Perjanjian Pernikahan Mendadak

602 Words
Duniaku terasa berputar. Pernikahan? Dengan pria dingin yang bahkan tidak mau menoleh ke arahku? Aku menelan ludah, berusaha menenangkan diri. Ini pasti lelucon. Tapi ekspresi serius Tuan Haryo, pengacara keluarga yang kukenal sejak kecil, mengatakan sebaliknya. Ruangan itu terasa hening, hanya ada detak jam dinding yang terdengar sangat keras. Rain Louis tetap tenang terlalu tenang. Ia menatap Tuan Haryo, lalu ke arahku. Matanya yang tajam memindai diriku dari ujung rambut hingga ujung kaki, seolah aku adalah masalah yang baru saja muncul di laporan keuangannya. Ia tidak peduli, itu yang kutangkap dari tatapannya. Dan itu membuatku marah. "Ini tidak masuk akal," gumamku, suaraku sedikit bergetar karena emosi. "Masuk akal atau tidak, ini adalah wasiat yang sah, " jawab Tuan Haryo. Ia meletakkan dua dokumen di meja. "Wasiat ini ditandatangani oleh almarhum kakek dan nenek buyut Anda. Keduanya memiliki keinginan yang sama untuk menyatukan dua keluarga besar ini." ​Rain akhirnya membuka mulutnya. "Apa syaratnya?" Suaranya dalam dan berwibawa, nada yang biasa kudengar dari para CEO di televisi.. "Untuk mewarisi semua aset, Anda berdua harus menikah. Dan jika dalam waktu lima tahun tidak ada keturunan, warisan akan dialihkan ke yayasan amal, " jelas Tuan Haryo, membuatku terkejut untuk kedua kalinya. Keturunan? Ini bukan hanya pernikahan. Ini adalah jebakan. Aku menatapnya, mencari tanda-tanda lelucon di wajahnya, tapi tidak ada. Tanganku mengepal kuat di bawah meja. "Ini gila! Aku tidak akan menikah demi uang! Terutama dengan pria yang bahkan tidak ku kenal!" protes ku. bangkit dari kursi. Rasanya, napas tertahan di paru-paru. Mimpiku tentang galeri seni dan karirku sebagai desainer interior, semuanya seolah sirna dalam sekejap. Rain memutar bola matanya, ekspresinya jijik terlihat samar di wajahnya. "Tenanglah. Tidak ada yang memaksamu," katanya dengan nada merendahkan. Seolah amarahku ini hanya drama murahan. "Kamu pikir aku akan setuju dengan ini?" aku menunjuknya. "Aku punya karir, punya kehidupan! Aku bukan boneka yang bisa kamu jadikan alat untuk mendapatkan warisan." Rain menyeringai tipis. "Sebaliknya. Aku tidak butuh warisan itu. Perusahaan ku jauh lebih berharga. Ini hanya formalitas yang merepotkan," katanya lalu kembali menatapku dengan tatapan datar. Tatapan yang sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan atau bahkan rasa hormat. "Tapi jika memang harus, kita bisa buat perjanjian." ​"Perjanjian?" tanyaku bingung. "Pernikahan kontrak. Kita menikah, tinggal satu atap, dan pura- pura bahagia di depan keluarga dan publik. Tapi di luar itu, kita tidak saling mencampuri. Kamu bebas melakukan apa pun, aku juga." Dia berhenti sejenak, menatapku, seolah mengukur seberapa besar harga diriku. ​"Setelah lima tahun, atau setelah wasiat terpenuhi, kita bisa berpisah. Kamu mendapatkan bagianmu, aku mendapatkan milikku." Tawaran itu... terasa seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memberiku jalan keluar. Dia sisi lain, ia melukaiku. Ia menganggap ini hanya bisnis. Tidak lebih, Seolah hidupku bisa dibeli dengan janji-janji kosong. "Kenapa kamu setuju?" tanyaku, suaraku kembali tenang, tapi jauh lebih dingin dari sebelumnya. ​"Karena aku tidak punya pilihan," Rain menjawab singkat. "Aku harus memenuhi wasiat agar nama keluarga tidak tercemar dan bisnisku tidak terganggu hanya karena ini." ​Aku menatapnya. Tampan, kaya, dan sukses. Tapi juga arogan, dingin, dan tidak berperasaan. Pria seperti dia tidak akan pernah mengerti apa artinya berjuang untuk sebuah impian, untuk kebebasan. Mereka hanya tahu tentang angka dan keuntungan. ​"Baik," kataku, membuat Rain sedikit terkejut. "Aku setuju." ​Rain mengangguk pada Tuan Haryo. "Siapkan dokumennya dan... Rahasiakan ini." "Baik saya akan tutup mulut." ​Aku menoleh ke arah jendela, menatap gedung-gedung tinggi di luar sana. Mereka tampak begitu jauh. Aku baru saja menjual jiwaku. Untuk apa? Untuk sebuah wasiat dan janji yang tidak jelas. Dan di seberangku, duduk pria yang bahkan tidak peduli dengan kehancuran mimpiku. Pernikahan ini... akan menjadi sebuah neraka bagiku.. ​
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD