dan hanya memilih untuk menunduk. "Tapi ternyata kamu bukan hanya sekedar cantik, tapi kamu sangat cantik. " puji nyonya park. Seketika Angel menegakkan kepala nya dan memandang Nyonya park dengan senyuman kecil yang dia buat semanis mungkin. Angel pikir akan mudah baginya untuk dekat dengan calon mertuanya ini nantinya karena kelihatannya Nyonya park bukanlah tipikal mertua yang kaku, yang menganggap menantu adalah robot yang bisa di atur sesuka hati. Candaan Nyonya park sontak membuat orang-orang yang ada di meja tertawa. Kecuali satu orang, hanya satu orang yang tidak terpengaruh atas candaan Nyonya park. Ya, lelaki yang ada di hadapan Angel itu, dia hanya menatap Angel tanpa ekspresi. Tidak ada ekspresi senang, sedih, ataupun marah dari wajah nya. "Mario, wanita cantik yang kamu tatap dari tadi itu adalah calon istri kamu. Perkataan ibu tidak salah kan?  Kamu akan terpesona padanya". Hening Mata semua orang yg ada di meja ini menatap ke arah Mario. Mario hanya menatap ibunya dengan sedikit senyuman yang dia usahakan sesopan mungkin. Hey, ada apa dengan senyuman itu,senyuman Mario membuat Angel berpikir ada sesuatu yang aneh disini. "Jadi kapan tepatnya kita bisa meresmikan hubungan kita menjadi besan?" tanya pria yg memakai tuxedo hitam memecah keheningan, pria yang Angel yakini itu adalah tuan Park. "Bagaimana kalau bulan depan? Karena bulan depan bertepatan dengan ulang tahun Angel yang ke dua puluh satu tahun" jawab ayah Angel. "Ide yang bagus, ibu dan mami Angel akan menyiapkan pesta pernikahan kalian. Jangan terkejut kalau pesta pernikahan kalian nanti akan di nobatkan menjadi pesta termewah tahun ini. " ucap Nyonya park dengan bangga. Sontak seluruh orang yang ada di meja pun tertawa, kecuali Angel dan Mario tentunya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "Oh iya Angel, kenalan dulu dong sama calon suaminya. Kenapa diam aja dari tadi, sebelum keluarga Park datang kamu yang paling antusias,katanya gak sabar pengen ketemu". Bagus, mami memang orang yang paling pintar berimprovisasi. Dan improvisasi mami kali ini berhasil membuat Angel malu setengah mati di depan Mario. Tanpa di duga, Mario mengulurkan tangannya di depan Angel. "Mario Marcello." "Kau bisa memanggilku Mario". Angel pun meneriman uluran tangan Mario dan menjabatnya dengan sopan. "Nama ku Angelica Stephanie Danuarta, kau bisa memanggilku Angel". **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD